Connect with us

News

Air Mata Sersan Nainggolan di hadapan Jenderal Doni Monardo. Ini kisahnya

Berman Nainggolan Lumbanradja

Published

on

Artikel akhir pekan, ada cerita mie gomak

Koin24.co.id–Tanpa sadar matanya berkaca-kaca. Ia teramat haru atas pengalaman semasa di Batalyon 741/ Satya Bhakti Wirotama, Singaraja, Bali. Adalah sersan Hotlan Nainggolan yang mengilas kembali ingatannya tentang Mayor Doni Monardo, komandannya ketika itu.

“Waktu beliau menjadi Danyon tahun 1999, pangkatnya Mayor kemudian naik menjadi Letkol. Sedangkan saya prajurit tamtama berpangkat Prada, prajurit-dua. Saya lulus sekolah tamtama di Kodam V/Brawijaya tahun 1998. Penempatan pertama langsung di Singaraja, di bawah Kodam IX/Udayana,” ujar Nainggolan, membuka kisah.

Itu artinya, saat Doni Monardo menjadi Danyon, usia dinas aktif Prada Nainggolan baru setahun. “Yang saya ingat betul, saat beliau masuk, langsung melakukan perombakan,” kata Nainggolan.

Markas Batalyon dibuat lebih rapih, teratur, dan bersih. Seluruh prajurit, mulai dari yang pangkat terendah hingga perwira tertinggi selain Danyon, diberi tugas spesifik. “Lalu beliau membangun tim olahraga Batalyon. Nah, saya termasuk yang dipilih masuk tim olahraga. Beliau langsung yang menggembleng kami,” kenangnya.

Bicara olahraga di militer, bukan semata jenis cabang olahraga yang kita ketahui pada umumnya, seperti sepakbola, tenis, bulutangkis, dan lain-lain. Ini tentang olahraga militer. “Kami digembleng untuk persiapan mengikuti Ton Tangkas (Peleton Tangkas) Angkatan Darat. Jadi langsung ke level nasional, mewakili Kodam IX/Udayana,” ujarnya.

Cabang-cabang olahraga yang dipertandingkan biasanya lari militer (3.200 meter), renang militer, ilmu medan, menembak pistol, menembak senapan, lintas medan, dan lain-lain. “Seluruh atlet peleton tangkas harus bisa semua. Yang tidak bisa berenang, diajari renang langsung oleh komandan,” kata Nainggolan seraya menambahkan, “pak Doni menguasai semuanya.”

Sebagai prajurit yang dipersiapkan ke Ton Tangkas, Nainggolan –dan prajurit atlet lain—dibebaskan dari tugas dalam (Batalyon). Hari-hari mereka isi dengan berlatih dan berlatih. “Waktu itu menjelang Kejuaraan Ton Tangkas tahun 2000,” kata lelaki kelahrian Porsea, 23 Agustus 1977 itu.

Ada saja cara Danyon Doni Monardo memotivasi para prajurit untuk melecut prestasi setinggi-tingginya. Di setiap latihan, Doni selalu membuat simulasi seperti pertandingan yang sebenarnya. “Yang menang (latihan) juga mendapat hadiah dari komandan,” kata Nainggolan, sambil tertawa.

Nainggolan di mata Doni, berbakat untuk cabang menembak senjata otomatis. Karenanya, selain cabang-cabang lain, ia diberi porsi latihan menembak yang lebih dari yang lain.

Khusus olahraga berenang, Nainggolan punya kesan yang dalam. Bayangkan, sebelumnya ia kesulitan berenang. Apalagi renang militer, yang harus berpakaian PDL lengkap, dengan helm, ransel dan menenteng senapan, serta mengenakan sepatu lars. “Dari yang tidak bisa renang, saya sampai bisa dan catatan waktu terbaik saya 47 detik untuk jarak 50 meter.

Singkat kata Batalyon 741 Wirotama menyabet urutan ke-4. Tiga urutan di atasnya masing-masing: Kopassus, Kostrad, dan Kodam Jaya. “Sepanjang berdirinya batalyon, belum pernah tembus empat besar. Bahkan sepuluh besar pun belum pernah. Sejak itu, batalyon kami diperhitungkan di setiap olahraga militer,” kata ayah dua anak ini, bangga.

