News
Mengapa HPN 9 Februari

Published
4 months agoon

Oleh Hendry Ch Bangun
Jakarta, Koin24.co.id – Tanggal 9 Februari 1946 yang menjadi dasar penetapan Hari Pers Nasional (HPN) melalui Keputusan Presiden no 5 tahun 1985, adalah sebuah peristiwa besar.
Bukan hanya bagi pers nasional tapi juga bangsa Indonesia. Pihak-pihak yang tidak menyukai HPN karena tanggal 9 Februari adalah hari lahir Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) mengatakan, untuk apa memperingati hari kelahiran organisasi yang terkooptasi di era Orde Baru, yang tidak lagi relevan karena saat ini ada puluhan organisasi wartawan, tidak lagi sesuai dengan semangat reformasi yang dikandung dalam Undang-Undang tentang Pers no. 40 tahun 1999. Tidak juga sesuai karena sebelum PWI lahir telah banyak berdiri organisasi wartawan di zaman penjajahan seperti Perdi (Persatuan Djurnalis Indonesia).
Bahkan seperti yang ditulis Leo Sabam Batubara, ada orang seperti Tirto Adhi Surjo yang mendirikan Medan Prijaji, Dja Endar Moeda yang mendirikan Pertja Barat sampai Pewarta Deli. Dikaitkan pula dengan lahirnya Kantor Berita Antara oleh Adam Malik, Soemanang, AM Sipahoetar, Pandoe
Kartawigoena yang misinya memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang mungkin pantas diperingati sebagai Hari Pers Nasional. Ada sederetan kejadian yang dapat dijadikan HPN dengan argumen dan jalan pikiran yang masuk akal meski belum tentu pas.
Dengan logika Leo S Batubara di atas mungkin tidak salah pula apabila ada pihak yang mempersoalkan mengapa Hari Pahlawan ditetapkan tanggal 10 November karena ada begitu banyak pertempuran setelah kemerdekaan Republik Indonesia yang merenggut ribuan nyawa bangsa Indonesia seperti peristiwa Bandung Lautan Api atau pembantaian puluhan ribu warga Sulawesi Selatan oleh Westerling. Mengapa pula kita menerima 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional karena ada banyak sekali peristiwa yang sangat relevan sebagai peristiwa pendidikan seperti berdirinya sekolah untuk perempuan yang digagas Ruhana Kuddus atau Dewi Sartika.
Tentang Kongres yang diikuti 180 wartawan di Surakarta sebagaimana diberitakan di Harian Merdeka terbitan 12 Februari 1946, ada beberapa hal yang membuatnya istimewa dan patut menjadi tanggal Hari Pers Nasional.
Pertama-tama harus diingat bahwa pada saat itu Indonesia yang sudah diproklamirkan merdeka oleh Soekarno-Hatta pada tanggal 17 Agustus 1945, kembali diduduki Belanda dengan membonceng tentara Sekutu yang mencopoti kekuasaan Jepang. Pemerintahan Republik Indonesia terpaksa berpindah ke Yogyakarta dan sebagian besar wilayah republik sudah dalam kekuasaan Belanda, termasuk Jakarta. Pergerakan orang-orang dibatasi, khususnya lagi mereka yang dicurigai, termasuk untuk pergi ke luar Jakarta untuk masuk ke wilayah yang dikuasai republik.
Dalam kondisi ini maka perjuangan 180 wartawan dari Sulawesi dan Kalimantan, serta daerah lain di Jawa, untuk berkumpul bukanlah urusan mudah. Manai Sophiaan perlu waktu 35 hari untuk masuk ke Surakarta setelah naik kapal rakyat dari Makassar dan turun di pantai utara Jawa. Tetapi kekuatan tekad membuat akhirnya 180 orang yang hadir mengikuti Kongres. Wartawan dari Jakarta sampai di Solo berperan sebagai guide bagi wartawan internasional yang diizinkan meliput masuk ke Yogyakarta untuk melihat dengan mata sendiri kondisi negara yang baru berdiri beberapa bulan, apakah betul kemerdekaan didukung rakyat atau hanya menjadi negara boneka Jepang yang didengung-dengungkan penjajah Belanda.
Harian Merdeka 9 Februari menulis: “Rombongan wartawan luar negeri jang datang di Djokja tg 6 Pebruari memerlukan djoega mengoendjoengi tjandi Borobudur dengan diantarkan oleh para wartawan Indonesia. Disepanjang djalan mereka amat tertarik kepada tanaman disawah, orang2 jang sedang bekerdja dan anak2 dipinggir djalan jang menjeroekan pekik “merdeka” jang oleh mereka poen didjawab dengan pekik “merdeka” djoega.
Hal kedua adalah representasi. Walaupun disebutkan dalam berita bahwa 180 orang yang hadir dari Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi tetapi sebenarnya itu sudah mewakili sebagian besar wartawan dan media top Indonesia. Ada Sumanang (Antara), Harsono Tjokroaminoto (Al Djihad), Soemantoro (Kedaulatan Rakyat), Djawoto (Antara) yang hadir dan akhirnya menjadi pengurus pertama PWI. Yang disebut dari Jawa itu misalnya termasuk BM Diah (Merdeka), Sjamsudin St Ma’moer (Rakyat) yang berasal dari Sumatera Utara dan Sumatera Barat. Termasuk datang Bung Tomo (Antara) wartawan cetak namun dikenal sebagai orator ulung dengan semboyan “Merdeka Atau Mati”. Mereka itu merasa harus bersatu untuk ikut aktif menyatukan rakyat Indonesia yang kembali dijajah Belanda, dibantu oleh pendudukan Inggris di berbagai daerah pelosok Indonesia.
Media republiken menggalang pendapat umum, menyatukan semua kelompok untuk tetap setia pada republik dan pemimpinnya. Rakyat marah dan merencanakan demonstrasi besar untuk merayakan 6 bulan kemerdekaan pada tanggal 17 Februari 1946. Di berbagai pelosok Tanah Air terjadi gerakan untuk menunjukkan dukungan bagi pemerintahan Soekarno-Hatta dan Perdana Menteri Sutan Sjahrir karena bertepatan dengan dibahasnya Indonesia dalam sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York.
