Jakarta, Koin24.co.id – Perihal narasi dan komunikasi publik yang efektif menjadi fokus penekanan kerja Bidang Humas Polda Metro Jaya di bawah komando Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Bhudi Hermanto. Pedalaman materi penekanan ini kemudian juga jadi bahan bahasan seluruh kru Humas Polda Metro Jaya saat gelaran Rapat Kerja Teknis (Rakernis) pada Selasa(4/11/2025) di Polda Metro Jaya bertajuk ‘Digitalisasi Humas Menuju Polri Presisi di Era Informasi Cepat’.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Bhudi Hermanto dalam sambutannya saat membuka gelaran ini mengatakan, sebagai insan Humas Polri yang adaptif, sudah jadi keharusan untuk mengerti pemahaman bahwa bentuk transformasi digital sekarang bukan lagi sebagai sebuah pilihan. Tapi sudah jadi kebutuhan mutlak dengan pengertian wajib dimengerti dan dikuasai secara utuh.
“Sekarang ini sudah masanya informasi bergerak dalam hitungan detik. Jadi insan humas Polri juga mesti sigap bergerak adaptif agar akurasi pesan Polri bisa tersampaikan secara cepat dan tetap menarik,” kata perwira melati tiga berzodiak Scorpio dari Batalyon Sanika Satyawada Akpol 2000 ini memberi penegasan.
Lebih jauh lagi juga diingatkan kalau fungsi humas sekarang sudah bergeser jauh ke arah depan. Bukan ke belakang. Bukan lagi bekerja sebagai corong yang bersifat baku dan teks book.
Say sorry. Now is the time for the Polri’s public relations team to develop and improve their skills to become intelligent storytellers. Oke!
“Kru humas sekarang harus sudah berkembang dan punya kapabilitas bagus untuk jadi story teller. Menjadi seorang pencerita atau pendongeng yang mampu menyampaikan sebuah cerita atau kisah secara menarik. Implementasi ini bisa dipraktikkan jika penguasaan dan pendalaman
vocabularynya sudah terbukti qualified. Karena orang itu sudah bisa dipastikan menguasai komunikasi, intonasi, dan word selection to construct sentences atau kemampuan untuk memilih kata yang pas dalam proses menyusun kalimat per kalimat. Semua ini bisa dipelajari,dipahami dan dikuasai asalkan para insan humas terus belajar dan terus memperluas wawasannya sebagai fondasi untuk menguasai kemampuan tersebut,” urai Kombes Pol Bhudi Hermanto lagi.
Sedikit melenceng dari struktur uraian narasi di atas, Rakernis Humas Polda sekarang naga-naganya juga kelihatan coba berimprovisasi dengan satu inovasi kecil dalam gelaran yang juga menyimbolkan keseriusan Polri untuk memperkuat komunikasi publik di arena digital. Dan simbol ini juga berdenting sama selaras dengan ketukan chord program prioritas Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menuju harapan ‘Indonesia Emas 2045’.
Kini kembali lagi ke perihal penjelasan improvisasi dengan inovasi kecil yang tadi dijelaskan di atas. Maksud dari improvisasi tersebut adalah kehadiran para young guns sebagai narasumber kreatif dan profesional bidang media digital di gelaran ini.
Para young guns tersebut adalah Bimo Putro (Bang Imo), seorang YouTuber muda yang visioner yang juga menjadi jurnalis digital Polri di Polda Metro Jaya, kemudian Wahyu Widodo, seorang praktisi media; dan Teguh, seorang pakar visual storytelling.
Di kegiatan ini, kehadiran mereka bertiga itu juga bisa diartikan sebagai visualisasi figuratif sample story teller qualified yang tadi sudah dikemukakan oleh Kabid Humas Kombes Pol Bhudi Hermanto.
Dan sangat jelas terlihat, ketiga young guns ini berupaya tampil semenarik mungkin untuk bercerita dan berbagi pengalaman mereka ke peserta Rakernis Humas. Kemudian juga tentang cara membangun narasi kreatif, kemudian teknik sinematografi buat konten YouTube, serta cara membangun komunikasi visual yang kuat dan cara membangun citra lembaga.
*Kejar Target dan Visioner*
Secara khusus, kehadiran Bang
Imo alias Imo dalam Rakernis Humas Polda Metro Jaya ini ternyata mendapat sorotan dari sosok jurnalis senior Polri, Rio Bembo Setiawan atau yang lebih karib dipanggil Bembo. Dia juga menyebut hadirnya Imo dalam kegiatan formal rakernis ini adalah hal mengejutkan yang fenomenal.
“Saya mengenal Imo dengan baik. Itungannya dia itu adalah adik saya juga junior saya di ranah jurnalistik. Dan kalau bicara kapasitas dan kapabilitasnya sebagai jurnalis dunia digital, jujur aja pandangan saya tak banyak teman-teman Polda Metro Jaya yang tahu dan paham. Tapi worth it lah Soalnya model dia itu kalem dan ga suka show up. Speakingnya juga kayak pake pembatasan. Tapi sama saya dia berbeda,” kata Bembo menyampaikan ulasannya.
Dijelaskan Bembo, sebagai sosok muda yang memilih status jurnalis media digital sebagai profesi, kiprah Imo dalam proses membangun dan mengembangkan karier serta wawasan dan kemampuannya sudah masuk dalam kategori bagus. Ada banyak impiannya namun masih disimpan rapi karena menyesuaikan irama sikon.
“Imo itu sebenarnya visioner dan punya integritas bagus. Dia juga tak pernah sungkan untuk belajar guna meningkatkan kualitas kemampuannya. Kenapa saya bisa bilang begini? Ya, karena saya ini termasuk sasaran dia buat bertanya dan belajar. Ya saya bimbinglah,” kata Bembo.
“Jujur aja, dalam waktu dekat ini ada target yang sedang dia kejar. Dan sebagai jurnalis muda yang sedikit banyak pernah saya gembleng dan arahkan agar bisa menjadi seorang fighter yang tetap down to earth, target tersebut hukumnya fardhu ain atau wajib didapat meski dengan pergerakan senyap. Saya tarus beri dia arahan langkah-langkah apa yang mesti ditempuh. Dan saya juga sudah berjanji sama dia, bilamana dia harus jumpa dan berkomunikasi secara terbuka dan visioner dengan pimpinan Polri yang dia pilih, saya cuma berpesan tolong kasih tahu saya agar bisa dampingi dan memperkuat proses komunikasi tersebut,” imbuhnya menandaskan.(*)