*Mie Gomak*

Kisah mengharu-biru ia tuturkan saat dikirim batalyon 741 pada ajang Porad (Pekan Olahraga TNI Angkatan Darat) tahun 2000 yang dipusatkan di markas Divisi Infanteri (Divif) I/Kostrad, Cilodong, Bogor, Jawa Barat. Nainggolan dipercayakan turun di nomor menembak (senapan) otomatis.

“Besok pagi bertanding, malamnya saya sakit. Demam, badan meriang gak karuan,” katanya membuka kisah.

Mengetahui atletnya sakit, Danyon 741 Letkol Inf Doni Monardo segera mendatangi Nainggolan yang tergolek lemas di velbed barak Divif I/Kostrad. Ia mengajak serta Pasi Ops Yon 741, waktu itu, Kapten Inf Franz Yohanes Purba. Terakhir bertemu Nainggolan, ketika Purba menjabat Staf Ahli Pangdam I/Bukit Barisan Bidang Hukum dan Humaniter, berpangkat kolonel. Saat ini, Purba menjabat Wadanmentar Akmil Magelang.

Kembali ke kisah Nainggolan yang tergolek demam sebelum turun ke pertandingan menembak otomatis esok paginya. Doni memeriksa kondisi Nainggolan dengan sangat kebapakan.

Pelan Doni bicara, “Nainggolan, kau tidak boleh sakit. Coba katakan, kamu ingin makan apa. Coba pikirkan, makanan apa yang sangat ingin kamu makan saat ini,” kata Nainggolan menirukan bujukan komandannya.

Sungguh tak karuan perasaan Nainggolan. Ia sangat segan didatangi dan diperhatikan komandannya sedemikian rupa. Lama ia termenung, hingga akhirnya terlintas pikiran makanan kesukaannya di Porsea, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, yakni mie gomak.

Mie Gomak adalah makanan khas suku Batak Toba dari Sumatera Utara. Masakan khas ini bisa ditemui di daerah sekitar Danau Toba, mulai dari Porsea, Balige, Laguboti, Tarutung, hingga Tapanuli Selatan. Disebut mie gomak karena dahulu ketika mie akan disajikan ke piring, mienya “digomak” atau diremas langsung menggunakan tangan. Bentuknya mirip sphagetti (mi lidi), dimasak berkuah santan bumbu andaliman.

Doni sempat mengernyitkan dahi demi mendengar nama menu yang disebut Nainggolan. Ia seketika menoleh ke Kapten Purba yang mendampinginya. “Nah, Purba, kau cari sampai dapat mie gomak untuk Nainggolan, biar dia sembuh dan besok bisa bertanding,” perintah Letkol Doni kepada Kapten Purba.

Correct, Kapten Purba mengangkat tangan hormat sambil menjawab, “Siap!” Balik kanan dan menghambur ke luar barak, mencari mie gomak

Usai Kapten Purba pergi, Doni sejenak menemani Nainggolan, dan minta ia istirahat. Tenangkan pikiran, sambil menunggu mie gomak kesukaannya, yang sedang dicarikan oleh Kapten Purba.

“Jujur, perasaan saya campur-aduk, antara segan, takut, khawatir…. Bayangkan, di mana mencari mie gomak malam-malam begini. Di Cilodong pula!” kata Nainggolan, ekspresinya serius.

Mujur tak dapat ditolak, Purba berhasil mendapatkan mie gomak pesanan Nainggolan. Nainggolan sempat berpikir, ada kemungkinan Purba keliling Jakarta. Sebab, sebelum dinas di Batalyon 741, ia pernah dinas di wilayah Jakarta. Kemungkinan kedua, sebagai orang Batak, ia tak kurang akal untuk mencari orang Batak lain yang bisa menyiapkan mie gomak malam itu juga.

Entahlah. Nainggolan sendiri tak pernah mengetahui bagaimana “perjuangan” Kapten Purba melaksanakan perintah komandannya untuk mencarikan mie gomak bagi kesembuhan Nainggolan.