Headline Merdeka 12 Februari 1946 berjudul “Tjita—Tjita Indonesia Djangan Dihalangi Kekerasan Sendjata”—Kata Manuilsky, mengutip pidato utusan Ukraina di PBB, Dr Dmitri Manuilsky, yang meminta agar PBB mengirim komisi ke Indonesia. “Tidak ada orang bisa menyangkal bahwa tentera Inggris telah menyerang penduduk Indonesia di Djawa pada waktu beberapa bulan yang lampau dengan mempergunakan tank-tank, kapal terbang dan lain-lain alat militer.”
Terkait dengan keadaan Indonesia ada berita berjudul “Tegak Di Belakang Presiden” sebagai hasil Kongres Pejabatan Pos, Telegrap dan Telepon seluruh Jawa dan Madura yang diadakan di Madiun 10, 11, dan 12 Februari. Ada berita berjudul “Gerakan Republik Indonesia Soerakarta Menjatakan Kepertjajaan 100%” terhadap Pemerintah yang dijalankan oleh Kabinet Sjahrir, setelah organisasi yang memiliki 75.000 itu rapat pada 9 Februari.
Dalam suasana itulah kongres wartawan yang diadakan di Surakarta pada 9 dan 10 Februari. Mereka menunjukkan keberpihakan, karena yakin media punya peran besar untuk menunjukkan sikap rakyat Indonesia, termasuk ke pihak luar yang mendukung kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu ditegaskan sikap wartawan ialah “Tiap wartawan Indonesia berkewajiban bekerja bagi kepentingan Tanah Air dan Bangsa serta selalu mengingat akan Persatuan Bangsa dan Kedaulatan Negara”. Sehingga seperti juga unsur bangsa lainnya yang tengah berjuang mempertahankan negaranya yang tengah dijajah lagi, wartawan peserta kongres menempatkan diri sebagai pejuang sekaligus. Dan menyadari bahwa besarnya politik adu domba Belanda, mengingatkan bahwa dalam bekerja mereka harus memikirkan persatuan dan kedaulatan negara.
Poin lain hasil kongres adalah kesadaran bahwa para wartawan Indonesia yang hadir sudah memikirkan masalah percetakan dan penerbitan koran, sebagai alat produksi dan juga alat perjuangan. Sebab hanya melalui media mereka bisa terus menggelorakan perjuangan dan memberi informasi kepada masyarakat di berbagai pelosok yang juga coba dikuasai oleh Belanda. Berdirinya PWI ini kemudian kita ketahui diikuti dengan berdirinya Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) setahun kemudian di Yogya.
Berbagai catatan di atas menunjukkan magnitude peristiwa 9 Februari 1946 sebagai modal untuk menetapkannya sebagai Hari Pers Nasional dibandingkan dengan peristiwa lainnya, sebab tanggal itu bukan sekadar hari lahir PWI tetapi bersatunya seluruh wartawan untuk menyokong Republik Indonesia berusia jabang bayi yang terancam keberadaannya, agar dapat bertahan kukuh berdiri sebagai negara kesatuan seperti yang kita saksikan saat ini.
***
Dalam pertemuan yang dilakukan Dewan Pers untuk membahas Hari Pers Nasional atas usulan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Ikatan Jurnalis Televisi Independen (IJTI) dan dihadiri pemangku kepentingan, April 2018 lalu, sebagian besar peserta berpendapat bahwa sebaiknya organisasi wartawan dan pers lebih memikirkan tentang berbagai persoalan yang melanda jurnalisme saat ini. Mulai dari merosotnya performa media cetak dari sisi jumlah media, jumlah oplah, dan keuntungan, karena digerus news agregator; semakin dipinggirkannya etika jurnalistik atas nama rating, kecepatan memberitakan, dan menurunnya kualitas wartawan; semakin suburnya media siber tidak bermutu karena begitu mudah dan murah untuk mendirikannya, yang diikuti dengan semakin banyaknya orang mengaku wartawan yang sama sekali tidak dibekali pelatihan ketrampilan jurnalistik apalagi pemahaman Kode Etik Jurnalistik.
Wartawan adalah profesi intelektual yang bekerja bagi sebesar-besarnya kepentingan publik, dalam hal ini untuk mengontrol kekuasaan, menyampaikan informasi, mengajak mereka berpartisipasi dalam pengambil kebijakan dengan membuka ruang diskusi dengan pembuat kebijakan. Wartawan bukan politisi yang sibuk berpolitik, yang sibuk untuk menuding dan mencari-cari kesalahan orang, mempersoalkan yang tidak penting, karena rasa tidak suka atau cemburu.
Dewan Pers yang memiliki SDM dan anggaran terbatas seharusnya dibantu oleh konstituen agar kemerdekaan pers Indonesia dapat terpelihara sesuai dengan semangat reformasi, apalagi saat ini tengah digerogoti pihak-pihak yang mengaku wartawan tetapi tidak bekerja dalam koridor kode etik yang telah disepakati bersama oleh komunitas pers. Adapula upaya untuk mengamandemen UU Pers no 40 agar pers kembali ke dalam rezim izin dan sensor, dengan alasan kemerdekaan pers sudah kebablasan karena media mengungkap kebobrokan kinerja aparat eksekutif, anggota parlemen, maupun penegak hukum lainnya.
Sebagai organisasi terbesar dengan anggota mencapai sekitar 25.000 wartawan aktif PWI menjadi pendukung utama sertifikasi wartawan yang digagas Dewan Pers, telah mensertifikasi hampir 20.000 anggotanya, dari total sekitar 29.000 sertifikat yang telah dikeluarkan oleh Dewan Pers. PWI juga mendorong media yang dipimpin anggotanya untuk diverifikasi agar dipercaya baik oleh narasumber maupun mitra kerja. PWI juga melatih lebih dari 1000 anggotanya setiap tahun agar semakin profesional, berwawasan, dan menjunjung tinggi etika jurnalistik melalui Sekolah Jurnalisme Indonesia dan
Safari Jurnalistik.**
(Tulisan ini merupakan hak jawab atas tulisan Leo S Batubara tahun 2018 di Kompas terkait Hari Pers Nasional. Karena Hendry Ch Bangun saat itu masih aktif di Kompas,digunakan nama Tribuana Said, Penasihat PWI Pusat. Data tentang sertifikati anggota PWI diperbaiki sampai kondisi akhir 2024 dan ada sedikit penambahan kalimat).
You may like
News
Taiwan Excellence Happy Run 2025 Kembali Digelar, Ajak Masyarakat Hidup Sehat bersama Maskot Baru Fu Bear

