News
HPN 2025 Kalsel Sukses, Yel Yel HCB Pun Menggema

Published
1 month agoon

Jakarta, Koin24.co.id – Mendidih, menggelegar, berteriak marah Jari-jaripun dikepalkan, keras membatu Siap menghatam, meluluhlantakkan Tidak boleh ada yang membantah Meski untuk menuntut, memperjuangkan hak Sayalah sang raja diraja, katanya pongah Yang lain harus patuh, menundukkan kepala
Itulah sebait puisi dari puisi berjudul “Hati Yang Terbakar” karya sendiri, yang saya bacakan awal Lomba Baca Puisi dalam rangka Hari Pers Nasional (HPN) ke-40/2025, di Wetland Square, Banjarmasin, Kalimanta Selatan,Jumat (7/2/2025). Saya bukan peserta lomba, tapi tampil hanya sebagai selingan setelah lomba dibuka secara resmi oleh Ketua Umum PWI Pusat/Penanggung Jawab HPN 2025, Hendry Ch Bangun.
“Entah apa yang terjadi dengan Djunaedi, tiba-tiba saja dia (waktu itu) mendadak rajin dan lancar menulis puisi,” kata Hendry menyinggung tentang saya, ketika memperkenalkan tiga aggota juri lomba puisi, termasuk saya bersama AR Loebis dan Benny Benke. “Saya adalah lulusan sastra UI, AR Loebis sastra UGM, sedang Benny Benke penyair,” katanya, tanpa menjelaskan saya lulusan dari mana.
Ya, Ketua Umum PWI Pusat itu benar, saya bukan berlatarbelakang pendidikan sastra. Dan dugaan dia juga benar, saya menulis puisi karena ada sebab, saya lagi dirundung kekecewaan, sakit hati, bahkan sedikit stres terkait perkerjaan saya sebagai seorang wartawan pada awal Maret 2006. Sebagai pelarian, selain makin rajin menulis cerita pendek, saya juga belajar menulis puisi. Padahal puisi sebelumnya tidak saya sukai. Apalagi mendengar orang membaca puisi yang berteriak-teriak, seperti marah. Saya banyak belajar dari karya Hendry Ch Bangun dan sahabat saya AR Loebis.
Maaf, saya jadi terlalu asyik membicarakan diri sendiri. Lomba puisi HPN 2025 dengan 23 peserta berjalan lancar, peserta dan para juaranya sama-sama senang, enjoy. Acara ini hanya sebagian kecil dari kegiatan HPN. Banyak kegiatan lainnya, seperti olahraga massal, kegiatan sosial, seminar, diskusi di berbagai lokasi, serta acara pucak HPN yang digelar di Halaman Kantor Gubernur Kalsel, di Banjarbaru. Acara puncak berjalan meriah, di bawah tenda khusus memanjang, ber-AC, dipadati anggota PWI, IKWI dari seluruh negeri, serta para undagan dan tamu-tamu. Hadir dan menyampaikan sambutan Menteri Kebudayaan Fadli Zon.
Itu bukan pertamakalinya Presiden RI tidak hadir pada acara pucak HPN. Hal serupa pernah terjadi, seperti ketika Jokowi baru saja menjadi Presiden pada tahun 2015, saat PWI Pusat dikomandoi Margiono. Bahkan ada pula Presiden yang menunjuk wakil presiden mewakilinya. Yang pasti pelaksanaan perayaan puncak HPN sejak Presiden Soeharto berkuasa, selalu mendapat perhatian khusus dari pemerintah. HPN, yang digelar pertamakalinya tahun 1985, di Jakarta, merupakan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1985 tentang Hari Pers Nasional.
Meski PWI Pusat di bahwa komando Hendry Ch Bangun akhir-akhir ini sedang tidak baik-baik saja, karena adaya sempalan–yang mereka sebut sebagai hasil Kongres Luar Biasa (KLB) 18 Agustus 2024, di Jakarta–persiapan dan pelaksanaan HPN 2025 di Kalsel belangsung sukses. Semua berjalan sesuai recana, termasuk pelaksanaan Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 yang berhadiah ratusan juta rupiah. Semua angota panitia bekerja sesuai tanggungjawab masing-masing.
Saya yang tergabung pada tim penerbitan buku dan lomba puisi, menjalankan tanggung jawab sebagai mana mestinya. Sebagai salah seorang editor, dari dua editor, untuk buku setebal 176 halaman berjudul Bumi Lambung Mangkurat Bentangan Zamrud; Lumbung Pangan, Pertanian, dan Wisata, saya bahkan masih sempat menyumbangkan lima tulisan. Sebetulnya kami siap menerbitkan sejumlah buku lainnya yang telah terdaftar, seperti pada HPN-HPN sebelumnya. Sayang waktu terlalu mepet.
Yel Yel HCB
Ada hal baru di HPN Kalimantan Selatan, yang di gelar di dua kota Banjarmasin dan Banjarbaru. Jika biasanya, dalam hal tertentu, sekelompok angota PWI, dari pusat maupun daerah, sepakat untuk meneriakkan yel yel PWI; “PWI. yes, yes, yes” dengan berteriak serentak, pada HPN ke-40 di Kalsel muncul yel yel baru; “HCB. Yes, yes, yes.” Kompak dan bersemangat. Saya menterjemahkan yel yel HCB tersebut sebagai dukungan terhadap Ketua Umum PWI Pusat yang syah, Hendry Ch Bangun. Hendry memang perlu disemangati, didukung, agar organisasi wartawan tertua di Nusantara ini tetap berjalan denga baik. Jadi ada dua yel yel yang menggema selama pelaksanaan HPN Kalsel yang diteriakkan silih berganti. Suatu hal wajar. HCB. Yes, yes, yes, bergema di beberapa tempat, termasuk usai acara puncak.
Saya mengenal Hendry Ch Bangun sejak tahun 1980. Kami berjumpa pertama kalinya di tempat wisata Taman Nasional Bali yang terkenal dengan Pulau Mejangan. Kami berada di sana utuk meliput Jambore Selam Indonesia. Saya dari Harian Suara Karya Jakarta dan Hendry dari Majalah Sportif. Jambore selam nasional telah mempertemukan kami mejadi dua sahabat, karena sejak itu kami kerap berjalan bersama dalam meliput berbagai kegiatan olahraga, terlebih setelah HCB, demikian dia kerap kami sebut sesuai dengan kode beritanya setelah berada di Kompas.
Bekerja di Harian Kompas, jelas suatu kebanggan dan kehormatan, sebuah koran berpengaruh terbesar dan terkenal. Namun predikat itu tak membuat Hendry lupa diri, sombong. Nyatanya kami tetap bersahabat. Dia banyak memberi kesempatan pada saya. Dia yang mendorong saya menjadi seorang penguji (asesor) uji kompetensi wartawan (UKW), dia pula yang megajak saya masuk dalam pengurusan PWI Pusat, termasuk menjadi Wakil Sekjen PWI (penggantian antarwaktu). HCB pula yang mengajak saya masuk ke Dewan Pers sebagai salah seorang anggota kelompok kerja (Pokja).
