Connect with us

Entertainment

Jane Callista kembali meluncurkan dua single baru karyanya sendiri

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24.co.id – Jane Callista yang pada akhir November lalu baru saja meraih gelar Juara 1 vokal usia 12-13 tahun All Colours of Art dari Sopravista International Online Festival di Italia, semakin mantap untuk berkarya di bidang musik.

Berbagai prestasi internasional telah ia raih pula sebelumnya: di bulan Agustus lalu Jane meraih Juara 1 kompetisi vokal online di Spanyol-Eropa, dan pada bulan September berhasil meraih Juara 1 di kompetisi vokal online Chicago International Music Competition 2020 di USA.

Di usianya yang 12 tahun ini, Jane Callista kini semakin memantapkan langkahnya untuk menjadi seorang singer-songwriter dengan meluncurkan dua buah single di bulan Desember 2020 yang keduanya merupakan lagu karyanya sendiri. Lagu pertama berbahasa Indonesia berjudul Hujan, sedangkan lagu kedua merupakan lagu berbahasa Inggris berjudul Nobody’s Perfect.

Lagu Hujan berawal dari termenungnya di saat hujan yang membasahi pohon dan jalanan, dan menjadi halangan bagi banyak aktivitas. Hujan menghalangi para pedagang untuk berjualan, dan pengendara motor pun harus sementara menunda perjalanannya untuk mencari tempat berteduh. Sementara anak-anak pun harus berada di dalam rumah pastinya, tidak bisa bermain keluar. Namun dalam pemikiran Jane, sebenarnya di lagu ini kata “hujan” bisa diartikan secara beragam oleh yang mendengarkan. Bukan hanya tentang hujan yang rintik maupun deras, tapi dapat juga tentang hambatan atau rintangan, atau hal-hal lain dalam kehidupan yang membuat kita sedih, jenuh, atau tidak percaya diri. Namun saat menghadapi semua itu, Jane ingin menyampaikan sebuah pesan semangat bagi teman-teman untuk percaya bahwa setelah hujan akan terbit mentari yang bersinar dan pelangi yang menari indah!

Sementara lagu Nobody’s Perfect yang ternyata terpilih sebagai Top 10 Highly Commended Finalists di ajang kompetisi menulis lagu “Young Songwriter International Competition 2020″ di Inggris, lebih merupakan sebuah ungkapan rasa hati Jane sendiri. Karena walaupun pada kenyataannya tidak ada manusia yang sempurna, namun Jane sebagai pribadi yang merasakan sendiri banyaknya tuntutan untuk selalu tampil sempurna setiap saat, baik sebagai seorang artis maupun seorang murid sekolah.

“Sebenarnya aku berharap agar orang-orang tidak selalu menuntut kesempurnaan. Bagaimanapun juga, aku hanyalah seorang anak 12 tahun yang suka menyanyi dan berharap semoga banyak orang yang terhibur melalui nyanyian dan laguku. Meskipun demikian, aku selalu bersyukur atas semua berkah dan prestasi yang berhasil kuraih hingga saat ini,” ungkap Jane Callista

Lagu Nobody’s Perfect yang dikemas dalam aransemen Angga Prayudha & lagu Hujan dalam balutan aransemen Willy Aviantara dapat dinikmati di YouTube, Apple Music, Spotify, LangitMusik, Joox, dan berbagai platform digital lainnya mulai tanggal 1 Desember 2020 untuk lagu Nobody’s Perfect dan 12 Desember 2020 untuk lagu Hujan di bawah naungan produser GNP Music. (***)

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Entertainment

Jodhi Yudono rilis single religi doa

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24.co.id – Jodhi Yudono, seniman dan budayawan yang juga Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) meluncurkan single Religi bertepatan dengan suasana Ramadhan tahun 2021.

Lagu yang digubah dan dinyanyikan oleh Jodhi diangkat dari puisi karya Chairil Anwar yang berjudul “Doa”.

Jodhi yang di kalangan pecinta seni dikenal sebagai penyanyi puisi, memang banyak menggubah puisi-puisi penyair besar negeri ini, seperti Chairil Anwar, WS Rendra, Taufik Ismail, serta puisi- puisi karya sendiri.

Pilihan puisi “Doa” yang dijadikan single kali ini, selain bertepatan dengan bulan puasa, juga karena bertepatan dengan haul Chairil yang ke 72 tahun.