Published
2 days agoon
May 10, 2025
Jakarta, Koin24.co.id – Bersiaplah untuk merayakan dekade kebugaran dan kegembiraan! Taiwan Excellence dengan bangga mengumumkan kembalinya Taiwan Excellence Happy Run 2025 yang ke-10, akan diselenggarakan pada Minggu,15 Juni 2025 di Pasar Seni, Taman Impian Jaya Ancol,Jakarta Utara.
Acara lari yang dinanti-nantikan ini diselenggarakan oleh International Trade Administration (TITA) dan Taiwan External Trade Development Council (TAITRA), dan menargetkan partisipasi sebanyak 5.000 pelari dari berbagai kalangan.
Taiwan Excellence Happy Run 2025 hadir dengan dua pilihan rute lari yaitu 5km dan 10km, mengajak para peserta untuk menikmati suasana pagi di Jakarta sambil menjalankan gaya hidup sehat. Tahun ini, kemeriahan acara semakin bertambah dengan dukungan dari Starlux Airlines sebagai sponsor utama, serta beberapa Perusahaan terkemuka Taiwan yang mendukung gelaran Taiwan Excellence seperti ACER, Innergie, PX, Tokuyo, Victor, Aromase, SHRD, Ta Da Chair dan Thermaltake.
Ada pun beberapa brand terkemuka Taiwan Excellence yang akan memamerkan produk Taiwan meliputi, Merida, MSI, Teamgroup dan Transcend.
Selain itu, ada yang baru dan menarik di tahun ini! Maskot kebanggaan Taiwan Excellence, yang sebelumnya dikenal sebagai Heixiong, kini hadir dengan nama baru yang lebih ceria dan bersahabat, yaitu Fu Bear.
Perubahan nama ini sejalan dengan semangat baru Taiwan Excellence untuk terus mendekatkan diri dengan masyarakat dan mempromosikan gaya hidup positif.
Taiwan Excellence Happy Run 2025 juga menjadi bagian dari kampanye global “Go Healthy with Taiwan”. Kampanye ini bertujuan untuk mengajak berbagai pihak untuk berkolaborasi dalam menciptakan solusi inovatif yang berfokus pada isu kesehatan global. Melalui kampanye ini, Taiwan Excellence mengundang para inovator dari berbagai sektor untuk mengajukan proposal yang mengaplikasikan produk, solusi, atau model bisnis dari perusahaan-perusahaan Taiwan.
Proposal yang terpilih diharapkan dapat mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan di tingkat kota, komunitas, bisnis, dan organisasi.
Para pengaju proposal yang terpilih akan mendapatkan bantuan untuk terhubung dengan perusahaan-perusahaan Taiwan guna menjajaki potensi kolaborasi.
Lebih lanjut, 6 finalis berkesempatan untuk mengunjungi Taiwan secara gratis, dan 3 proposal terbaik akan memenangkan hadiah uang tunai sebesar USD 30.000.
Bagi yang ingin mengikuti Taiwan Excellence Happy Run 2025 pendaftaran akan dibuka secara online pada 14 Mei 2025 pukul 12.00 WIB melalui situs resmi https://taiwanexcellencehappyrun.com/. Kuota terbatas, daftarkan diri Anda dan jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari perayaan kebugaran yang istimewa ini!
News
PSM Sudah Temui Erick Thohir Sebelum Putusan Komdis PSSI,Sadikin Aksa: Kami Siap Ajukan Banding