Hendry memiliki segalanya. Namun dalam berteman, putra dari salah seorang tokoh politik ternama ini, tak pernah pilih-pilih. Dia siap membantu, diminta atau tidak. Namun jangan coba memaksakan kehendak, mengaturnya harus begini dan begitu. HCB memiliki prinsip. Dia berpegang teguh terhadap nilai-nilai yang diyakini. Jangan coba-coba memaksakan, jawabannya adalah tidak. Dan sikapnya itu ternyata dinilai sejumlah orang tidak fleksibel, apalagi sebagai seorang pemimpin.
Salah seorang wartawan senior, dalam percakapan dengan saya, menilai HCB sebagai seorang Ketua Umum PWI Pusat tidak luwes, tidak mudah beradaptasi, atau tidak lentur. Sikapnya itulah, kata wartawan senior itu, membuat Hendry akhirnya dituding terlibat kasus cashback. HCB, dikatakan senior itu, merupakan korban dari “orang dalam” PWI sendiri, yang menebar tudingan melalui berbagai cara, termasuk leat “pernyataan rilis gelap.”
“Harusnya Hendry meniru sikap salah seorang Ketum yang pernah ada. Dia luwes, jika disentil oleh tokoh tertentu dia langsung datangi tokoh itu ke rumahnya. Persoalan selesai. Itu yang tak mau dilakukan Hendry,” ujar wartawan senior itu yang tidak tergabung dalam PWI Pusat yang dipimpin HCB.
Senior tersebut bahkan mengaku bertamu langsung ke rumah kediaman Hendry, setelah tudinggan cashback mencuat. Pengakuan serupa juga dikatakan salah seorang senior lainnya. Keduanya tidak menemukan “sinyal” apa-apa bahwa HCB terlibat kasus cashback.
Saya termasuk yang tidak yakin HCB tersangkut langsung kasus cashback. Saya sangat hapal sikap Hendry terkait uang. Ketika masih di lapangan, saat banyak wartawan mengharapkan “amplop”, dia malah menghindar. Bahkan ketika dia diundang induk organisasi untuk meliput kegiatan di luar kota, dia bahkan tidak mengambil uang saku, dan tidak memanfaatkan hotel yang disediakan pengundang. Dia memanfaatkan biaya kantor.
Ketika dia baru saja terpilih sebagai Ketua Umum PWI Pusat, saya mendengar ada tawaran dari seorang pengurus bahwa Hendry Ch Bangun bersama Sekjen PWI Pusat akan diberi uang operasional bulanan. Dia menolak. Begitu pula ketika ada wacana menyediakan sebuah mobil lengkap dengan sopir untuk keperluan harian. HCB Juga menolak, meski ada beberapa pengurus berusaha menyakinkan bahwa sebelumnya ada Ketua dan Sekjen yang menerima fasilitas uang (gaji) bulanan.
Terkait cashback, saya mendengar sudah ada aturannya di PWI Pusat. Hal itu kabarya sudah berlangsung sejak lama. Lah, jika benar cashback terjadi di era sekarang, kenapa hal itu dipersoalkan? Hal itu harus dibuat terang benderang. Itulah jalan pikiran saya yang perlu mendapat pencerahaan.
Jabatan Satu-Satunya di Dunia
Kenapa mendadak saya suka menulis dan membaca puisi? Pertanyaan Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bagun dalam sambutannya itu terjadi karena saya mengalami “musibah”. Sebagai seorang wartawan. Apa yang saya alami sangat menyakitkan. “Kiamat”, itulah yang saya hadapi sebagai seorang wartawan, karena dilarang menulis berita, membuat tulisan opini, juga tak boleh membuat tajuk rencana (editorial). Padahal hari-hari sebelumnya hal itu akrab dengan saya.
Itu terjadi mulai 1 Maret 2006, ketika Pemimpin Redaksi Harian Suara Karya yang baru mengeluarkan SK, memberhentikan saya sebagai Redaktur Pelaksana dan metapkan sebagai Redaktur Pelaksanan Non News. Jabatan baru itu tidak pernah ada di media manapun, bahkan di dunia, karena yang namanya Redaktur Pelaksana selalu berubungan dengan news. Sementara tiga wakil redakur pelaksana semuanya diberi jabatan Redaktur Pelaksana yang dibagi menjadi bidang news, korlip, dan lainnya.
Sebagai Redaktur Pelaksana Non News saya dilarang menulis berita, opini, tajuk, dan sejenisnya. Namun aturan itu tidak tertulis dalam SK, juga tak ada penjelasan dari Pimpred. Anehya yang memberi tahu saya adalah para redaktur bidang, yang meyatakan mereka diinstruksikan untuk tidak diperkenankan menerima karya jurnalistik saya. Tugas saya adalah membantu bidang usaha, terutama manejer iklan melakukan pendekatan kepada pengambil kebijakan di berbagai perusahaan, baik BUMN maupun perusahaan swasta.
Bagi saya pekerjaan itu bukan persoalan. Yang saya heran kenapa saya tetap ditempatkan sebagai Redaktur Pelaksana, bukannya dipindahkan saja ke bidang usaha. Pejelasan tentang itu akhirnya saya dapatkan dari Pemimpin Umum. “Anda ditempatkan di Redpel Non News, tapi lebih banyak membantu bidang usaha. Nggak usah jadi pikiran, toh gaji anda tak berkurang,” tuturnya.
Namun akhirnya saya tahu kenapa jabatan Redaktur Pelaksana saya dicopot? Itu karena ada 5
bawahan saya—wakil redpel, redaktur bidang, dan wakil redaktur bidang—menghadap Pimpinan Redaksi yang baru, melaporkan bahwa saya melakukan korupsi bersama salah satu dari bidang usaha. Apa yang saya korupsi? Sampai sekarang saya sendiri nggak mengerti.
“Maaf Bang, saya dipaksa ikut mendongkel Abang. Abang tadinya diusulkan turun jabatan menjadi redaktur olahraga, atau kepala sekretariat redaksi. Namun pimpinan umum menolak. Jadilah Abang mejadi Redaktur Pelaksana Non News,” kata salah seorang rekan redaktur.
Ya, akhirya saya bisa menimati tugas baru. Hampir tiap hari pakai jas, paling tidak pakai dasi, ketemu para direktur perusahaan. Makan enak di hotel-hotel atau restoran. Jika ada waktu senggang saya menulis cerita pendek (cerpen), kemudian belajar menulis dan membaca puisi. Lumayan, tulisan cerpen dan puisi saya selain dikirim ke media lain, juga bisa ditampilkan di Suara Karya dan diberi honor lagi. Lebih kurang 150 puisi saya telah dibukukan di kumpulan puisi HPN, di samping yang dimuat di sejumlah media. Cerpen pun lancar.
Sayangnya, ketika saya sudah bisa menikmati enaknya menjalani tugas baru, tujuh bulan kemudian diperintahkan kembali ke jabatan Redakatur Pelaksana tanpa embel-embel. Saya sempat meyatakan keberatan, namun tidak bisa mengelak, karena Piminan Umum menyatakan bahwa itu adalah perintah. Utungnya tak ada larangan menulis cerpen dan puisi. Alhamdulillah, kegiatan itu masih berjalan hingga sekarang.***(Djunaedi Tjuti Agus)
You may like
News
Indahnya Toleransi, Lanud Husein Sastranegara dan Masyarakat Umat Hindu Bagikan Takjil