“Chairil adalah ikon perpusian Indonesia. Karya-karyanya sudah menjadi legenda sekaligus spirit bagi penyair sesudahnya. Maka sudah seharusnya saya mendedikasikan sebuah karya Nyanyian Puisi yang diambil dari salah satu puisi Chairil,” jelas Jodhi kepada media di Jakarta.

Malalui single yang bisa dinikmati di Youtube melalui link https://youtu.be/KIf11tsbWGU, serta di beberapa platform seperti Spotify, Joox, Deezer, iTune, GooglePlay, dll, Jodhi berharap lagu ini bisa menyejukkan suasana masyarakat Indonesia.

Perjalanan hidup

Jodhi Yudono lahir di Cilacap, Jawa Tengah, 16 Mei 1963; adalah musikus dan penulis berkebangsaan Indonesia. Karya musiknya, dalam bentuk nyanyian puisi, dibawakan di panggung-panggung konvensional, dan juga dipersembahkan untuk menghibur sesama kawan yang tengah mengalami penderitaan.

Jodhi juga sering terlibat dalam penggalangan dana kemanusiaan sekaligus terjun langsung ke daerah-daerah yang sedang terkena bencana untuk memberikan trauma healing bagi anak-anak.

Catatan-catatan perjalanannya ke berbagai daerah dan luar negeri tentang seni-budaya telah dimuat di beberapa media massa.

Awal tahun 1990-an Jodhi hengkang ke Jakarta menekuni profesi barunya sebagai jurnalis di tabloid Citra, milik grup Kompas Gramedia. Tak lama kemudian dia dipindahtugaskan ke Majalah Jakarta Jakarta, sebelum akhirnya berlabuh di Kompas.com hingga tahun 2019. Di situ kemampuan menulisnya semakin terasah tajam, sembari tetap setia pada dunia lama sebagai musisi. Sekarang Jodhi dipercaya menjadi Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO).

Perkenalannya dengan beberapa musisi Indonesia antara lain Totok Tewel, Jockie Surjoprajogo, Franky Sahilatua, dan Syaharani, Amiroez, telah menghasilkan beberapa komposisi lagu yang digarap bersama-sama.

Jodhi juga telah melakukan pertunjukan musiknya di beberapa gedung pertunjukan, stasiun televisi (Metro TV,  MNC TV, dan kini menjadi pengisi tetap di acara “Ngopi” Kompas TV. Jodhi juga acap kali diundang pentas di beberapa negara.

Jodhi menggeluti musik bukan untuk dirinya sendiri, melainkan dibagikan kepada sesama manusia dalam rangka turut berempati atas penderitaan/duka yang sedang dialami. (***)

Continue Reading

Entertainment

Antusiasme penonton bioskop Malaysia dan Brunei nikmati experience horor film “Jangan Sendirian”

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24.co.id – Sekian banyak subgenre dalam film horor tanah air berkutat di seputar kisah-kisah hantu, sebutlah, pocong, kuntilanak, genderuwo, sementara peran paranormal turut membalut di dalam alur cerita, meski, peran paranormal acap berganti dengan orang-orang yang memiliki kekuatan supranatural indigo, misalnya.

Memasuki era milenial 2016 sampai saat ini, beberapa film horor Indonesia kembali semarak, bahkan ada satu jenis film horor nasional yang dapat menyedot jumlah penonton menembus lebih diangka 3 juta orang.

Semarak film bergenre horor tersebut dapat diterima, karena menyuguhkan cerita yang baru, tanpa embel-embel perempuan seksi ataupun komedi yang tak lucu, bahkan suasana mistis dan kengerian ada pada karakter dan alur cerita yang disajikan.

Produser Film Agung Setray mengatakan, “Film Jangan Sendirian juga tidak menggunakan hantu pada umumnya. Film ini menggunakan jump scare bukan pada sosok hantunya. Justru, kengerian yang disajikan film-film ini terpetak pada kekuatan karakter dan storytelling yang dibangun”.

Penggabungan unsur thriller dan suspense, yang membuat suasana mencekam adalah hal baru dalam jagat perfilman Indonesia, khususnya film horor. Justru diferensiasi inilah yang menjadikan film Jangan sendirian mendapat aplaus yang cukup baik bagi penonton tanah air di awal pemutaran perdananya.

Selain di tanah air, Film Jangan Sendirian besutan Sutradara X,jo juga mulai diputar di bioskop-bioskop negeri Jiran mulai 8 April ini, menyusul selanjutnya akan tayang di Singapura, Kamboja dan Vietnam. Sepertinya produser Jangan Sendirian melihat celah bisnis yang terbuka lebar, selepas dibukanya kembali bioskop-bioskop baik di tanah air maupun di negara tetangga.