Published
2 days agoon
May 10, 2025
Makassar, Koin24.co.id – Menyikapi keputusan Komite Disiplin (Komdis) PSSI terkait sanksi terhadap pemain PSM Makassar, Yuran Fernandes,manajemen PSM memastikan akan segera mengajukan banding secara resmi ke Komite Banding PSSI.
Owner PSM Makassar, Sadikin Aksa, mengungkapkan kepada awak media,pada Sabtu(10/5/2025), bahwa sebelum keputusan Komdis diumumkan, dirinya telah bertemu langsung dengan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, untuk membahas sejumlah hal, termasuk situasi yang melibatkan Yuran Fernandes.
“Saya sudah bertemu Pak Erick sebelum keputusan Komdis keluar, dan saya sampaikan juga mengenai kasus Yuran. Saat itu Pak Erick menyampaikan bahwa karena Yuran sudah menyampaikan permintaan maaf dan juga sudah mendapat teguran dari PT LIB, maka beliau pribadi tidak mempermasalahkan lagi,” ujar Sadikin.
Lebih lanjut, Sadikin menyebut bahwa Ketua Umum PSSI sendiri terkejut ketika mengetahui putusan dari Komdis.
“Pak Erick juga cukup terkejut dengan keputusan tersebut. Namun beliau menjelaskan bahwa Komdis adalah badan independen yang tidak bisa diintervensi oleh pengurus PSSI. Karenanya, beliau menyarankan agar kami segera menempuh jalur banding ke Komisi Banding,” tambahnya.
Merespons hal tersebut, PSM Makassar menyatakan akan segera menyampaikan banding resmi.
“Kami akan menempuh jalur banding secara formal sesuai mekanisme yang berlaku. PSM akan terus menjunjung tinggi semangat fair play dan profesionalisme, sembari memperjuangkan keadilan bagi pemain kami,” tutup Sadikin
News
SPPG Lanud Husein Sastranegara Distribusikan Lebih dari 219.000 Paket Makan Bergizi Gratis