Yang ia tahu, Letkol Doni dan Kapten Purba kembali mendatangi tempat tidurnya, dan menenteng sebungkus mie gomak. “Nah, ini makanan yang sangat kamu inginkan. Sekarang makanlah selagi hangat. Pakaianmu biar Kapten Purba yang menyiapkan. Sepatumu, biar Kapten Purba yang menyemir,” kata Doni, lalu melempar pandang ke Kapten Purba.

Sigap Kapten Purba melaksanakan perintah komandannya. Ia pun menyemir sepatu Nainggolan hingga kinclong.

“Di situ saya tak kuasa menahan air mata. Betapa besar perhatian komandan saya, Pak Doni Monardo, dan juga perwira Pasiops saya, pak Purba. Pangkat saya hanya Prajurit Satu, beliau-beliau perwira,” kata Purba. Matanya berkaca-kaca.

Seketika, Nainggolan merasa segar kembali. Demamnya menguap. Perhatian komandan dan perwira di Batalyon 741, ia rasakan benar-benar membesarkan hatinya. Kini ia bisa menyimpulkan, Doni Monardo sangat pandai membangun kesatuan. Doni seorang yang tulus di mata Nainggolan.

“Saat itu, suasananya benar-benar tidak ada kesenjangan antara perwira dan tamtama. Misi adalah segala-galanya. Hati saya seketika merasa membesar, semangat menyala-nyala, ingin rasanya malam segera berlalu, datang pagi dan bertanding. Saya akan berikan yang terbaik bagi komandan, bagi batalyon,” kata Nainggolan berapi-api.

Perhatian Doni tidak berhenti sampai di situ. Pagi-pagi sekali, ia sudah mendatangi barak prajurit, dan memastikan semua BAB. “Itu keharusan. Setiap pagi, kami semua para atlet wajib BAB. Kata komandan, supaya tidak demam panggung saat mulai tanding. Bayangkan, soal-soal kecil seperti itu pun beliau perhatikan,” kata Nainggolan pula.

Saat bertanding pun tiba. Hasilnya, sungguh luar biasa. Nainggolan, tamtama berpangkat prajurit satu dari batalyon “antah berantah” berhasil menyisihkan para penembak otomatis kesatuan lain, dan berhasil menembus papan atas, dengan meraih Juara III. Dua juara di atasnya direbut Kopassus (Juara I), dan Divisi I Kostrad (Juara II).

*Salam Wirotama*

Kenangan manis yang akan terbawa hingga akhir hayat. “Tahun 2001 beliau pindah menjadi Dandenma Paspampres (2001—2003), posisinya digantikan Mayor Inf Ganip Warsito,” katanya. Nainggolan sendiri tetap di Singaraja.

Tahun 2010, Nainggolan pindah tugas ke Kodim Karo, Sumatera Utara. “Waktu kejadian erupsi Gunung Sinabung pertama tahun 2010, saya pas di sini,” katanya.

Letusan Sinabung kembali mempertemukan dirinya dengan sang komandan. Ketika itu Doni mendampingi Presiden SBY meninjau Sinabung, dalam pangkat Kolonel dan jabatan Komandan Grup A Paspampres (2008 – 2010).

Ketika bertemu, Nainggolan langsung memberi hormat dan memberi salam, “Wirotama!” Seketika Doni ingat prajurit pemesan mie gomak saat Porad di Cilodong sepuluh tahun yang lalu. “Saya diajaknya ke tenda beliau. Di sana banyak pejabat, banyak menteri. Ada yang bertanya, ‘ini siapa Don’, dan komandan menjabat, ‘ini dulu anak buah saya di Singaraja’,” kenang Nainggolan.

Pertemuan kedua (usai penugasan Singaraja), terjadi belum lama, hari Rabu 8 Juni 2022 di Taman Simalem Resort, Karo. Kebetulan, Doni Monardo selaku Komut MIND ID berkunjung ke sana. Dalam kapasitas sebagai Staf Ahli Satgas Penyelamatan Danau Toba, Doni hadir dalam Rakor Penyelamatan Danau Toba, diikuti aksi penanaman pohon di Bukit Gajah Bobok, Karo.

