Connect with us

Komunitas

Perkumpulan Komunitas Seni Sulam Indonesia audiensi dengan Kemenparekraf bahas ini

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24 – Perkumpulan Komunitas Seni Sulam Indonesia (PKSSI) audiensi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di kantor Kemenparekraf, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (11/3/2020).

Audiensi ini dihadiri oleh Ketua Umum Perkumpulan Komunitas Seni Sulam Indonesia (PKSSI) Tjhin Kiong Li atau lebih dikenal Koh Ali bersama pengurus PKSSI lainnya seperti Ketua Harian, Cecilia, Sekretaris Jendral Rusyadi serta Sekretariat Pendi.

Dalam audiensi yang berlangsung selama kurang lebih dua jam tersebut, kedua belah pihak nampak antusias membicarakan berbagai hal yang menyangkut keberadaan seni sulam, khususnya sulam alis yang ada di Indonesia selama ini.

Tujuan PKSSI melakukan audiensi bersama Kemenparekraf tak lain agar keberadaan perkumpulan ini mendapatkan wadah yang jelas dari pemerintah.

“Karena sejak didirikan pada tahun 2016, PKSSI baik secara.profesi, alat-alat penunjang serta event-event yang pernah diadakan belum satu pun dilegalkan. Kami tidak mau perkumpulan ini menjadi perkumpulan yang ilegal,” tutur Koh Ali dalam audiensi.

Ditambahkan Koh Ali, PKSSI sendiri sebenarnya sudah banyak memberikan kontribusi pada pemasukan devisa negara, salah satunya lewat sejumlah event bertaraf Internasional yang pernah digelar di dalam negeri.

Selain itu, PKSSI juga mau merangkul semua seniman sulam dalam wadah ini mengingat selama ini mereka masih bekerja sendiri-sendiri.

PKSSI juga tak mau para konsumen dalam negeri harus melakukan sulam ke luar negeri atau sebaliknya ada seniman sulam dari luar negeri datang ke Indonesia semata untuk mencari keuntungan.

Dari sejumlah keprihatinan serta kecemasan terhadap hal itulah, jajaran pengurus PKSSI meminta Kemenparekraf memahami kondisi yang ada bagi para pelaku seni sulam di Indonesia.

Sementara pihak Kemenparekraf sendiri usai audiensi menyimpulkan jika pihaknya masih harus menggodok lagi aturan atau regulasi terkait keberadaan KPSSI.

Pasalnya, seni sulam sendri belum ada dalam 17 sub sektor yang ada di Kemenparekraf.

“Dari pertemuan dan audensi pertama dari PKSSI ini sangat penting dimana pengurus komunitas ini meminta rekomendasi dari Kementerian ini untuk kelanjutan ke depannya PKSSI. Adapun hasil pertemuan ini akan disampaikan ke pimpinan. Keputusan tetap ada di pimpinan apakah nanti PKSSI masuk ke dalam sub sektor Kemenparekraf ini. atau tidak, ” ujar Kasubdit Regional 3 Direktorat Kelembagaan Kemenparekraf, Sulaeman.

Sebagai perkumpulan, KPSSI disarankan oleh Kemenparekraf agar lebih ulet lagi dalam mengurus status apalagi telah memiliki badan hukum.

“Jangan lelah untuk mengurus hal yang lainnya dalam rangka eksistensi dari profesi ini,” lanjut Sulaeman.

Kemenparekraf mengakui jika selama ini PKSSI sudah membantu Kemenparekraf dalam hal mendatangkan wisman melalui penyelenggaraan event baik di Jakarta atau nanti di Bali pada Agustus mendatang.

Sementara itu Loh Ali selaku Ketua Umum berharap besar jika KPSSI bisa melakukan audiensi berikutnya.