Published
3 days agoon
May 9, 2025
Bandung, Koin24.co.id – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Lanud Husein Sastranegara terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemenuhan gizi siswa sekolah.
Terhitung sejak 6 Januari 2025, SPPG Lanud Husein Sastranegara telah mendistribusikan lebih dari dua ratus sembilan belas ribu paket makan bergizi gratis kepada siswa sekolah di wilayah Kecamatan Cicendo, Kota Bandung.
Komandan Lanud Husein Sastranegara, Kolonel Pnb Alfian, S.E., M.Han.,menyatakan,pada Jumat(9/5/2025),bahwa kegiatan ini sejalan dengan program Asta Cita Presiden Republik Indonesia untuk senantiasa hadir di tengah masyarakat, tidak hanya dalam tugas pertahanan, tetapi juga dalam mendukung kesejahteraan rakyat.
“Melalui program ini,kami berharap dapat memberikan kontribusi nyata dalam mendukung kesehatan dan kecukupan gizi masyarakat, khususnya bagi siswa sekolah,” ujar Danlanud.
Paket makanan yang dibagikan terdiri dari menu seimbang yang mengandung karbohidrat, protein hewani dan nabati, sayur, serta buah, yang dipersiapkan dan diolah sesuai dengan standar kebersihan dan keamanan pangan.
Distribusi dilakukan setiap hari masuk sekolah dengan melibatkan personel Lanud Husein Sastranegara dan para relawan. Program ini direncanakan akan terus berjalan sebagai bagian dari pengabdian TNI AU kepada masyarakat.
“Setiap Hari lebih dari 3600 paket makanan bergizi gratis di produksi di SSPG yang ada di Lanud Husein Sastranegara,”pungkas Danlanud.