Nainggolan kini sudah berpangkat Sersan Satu (Sertu), dan berdinas di Unit Intel Kodim 0205/Tanah Karo. Saat itu, ia sedang menunggu di kamar Dandim Karo, Letkol Inf Benny Angga (Kopassus, Akmil 2003).

“Tiba-tiba saya melihat ada pak Doni Monardo. Saya langsung menghampiri dan hormat sambil beri salam, ‘Wirotama, jenderal’,” katanya.

Doni tersenyum lebar melihat Nainggolan. Terkenang kembali kenangan Singaraja. Doni seketika mengajak Nainggolan sarapan bersama. Kepada anggota rombongan yang menyertai, Doni langsung mengenang heroik Nainggolan dan tim sepakbola Batalyon 741 bertanding dalam ajang kejuaraan olahraga TNI-AD.

“Waktu itu tim saya kalah telak 6-0 hingga babak pertama. Lalu saya bangkitkan motivasi mereka dengan mengatakan, ‘tenang saja, mereka paling hanya kuat di 45 menit pertama, kita sikat mereka di 45 menit babak dua’,” kata Doni sambil tertawa.

Tapi apa yang dikatakan Doni ternyata benar. Babak kedua, ball possession (penguasaan bola) diambil alih kesebelasan Yon 741. Pelan-pelan, mereka mulai mencetak gol: 6 -1, 6 -2, 6 – 3, 6 – 4, 6 – 5, 6 – 6. Sampai di kedudukan imbang, moril pemain Yon 741 bangkit, dan main makin kesetanan. Dan ketika peluit panjang ditiup wasit, skor akhir adalah 6 – 9, untuk kemenangan Yon 741, di mana Doni Monardo sebagai Komandan Batalyon-nya.

Atas prestasi gemilang Yon 741, Nainggolan beberapa kali menyebutkan tingkat intensitas gemblengan yang diberikan Komandan Doni Monardo. “Wah, latihan kami imbang-imbanglah sama Kopassus,” katanya sambil tertawa.

Ditanya kesannya atas pertemuan kembali dengan Doni Monardo, setelah 12 tahun (pasca Sinabung 2010), Nainggolan spontan menjawab, “Tidak berubah. Beliau selalu baik kepada prajurit. Sangat baik dan perhatian. Kalaupun keras, itu demi kami para prajurit yang dipimpin,” katanya seraya menambahkan, “suatu hari dalam sebuah apel saya ingat betul kata-kata beliau, tidak ada prajurit salah, yang salah adalah komandan.”

Karena itu, para perwira di Batalyon 741 pun digembleng jiwa kepemimpinan yang keras. Ia mencontohkan soal kemampuan menembak. Bahwa perwira dibekali satu unit pistol, umum mengetahui itu. Akan tetapi, oleh Doni diberi tambahan kalimat, “Boleh membawa pistol kalau bisa menembak. Sebaliknya, yang tidak bisa menembak, letakkan pistol di meja saya. Jangan bawa pistol.”

Yang terjadi kemudian, semua perwira di Yon 741 pun berlatih menembak intensif. Doni Monardo pula yang menjadi instruktur, hingga semua perwira akhirnya mahir menembak. Mereka pun boleh memegang pistol.

Saat wawancara diakhiri, buru-buru Nainggolan mencegah. Katanya, “Tunggu, ada satu lagi yang harus saya sampaikan terima kasih kepada beliau. Yaitu bentuk perhatian kepada kami mantan anak buahnya,” katanya.

Salah satu contoh, ia sebutkan saat batalyonnya mengikuti pertandingan olahraga militer di Serang, Banten. Tim Yon 741 hanya membawa satu kaos tim. Mereka pun menghubungi Doni. Tidak lama kemudian, datang bantuan kaos tim, lima set untuk tiap atlet. “Jadi,kami ketambahan kaos tim lima, sumbangan beliau,” kata Nainggolan tersenyum lebar.