Published
17 mins agoon
March 21, 2025
Bandung, Koin24.co.id – Dalam rangka mempererat tali persaudaraan antarumat beragama di bulan suci Ramadan 1446 H sekaligus menyambut Hari Raya Nyepi Tahun 1947 Saka, Lanud Husein Sastranegara bersama dengan masyarakat umat Hindu Pasraman Widya Darma Bandung menggelar bakti sosial dengan membagikan takjil gratis kepada masyarakat sekitar lanud, pada Jumat (21/3/2025) petang.
Kegiatan pembagian ta’jil dipusatkan di halaman Pasraman Widya Darma, Jalan Supadio, Lanud Husein Sastranegara, Bandung. Puluhan relawan dari umat Hindu bersama personel Lanud Husein Sastranegara turut serta dalam aksi sosial ini. Takjil yang dibagikan terdiri dari makanan ringan, kurma, dan minuman segar untuk berbuka puasa.
Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kolonel Pnb Alfian, S.E., M.Han., didampingi Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 4/D.I Lanud Husein Sastranegara, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan wujud kepedulian dan solidaritas antarumat beragama. “Kami ingin menunjukkan bahwa keberagaman adalah sebuah kekuatan. Lanud Husein Sastranegara bersama umat Hindu, bersatu untuk berbagi kebahagiaan kepada masyarakat, terutama di bulan Ramadan yang penuh berkah ini,”ujarnya.
Sementara itu, Ketua Umat Hindu Pasraman Widya Darma Bandung, Mangku Gede Agung Djanardhana, mengapresiasi kolaborasi ini. “Ini adalah bukti nyata bahwa perbedaan agama tidak menghalangi kita untuk bekerja sama dalam kebaikan. Semoga kegiatan ini dapat memperkuat toleransi dan persatuan di tengah masyarakat,” tuturnya.
Kuliner
Maksimalkan Lahan Sempit, PIA Ardhya Garini Cabang 4/D.I Lanud Husein Sastranegara Panen Kangkung

