Jakarta, koin24.co.id – Perguruan tinggi harus berperan dalam meningkatkan jumlah wirausahawan di Indonesia. Diharapkan output dari perguruan tinggi tidak hanya diisi lulusan yang mencari pekerjaan, tapi juga sarjana-sarjana yang dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Hal ini disampaikan Rektor Universitas Esa Unggul, Arief Kusuma Among Praja dalam acara Seminar Nasional & Call for Papers pada Rabu (17/3/2021).
Acara bertema “Pemanfaatan Teknologi Informasi Pada Era ‘New Normal’ Dalam Meningkatkan Kreativitas dan Inovasi Untuk Mendukung Enterpreneurship Berbasis Evidence di Lingkungan Perguruan Tinggi” ini digelar secara virtual oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Esa Unggul.
Dalam acara yang dihadiri lebih dari 600 orang dosen dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia ini, Arief menjelaskan, saat ini jumlah wirusahawan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara maju lainnya, seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, Amerika, Australia, dan lainnya.
“Sekarang jumlah wirausahawan di Indonesia ada sekitar 3,5% dari jumlah penduduk di Indonesia. Jumlah tersebut masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain, seperti Malaysia yang mencapai 5%, Thailand 5,1 %, Singapura 7,2 %, China 10%, Jepang 11%, dan USA 12%. Dari data tersebut dapat kita lihat, bahwa negara-negara yang memiliki jumlah wirausahawan tinggi itu memang negara-negara maju. Jadi memang ada korelasi antara jumlah wirausahawan dengan kemajuan suatu negara. Untuk itu kita perlu segera menyusul mereka,” urainya.
Menurut Arief, masih tertinggalnya jumlah wirausahawan di Indonesia juga dapat dilihat pada data Global Enterpreneurship Index 2018. Dimana dari 137 negara di dunia, Indonesia berada pada peringkat 94, di bawah negara Singapura yang berada pada posisi 27, Vietnam 87, Malaysia 58.
“Padahal wirausahawan itu penting dalam menyokong perekonomian nasional, mulai dari menciptakan lapangan pekerjaan baru, meningkatkan pendapatan nasional, menciptakan nilai tambah barang dan jasa, mengurangi kesenjangan ekonomi. Bahkan tercipta masyarakat adil dan makmur. Nah ini mudah-mudahan dengan semakin banyak wirausahawan di Indonesia, maka kita akan semakin mengarah ke kondisi tersebut,” harapnya.
Arief berharap, melalui acara ini para ilmuwan yang berkompeten di bidangnya dapat memberikan masukan dalam rangka meningkatkan jumlah wirausahawan, atau orang-orang kreatif yang ada di Indonesia. “Terutama dari kalangan pemuda dan mahasiswa yang memang dibutuhkan oleh Indonesia untuk menjadi negara yang lebih maju,” tandasnya.
Dalam pidato sambutannya, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Budaya Republik Indonesia (Kemdikbud RI), Nizam menegaskan, bahwa perguruan tinggi telah beradaptasi dengan cepat terhadap kondisi Pandemic Covid 19 ini. Sejak kasus pertama Covid 19 diumumkan terjadi di Indonesia pada 2 Maret 2020, perguruan tinggi segera merespon surat edaran Mendikbud untuk menyelenggarakan kegiatan belajar dari rumah.
“Hal ini untuk menghindari penyebaran Covid 19. Dalam satu bulan pada awal April 2020 kami melakukan survei hampir seluruh kampus telah melakukan kegiatan perkuliahan dari rumah,” urainya.
Selain itu, kata Nizam, Kemdikbud RI juga telah menyiapkan seluruh fakultas kedokteran dan rumah sakit pendidikan untuk menjadi testing center bagi Covid 19. Bahkan pada awal tahun lalu saat kapasitas tes covid 19 masih rendah untuk skala nasional yaitu di bawah 10 ribu, perguruan tinggi telah berkontribusi lebih dari 8.500 tes per hari.
“Kami juga menyiapkan rumah sakit pendidikan kita untuk menjadi tempat penanganan pasien Covid 19 dan menyiapkan 18 ribu tempat tidur di pusat-pusat pelatihan kita sebagai tempat isolasi dan karantina mandiri,” ungkapnya.
Nizam memaparkan bahwa, perguruan tinggi di Indonesia juga telah memobilisasi mahasiswanya untuk membantu mengatasi Covid 19. Kemdikbud juga telah memobilisasi dan mempromosikan kampus-kampus di Indonesia agar melakukan riset-riset terapan untuk mengatasi pandemi Covid 19.
“Kita telah membentuk konsorsium perguruan tinggi untuk melakukan riset Covid 19. Memberikan dukungan keuangan kuliah bagi 860 mahasiswa di perguruan tinggi negeri dan swasta di Indonesia, serta menyediakan internet gratis bagi 8 juta dosen dan mahasiwa di seluruh Indonesia,” imbuhnya. (mel)
You must be logged in to post a comment Login