*_(egy massadiah/roso daras)_*

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

News

SAFARI RAMADAN YASTROKI, DR. TUGAS : SI MISKIN RENTAN STROKE

Berman Nainggolan Lumbanradja

Published

on

Soni (stroker baju hitam tengah deretan depan) tampak ceria di tengah kunjungan rombongan Yastroki ke Lubang Buaya, Jaktim. ( foto ist)

JAKARTA, Koin24.co.id – Rakyat miskin paling rentan terserang stroke. Imbas tekanan memenuhi kebutuhan hidup, sehingga kurang peduli menjaga kesehatan.

Fenomena tersebut dijumpai pada sejumlah negara miskin. Beda daripada negara kaya, walau banyak makanan tinggi kolesterol, rakyatnya relatif lebih peduli terhadap pola hidup sehat.

Dr. Tugas, kedua dari kanan, foto bersama stroker Wahyudi, ketiga dari kanan, dan peserta Safari Ramadhan Yastroki di Cibitung, Bekasi. ( foto ist)

Menurut Mayjen TNI (Pur.) Dr. dr. Tugas Ratmono SpN, MH, data statistik tingkat dunia menyebutkan si miskin penderita stroke lebih tinggi dibandingkan dengan si kaya juga terjadi di Indonesia.

“Bagi yang ekonomi kuat punya kepedulian menjaga pola hidup sehat,” jelasnya sebagai Ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki).

Menyikapi problem yang ada, Selasa,(19/03), Yastroki bersama Kreshna ( Komunitas Sahabat Stroker atau komunitas bekas penderita stroke) antara lain bersafari Ramadhan sambil membagi bahan pangan dan tongkat kepada stroker di Kel. Lubang Buaya, Jaktim dan Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.

Kunjungan kemanusiaan ke rumah stroker sambil menyemangati yang bersangkutan. “Jaga kesehatan, rutin olahraga agar jangan sampai stroke lagi,” kata Dr. Tugas yang juga didampingi Toto Irianto, Ketua Yayasan Kota Jakarta Weltevreden dan lainnya.

PAKET RAMADAN

Upaya menyantuni stroker mengisi Ramadhan 1445/2024, Yastroki menggalang donasi khalayak. Bantuan dapat berupa paket sembako dan lainnya yang bermanfaat langsung bagi stroker dalam menjalani ibadah puasa.

“Kami menampung bantuan dari berbagai pihak untuk disalurkan kepada stroker yang membutuhkan, ” kata Titiek Suryanti, Kepala Sekretariat Yastroki beralamat di Gedung Mega Kuningan, Jl. R. Rasuna Said, Jaksel.

TAMPAK CERIA

Stroker Soni di Lubang Buaya, Jaktim bersama keluarga, dan Wahyudi di Cibitung, Bekasi, tampak ceria menyambut rombongan Safari Ramadan Yastroki. Sambil mendengarkan arahan motivasi hidup sehat oleh Dr. Tugas, berkali- kali mengucapkan terima kasih.
Jumlah stroker se-Jabodetabek tergabung dalam Komunitas Kreshna sekitar 750 jiwa. Suhadi, pimpinan Komunitas Kreshna, menjelaskan pihaknya berupaya membimbing penguatan iman kepada Tuhan YME hingga kemandirian ekonomi keluarga sesama anggota.

PENYEBAB KEMATIAN

Stroke menjadi penyebab kematian urutan kedua di dunia pada tahun 2015 dan urutan pertama di Indonesia pada tahun 2014.

Data Kemenkes RI menyebutkan berdasarkan diagnosis dokter pada penduduk umur 15 tahun ke atas ada 10,9% atau diperkirakan sebanyak 2.120.362 penderita stroke.

Pemerintah berupaya menurunkan jumlah penderita dengan cara memperkuat pencegahan antara lain mengkampanyekan konsumsi makanan bergizi seimbang, menjaga kadar gula dalam darah, rutin cek kesehatan minimal 6 bulan sekali.