Published
1 day agoon
March 20, 2025
Bandung, Koin24.co.id – PIA Ardhya Garini Cabang 4/D.I Lanud Husein Sastranegara memanen kangkung hasil budidaya hidroponik,pada Kamis(20/3/2025),sebagai salah satu upaya pemanfaatan lahan sempit secara optimal sekaligus mendukung program ketahanan pangan di lingkungan Lanud. Dengan metode hidroponik, tanaman dapat tumbuh lebih cepat dan berkualitas meskipun ditanam di area terbatas.
Ketua PIA Ardhya Garini Cabang 4/D.I Lanud Husein Sastranegara, Annisa Alfian, menyampaikan bahwa program ini bertujuan untuk menginspirasi keluarga besar Lanud Husein Sastranegara agar lebih kreatif dalam bercocok tanam.
“Dengan hidroponik, kita tidak memerlukan lahan luas, tetapi tetap bisa menghasilkan sayuran sehat dan bernutrisi. Ini juga bisa menjadi kegiatan positif bagi keluarga,” ujarnya.
“Panen kangkung ini menjadi bukti bahwa metode hidroponik dapat diterapkan secara sederhana dan efektif. Selain hemat tempat, sistem ini juga lebih efisien dalam penggunaan air dibandingkan metode konvensional. Para pengurus PIA Ardhya Garini telah aktif dalam perawatan tanaman sejak masa tanam hingga panen, sehingga pengurus PIA semakin memahami teknik budidaya hidroponik yang tepat.
Selain untuk konsumsi pribadi, hasil panen ini juga berpotensi dikembangkan lebih lanjut untuk kegiatan sosial atau usaha produktif.
Ke depan, PIA Ardhya Garini Cabang 4/D.I Lanud Husein Sastranegara berencana menanam berbagai jenis sayuran lainnya guna memperluas manfaat dari program ini.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan semakin banyak keluarga yang termotivasi untuk memanfaatkan lahan terbatas secara kreatif dan produktif. Hidroponik bukan hanya solusi bagi keterbatasan lahan, tetapi juga mendukung pola hidup sehat dan mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan,”tutup Annisa Alfian.
News
Fadli Zon Apresiasi Prestasi Film “Pangku” Melaju ke Cannes dari Hong Kong Asia Film Financing Forum