Witjaksono sebagai salah satu Executive Produser menuturkan, “Ada beberapa alasan kita harus optimis perfilman nasional dapat diterima di Negara-negara ASEAN khususnya Malaysia, Singapura dan Brunei, Kamboja dan Vietnam antara lain karena faktor bahasa yang serumpun, soundtrack music yang mengena, sense of humor gaya melayu yang juga sama”.

Tak dapat pungkiri, berdasarkan kenyataannya alasan utama film Nasional selama ini sejatinya sudah di terima oleh masyarakat Asean, yakni kesamaan bahasa yang masih serumpun, membuat lebih mudah untuk dimengerti, alhasil tidak perlu lagi kesulitan untuk menerjemahkannya.

Selain itu soundtrack musik film Indonesia yang juga mengena, Bukan lagi sebuah rahasia kalau lagu-lagu Indonesia dan band-band nasional kita memang terkenal di negeri tetangga, sehingga turut mempangaruhi diterima atau tidaknya film kita di negara asean tersebut.

“Tentunya keadaan ini juga menambah keyakinan kami, Film Jangan sendirian akan diterima baik oleh penonton di negara Asean lainnya, dimana saat ini generasi milenial dan juga sentenial yang memiliki persepsi berbeda dalam menilai sosok hantu yang ditampilkan dalam sebuah alur cerita, dan di film Jangan Sendirian menjawab kebutuhan tersebut bahwa film Horor tidak selamanya berkutat pada unsur-unsur klenik” tutup Henry Boboy. (***)

Continue Reading

Entertainment

Duo Amor goyang Ngopi Daring Bela Negara di Kemhan

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24.co.id – Duo Amor tampil penuh pesona di acara Ngopi Daring Bela Negara, Kamis (1/4) di Kementrian Pertahanan, Jakarta Pusat. Menyanyikan dua lagu di jeda acara yang dipandu Jay Aryaputra Singgih itu, Duo Amor berhasil membuat suasana webinar yang bertajuk “Insan Media Bela Negara? Kuy” tersebut semakin cair.

Webinar yang dikomandoi wartawan senior, Badar Subur itu menampilkan empat pembicara, Brigjen TNI Dr. Jubei L S.Sos., M.M, Direktur Bela Negara Ditjen Pothan, Profesor Dr Rajab Ritonga, M.Si, Direktur UKW PWI, Hendri Ch Bangun, Wakil Ketua Dewan Pers dan artis cantik Tissa Biani.

Refty dan Yuyun mengaku terkejut saat diminta untuk tampil di acara tersebut. Sebab, mereka menilai narasumber dalam acara itu sangat dikenal di bidang mereka. Terlebih, tema yang dibawakan terkait Bela Negara, membuat keduanya tak kuasa menolak.

“Kami sangat mendukung sekali acara-acara yang bisa menumbuhkan rasa nasionalisme sebagai warga negara Indonesia. Apalagi ini terkait bela negara,” ujar Refty usai tampil.

“Saya jadi ikut mendengarkan apa yang disampaikan para pembicara dan sangat bagus sekali. Memang benar, bela negara harus ada dalam diri setiap warga negara Indonesia,” imbuh Yuyun.

Bagi keduanya, bela negara bukan hanya tentang mengangkat senjata untuk melawan ancaman dari pihak luar. Namun dengan prestasi dan memperkenalkan Indonesia di mata dunia, itu juga bagian dari bela negara. Sebagai penyanyi dangdut, Refty dan Yuyun pun langsung termotivasi untuk memperkenalkan Indonesia di mata dunia dengan musik dangdut.

“Dangdut ini kan dari Indonesia, setelah mendengar pemaparan dari para ahli di acara Ngopi Daring Bela Negara, kami jadi termotivasi untuk berprestasi dan memperkenalkan dangdut di mata dunia. Dengan begitu, mengangkat pula nama Indonesia,” ujar Refty dan Yuyun bergantian.

Duo Amor juga merasa bangga bisa ikut menyemarakkan acara Ngopi Daring Bela Negara yang diusung dengan santai. Keduanya berharap, banyak acara-acara sejenis yang dilangsungkan agar terus memupuk rasa cinta Tanah Air sehingga kampanye Bela Negara, bisa menyeluruh sampai ke pelosok Indonesia. (***)

Continue Reading
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terpopuler