Continue Reading

News

BPN Kota Depok Bahas Progres PTSL 2024, Indra Gunawan: Edukasi Warga, Benamkan Pungli

Berman Nainggolan Lumbanradja

Published

on

Kepala BPN Kota Depok Indra Gunawan bersama Ketua Tim I Agus Tresna, Ketua Tim II Indrayanto menggelar rapat koordinasi PTSL 2024 yang berlangsung di aula Kantor Pertanahan Kota Depok. (Foto: BPN Kota Depok)

DEPOK Koin24.co.id – Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Depok, Indra Gunawan, mengungkapkan harapannya agar program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dapat berjalan dengan baik dan mampu menembus target yang dicanangkan tahun 2024.

Indra Gunawan menekankan pentingnya program PTSL sebagai wujud kepastian hukum untuk perlindungan hak atas tanah bagi masyarakat Kota Depok. Jangan sampai, program baik ini melahirkan oknum pungli (pungutan liar) yang merusak dan merugikan publik.

“Kalau targetnya 5000 bidang, artinya pekerjaan tahun ini lebih berlipat dari tahun-tahun sebelumnya. Maka, butuh inisiatif dan inovasi ekstra untuk merangsang masyarakat berperan aktif mendaftarkan bidang tanahnya,” jelas Indra Gunawan dalam rapat koordinasi dengan tim PTSL, Senin,(18/3/ 2024).

Dengan target besar ini, BPN Kota Depok harus mampu menutup ruang gerak pungli, caranya bekerja sama dengan aparatur kelurahan, kecamatan, hingga kepolisian setempat.

“Masyarakat Kota Depok harus terus diedukasi, jangan biarkan mereka larut dengan janji-janji oknum yang tak bertanggungjawab dengan alasan bisa memuluskan program PTSL. Saatnya bemankan pungli,” tegasnya.

Ditambahkan Indra, program PTSL yang diinisiasi oleh Kementerian ATR/BPN merupakan kebijakan strategis agar masyarakat mendapatkan sertifikat tanah dengan mudah, terjangkau dan mencegah praktek pungutan liar (pungli).

“Masyarakat perlu diimbau berulangkali untuk memanfaatkan program PTSL ini serta melaporkan segala bentuk pungli yang terjadi, sehingga pembuatan sertifikat tanah dapat berjalan dengan lancar dan adil bagi semua pihak,” tegasnya.

Indra Gunawan kembali mengingatkan bahwa PTSL bukan hanya sebatas merealisasikan target atau menambah target. Tapi yang terpenting mampu memberikan kepastian dan perlindungan hukum atas hak tanah masyarakat.

Melalui program PTSL yang terus digencarkan BPN Kota Depok, data yang diperoleh dapat menjadi dasar dalam perencanaan penggunaan lahan yang lebih terarah, mengurangi konflik kepemilikan tanah, dan mendorong pembangunan yang berkelanjutan.

Program PTSL merupakan inisiatif pemerintah yang bertujuan untuk mendaftarkan tanah-tanah di seluruh Indonesia secara sistematis dan lengkap.

Program PTSL diharapkan dapat membantu masyarakat mendapatkan sertifikat hak atas tanah mereka, yang nantinya akan memberikan kepastian hukum dan perlindungan hak atas tanah.

“BPN Kota Depok akan terus berupaya untuk memastikan program ini berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan,” jelas Indra Gunawan.

Sementara itu, Ketua Tim I PTSL Kota Depok Agus Tresna mengatakan, dari data dashboard per Maret 2024, terdapat 404 berkas yang masuk dalam tahap puldadis (pengumpul data yuridis) sedangkan 373 sudah masuk dalam tahap pemberkasan.

“Dari kalkulasi di atas, bisa kita simpulkan terdapat 312,94 hektare sebagai capaian PBT dari target yang ditentukan. Semua sedang on proses mudah-mudahan semua sesuai dengan target PTSL 2024,” jelas Agus Tresna.

Sementara itu, Ketua Tim II PTSL Indrayanto menambahkan, untuk program PTSL untuk wilayah Kecamatan Pancoran Mas, Cilodong, dan Sawanang progresnya cukup baik.