Published
1 day agoon
March 20, 2025
Hong Kong, Koin24.co.id – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menyampaikan apresiasi dan ucapan selamat kepada tim film Pangku, yang disutradarai Reza Rahadian, atas pencapaiannya sebagai salah satu dari lima proyek film yang memenangkan HAF Goes to Cannes dalam ajang Hong Kong-Asia Film Financing Forum (HAF) ke-23 di Hong Kong. Prestasi ini mengantarkan Pangku ke Festival FIlm Cannes 2025, sebuah capaian penting yang menegaskan daya saing industri film Indonesia di kancah internasional.
“Terima kasih kepada insan perfilman Indonesia yang telah membawa nama bangsa ke panggung dunia. Partisipasi 14 eksibitor Indonesia di Hong Kong FILMART 2025 adalah langkah nyata dalam memperluas jaringan dan membuka peluang global bagi film Indonesia. Dan hari ini, kita kembali mencatat prestasi dengan terpilihnya Pangku dalam program HAF Goes to Cannes. Selamat bagi Reza dan tim Gambar Gerak atas prestasi yang membanggakan ini,” ujar Fadli.
HAF, yang merupakan bagian dari HKIFF Industry Project Market, dikenal sebagai salah satu platform pembiayaan film terkemuka di Asia. Program HAF Goes to Cannes memilih proyek-proyek unggulan untuk dipresentasikan di Marché du Film selama Festival Film Cannes, memberikan kesempatan bagi para sineas untuk bekerja sama mitra distribusi global.
Film Pangku, yang digarap oleh Gambar Gerak Films, diproduseri oleh Arya Ibrahim dan Gita Fara, mengangkat kisah Sartika—seorang ibu yang berjuang menghadapi kerasnya kehidupan. Film ini terinspirasi dari tradisi kopi pangku di wilayah Pantura, menampilkan perspektif tentang dinamika sosial dengan pendekatan artistik yang kuat.
“Terpilihnya Pangku dalam program HAF Goes to Cannes menunjukkan kualitas dan kreativitas sineas Indonesia yang mampu bersaing di kancah internasional,” ujar Fadli. “Ini adalah prestasi penting, dan mudah-mudahan ke depan semakin banyak film Indonesia yang mendapatkan apresiasi dunia. Langkah ini tentunya membuka peluang lebih luas bagi sineas Indonesia untuk berkolaborasi, semakin dikenal dan diapresiasi di dunia internasional.”
Keberhasilan ini merupakan salah satu hasil keikutsertaan Indonesia di HAF, di mana pemerintah mendukung sineas nasional untuk membangun jejaring dan mengakses platform global. Fadli juga menegaskan dukungan pemerintah dalam memfasilitasi kolaborasi internasional dan akses ke platform global bagi pelaku industri film Indonesia. “Kementerian Kebudayaan berkomitmen untuk terus memperkuat ekosistem perfilman, mendukung karya-karya kreatif anak bangsa dan mempromosikan kekayaan budaya Indonesia, termasuk melalui perfilman,” tambahnya.
Dengan capaian ini, Indonesia semakin memperkuat posisinya di industri film dunia, membuka jalan lebih banyak bagi film nasional untuk mendapatkan pengakuan dan peluang produksi internasional. “Semoga prestasi Pangku dapat menginspirasi sineas untuk terus berkarya dan membawa cerita-cerita Indonesia ke panggung dunia,” tutup Fadli.
Hong Kong FILMART 2025 berlangsung pada 17-20 Maret 2025. Adapun eksibitor yang berpartisipasi sebagai bagian dari delegasi Paviliun Indonesia ialah TELKOM Group, Jakarta Film Week, KawanKawan Media, PT Aspirasi Adhya Aeron (Adhya Pictures), MNC Contents/IP Distribution, PT Tripar Multivision Plus Tbk., Gambar Gerak Film (PT. Raya Rasa Makmur), Metamora, Picklock Films, MD Entertainment,13 Entertainment, Visinema, Unlimited Production, dan Paragon Pictures.