Taiwan Excellence Happy Run 2025 Kembali Digelar, Ajak Masyarakat Hidup Sehat bersama Maskot Baru Fu Bear

PSM Sudah Temui Erick Thohir Sebelum Putusan Komdis PSSI,Sadikin Aksa: Kami Siap Ajukan Banding

SPPG Lanud Husein Sastranegara Distribusikan Lebih dari 219.000 Paket Makan Bergizi Gratis

Ketua Persit KCK Cabang XV Kodim 0501 PD Jaya Kunjungi Yayasan Kartika Jaya

Turnamen Basket Siwo PWI Pusat 3×3 Dimeriahkan Puluhan Wartawan dan Selebritas

Bulog Jabar Pastikan Ketersediaan Bahan Pokok untuk Program Makan Bergizi Gratis di Dapur SPPG Lanud Husein Sastranegara

JPU Limpahkan Berkas Perkara Mantan Ketua PN Surabaya ke Pengadilan Tipikor

Serahkan Kunci Rumah Subsidi, Menteri PKP : Program Ini Bukan untuk Membungkam Wartawan

Ketua Umum PWI Pusat Apresiasi Gubernur Pramono Anung Dukung Liga Jakarta U-17

Hari Kebebasan Pers 3 Mei: Ketua Umum PWI Pusat Desak Negara Selamatkan Demokrasi Lewat Pers yang Sehat

Tim PWI Tinjau Cepat Lokasi Rumah Subsidi Wartawan, Ketua Umum Apresiasi Komitmen Pemerintah

Fadli Zon dan Menbud Rusia Sepakati Akselerasi Kerja Sama Budaya Indonesia–Rusia

Tempati Kantor Baru, AMKI Gelar Syukuran dan Rapat Konsolidasi Perdana

Pelaksana Tugas Ketua PWI Jabar Tinjau Lokasi Rumah Subsidi di Kemang

Fadli Zon: Teater Imam Al-Bukhari dan Sukarno Jadi Simbol Eratnya Hubungan Budaya Indonesia–Uzbekistan

Menteri Kebudayaan Fadli Zon Dorong Kerja Sama Budaya sebagai Bentuk Solidaritas Indonesia untuk Palestina

Ketum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Tinjau Rumah Subsidi untuk Wartawan

Fadli Zon Ajak Qatar Kembangkan Industri Budaya Bersama Indonesia

Ketum Hendry Ch Bangun: Rumah Subsidi untuk Wartawan, Lokasi Strategis Siap Huni

Lanud Husein Sastranegara Gelar Pembinaan Kedisiplinan Pramuka Saka Dirgantara

Sarapan Subuh, ketan bumbu dan gemblong ketan

Gara-gara Covid-19 rela berbuat seperti ini
“Martabak Alul” kaki 5 yang melayani dengan berbagai jenis pembayaran
Nasi kebuli murah meriah di Bambu Apus
DIRGAHAYU TNI “SINERGI UNTUK NEGERI”
Sambutan Kapolda Metro dalam rangka Baksos Sembako 25 ton menyambut HUT ke-65 Lantas Bhayangkara
Sepenggal sejarah merah putih di tanah Papua

Pramuka Saka Wira Kartika Kodim 0505/JT bantu giat cek poin perbatasan

Ucapan Selamat Idul Fitri dari Letnan Jenderal TNI AD, Doni Monardo, Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

Simak video ini soal test cepat Covid-19




Terpopuler
-
News1 month ago
Evandra Florasta, Bukti Pembinaan di Level Klub Indonesia Membaik
-
News2 months ago
Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun Siap Lawan Informasi Menyesatkan di Sidang Dewan Pers
-
News2 months ago
Plt Ketua PWI Pelalawan,Assep Putra Sulaiman Siap Tempuh Jalur Hukum atas Dugaan Pencemaran Nama Baik
-
News2 months ago
Bendahara PWI Kepri Buktikan Pers Dukung Ketahanan Pangan Nasional