“Untuk tim II dari data masuk terdapat 487 berkas yang masuk dalam tahap puldadis, sisanya 431 bidang, masuk dalam tahap pemberkasan,” kata dia.

Berikut ini target PTSL per bidang di setiap Kecamatan/Kelurahan di Kota Depok:

TIM I PTSL 2024

Beji, Tanah Baru: 450
Beji, Kukusan: 500
Cipayung, Ratu Jaya: 500
Cipayung, Cipayung Jaya: 100
Cipayung, Pondok Jaya: 100
Tapos, Cilangkap: 300
Tapos, Leuwinanggung: 200
Bojongsari, Curug: 150
Bojongsari, Serua: 150
Pancoran Mas, Depok Jaya: 50

Target: 2.500 Sertifikat.

TIM II PTSL 2024

Pancoran Mas, Depok: 100
Pancoran Mas, Mampang: 250
Pancoran Mas, Pancoran Mas: 250
Pancoran Mas, Rangkapan Jaya: 250
Cilodong, Cilodong: 100
Cilodong, Kalibaru: 200
Cilodong, Sukamaju: 200
Cilodong, Kalimulya: 200
Cilodong, Jatimulya: 100
Sawangan, Pengasinan: 500
Sawangan, Sawangan: 250
Sawangan, Sawangan Baru: 100

Target: 2.500 sertifikat

Continue Reading

News

Joni Matondang Terima SK Plt Ketua PWI Pokja Walikota Jaksel

Berman Nainggolan Lumbanradja

Published

on

Jakarta,Koin24.co.id — Joni Matondang terima SK (Surat Keputusan) Pelaksana tugas (Plt) Ketua PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kelompok Kerja (Pokja) Walikota Jakarta Selatan yang diserahkan oleh Plt Ketua PWI Provinsi DKI Jakarta, Kesit B. Handoyo di Markas PWI Provinsi DKI Jakarta, Jalan Suryopranoto, Jakarta Pusat, Rabu, (13/3/2024) siang.

SK penunjukan Plt tertanggal 8 Maret 2024 tersebut untuk kelancaran roda organisasi PWI Pokja Walikota Jakarta Selatan hingga berakhirnya kepengerusan PWI Provinsi DKI Jakarta masa bakti 2019-2024. Joni Matondang menjadi Plt Ketua PWI Pokja Walikota Jakarta Selatan menggantikan Ketua PWI Koordinatoriat (Pokja-red) Jakarta Selatan yang sebelumnya dipimpin oleh Edi Kuswanto yang telah habis masa jabatannya pada tanggal 03 Maret 2024.

Plt. Ketua PWI Provinsi DKI Jakarta, Kesit B. Handoyo mengatakan, nama Koordinatoriat PWI Jakarta Selatan berubah menjadi Kelompok Kerja (Pokja) Walikota Jakarta Selatan.

“Setelah menerima berita acara penunjukan Joni Matondang sebagai Plt ketua PWI Pokja Walikota Jakarta Selatan dan beritanya juga sudah saya sebarkan di group pengurus, maka sudah kita buatkan SK-nya untuk Plt koordinatoriat, maaf, bukan koordinatoriat namanya sekarang, tapi Pokja Walikota Jakarta Selatan yang masa berlakunya hingga berakhirnya kepengurusan PWI 2019-2024. Jadi,nanti jika ada terpilih ketua yang baru maka beliau yang terpilihlah yang akan menunjuk kembali siapa yang akan bertugas untuk 5 (lima) tahun. Jadi nanti lima tahun bukan 3 (tiga) tahun lagi,” papar Kesit B Handoyo.

Di tempat yang sama, Plt Ketua Dewan Kehormatan PWI Provinsi DKI Jakarta, Berman Nainggolan berpesan kepada Joni Matondang agar terus menjaga kekompakan dan kesolidan sesama anggota PWI Pokja Walikota Jakarta Selatan.

“Tetap jaga soliditas PWI Pokja Walikota Jakarta Selatan. Jangan sampai ada friksi-friksi. Itu saja dari saya,” pungkas Berman Nainggolan.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terpopuler