Indahnya Toleransi, Lanud Husein Sastranegara dan Masyarakat Umat Hindu Bagikan Takjil

Maksimalkan Lahan Sempit, PIA Ardhya Garini Cabang 4/D.I Lanud Husein Sastranegara Panen Kangkung

Fadli Zon Apresiasi Prestasi Film “Pangku” Melaju ke Cannes dari Hong Kong Asia Film Financing Forum

Mashudi: Resmi Lantik Pengurus PWI Kota Tangerang Periode 2025-2028

Menteri Kebudayaan Fadli Zon: Film Indonesia Bangkit di Hong Kong FILMART 2025

BPJS Kesehatan Tingkatkan Pelayanan di Masa Libur Lebaran 2025

Menteri Kebudayaan Fadli Zon Apresiasi Film “Timur” Karya Iko Uwais: Literasi Sejarah bagi Generasi Muda

Memperkuat Kejaksaan dalam Pembaruan KUHAP

147.400 Lebih Paket MBG Terdistribusi Oleh SPPG Lanud Husein Sastranegara

Hadiri Bukber di Sekadau, Ketua PWI Kalbar Kundori Ajak Wartawan Jalin Silaturahmi dengan Stakeholder

Penyidik Kejagung Periksa 2 Mantan Dirjen Migas Terkait Perkara Dugaan Korupsi Pertamina

HPN 2025 Kalsel : “Wartawan” Jenderal dan Spirit SJI untuk Para “Jenderal” Wartawan

HPN 2025 Kalsel dan “Rasa” Tulisan yang Harus Ada

Gugatan Theo Ditolak, Pembekuan PWI DKI Jaya Sah Secara Hukum

Penunjukan Plt Ketua PWI Kalbar Dinilai Ilegal, Hendry Ch Bangun: Itu Cacat Hukum

Renungan Menjelang Ramadhan

HPN 2025 Kalimantan Selatan Sukses Digelar, Semoga di HPN 2026 Mendatang Presiden Prabowo Subianto Berkenan Hadir?

Hari Pers Nasional: Kata “Cantik” untuk Ratna Sari Dewi

Gotong Royong Kunci Sukses HPN 2025 di Kalsel, Terima Kasih PWI Kepada Sponsor

PWI Pusat Cabut Keanggotaan Raja Isyam, Doni dan Anthony, Dihapus dari Website Resmi

Sarapan Subuh, ketan bumbu dan gemblong ketan

Gara-gara Covid-19 rela berbuat seperti ini
“Martabak Alul” kaki 5 yang melayani dengan berbagai jenis pembayaran
Nasi kebuli murah meriah di Bambu Apus
DIRGAHAYU TNI “SINERGI UNTUK NEGERI”
Sambutan Kapolda Metro dalam rangka Baksos Sembako 25 ton menyambut HUT ke-65 Lantas Bhayangkara
Sepenggal sejarah merah putih di tanah Papua

Pramuka Saka Wira Kartika Kodim 0505/JT bantu giat cek poin perbatasan

Ucapan Selamat Idul Fitri dari Letnan Jenderal TNI AD, Doni Monardo, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Simak video ini soal test cepat Covid-19




Terpopuler
-
News2 months ago
PWI Umumkan Tujuh Pemenang Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024
-
News2 months ago
Road To HPN Kalsel 2025,OJK:Pinjaman Online Ilegal dan Judol Sangat Berbahaya,Literasi Solusinya
-
News1 month ago
PWI DKI Jakarta Kirim Delegasi 20 Orang,Siap Sukseskan HPN 2025 Banjarmasin
-
Opini Redaksi Tamu1 month ago
Raja Parlindungan Pane dan Kesuksesan HPN 2025 di Kalimantan Selatan