“Harapan saya pasti ingin yang terbaik dan semoga di audiensi berikutnya akan lebih banyak tahu apa itu PKSSI. Saya ingin PKSSI ini menjadi organisasi resmi karena sejak awal mendirikan PKSSI ini saya ingin ada lapangan pekerjaan bagi mereka yang berprofesi di sini, ” ujar seniman alis yang sudah banyak melakukan sulam alis sejumlah selebriti papan atas Indonesia itu. (rls/***)

Komunitas

Angkatan 86 Serahkan Bantuan Ambulans ke Gereja Katolik Paroki St Thomas Depok

Redaksi KOIN24.CO.ID

Published

on

Depok – Satu unit ambulans diserahkan komunitas Angkatan 86 kepada Gereja Katolik Paroki Santo Thomas di Kecamatan Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Sabtu (28/5).

Ambulans jenis Daihatsu Gran Max dengan kode 006 tersebut diserahkan oleh Ketua Pembina Angkatan 86 Iqbal Willis kepada perwakilan Gereja Katolik Paroki Santo Thomas, RD Stefanus Edwin Tikoalu.

Iqbal mengatakan, pemberian ambulans ini merupakan amanah dari seluruh anggota Angkatan 86, yang notabene merupakan komunitas eks siswa-siswi sekolah menengah lanjutan tingkat atas lulusan tahun 1986 yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Untuk ambulans yang diberikan Angkatan 86 kepada komunitas non muslim ini merupakan yang pertama. Sebelumya kami sudah menyerahkan ambulans yang sama kepada sejumlah pihak,” kata Iqbal.

Gereja Katolik Paroki Santo Thomas Depok dipilih setelah melalui sejumlah kriteria. “Kebetulan lokasinya juga strategis. Semoga ambulans ini akan memberikan manfaat buat masyarakat yang membutuhkan, ” Iqbal menambahkan.

Sementara itu Pastor RD Stefanus menyampaikan ucapan terima kasihnya atas pemberian ambulans dari Angkatan 86. “Kami akan bertanggung jawab dengan apa yang telah diberikan oleh Angkatan 86 ini. Semoga ambulans ini akan berguna untuk melayani masyarakat,” ujarnya.

Bagi Angkatan 86 pemberian sumbangan ambulans ini merupakan kali keenam sejak tahun 2017.

Sebelumnya ambulans yang telah diserahkan, di antaranya pada Agustus 2017 dengan kode-001 kepada DKM Musholla Darusallam di Vila Indah Permai, Blok H25, Teluk Pucung, Bekasi Utara, untuk melayani 4 Rukun Warga (RW).

Kemudian ambulans dengan kode-002 diberikan kepada DKM Masjid Jami AlMa’mur di Jl Pesantren Al Ma’mur, Kreo Selatan, Larangan, KotaTangerang untuk melayani warga Kreo Selatan.

Sedangkan ambulans ketiga diberikan kepada masyarakat Payukumbuh, Sumatera Barat. Serta diberikan kepada Masjid Abdurrahman Al-Athiq, Desa Sasak Panjang, Tajur Halang, Kabupaten Bogor pada Februari 2021.

Iqbal menyatakan, program pemberian ambulans Angkatan86 tidak akan pernah berhenti. Ambulans-ambulans berikutnya bakal hadir di tengah-tengah masyarakat yang membutuhkan.

Continue Reading

Komunitas

Ikan hias, bisnis menjanjikan di tengah pandemi

Avatar

Published

on

Serang, Banten, koin24.co.id – Ada beberapa jenis ikan hias yang sudah lama ditekuni oleh para penggemar ikan hias. Bahkan menjadi usaha yang menguntungkan bagi banyak pelaku bisnis ini.

Jenis ikan hias yang sudah tidak asing lagi antara lain ikan hias jenis cupang. Juga ikan hias yang hidup di bukan air tawar atau air laut. Untuk ikan hias yang hidup di bukan air tawar lebih sulit perawatanya.

Saat ini, tren jenis ikan hias jenis cupang dan ikan hias air laut, sudah kalah pamor dengan jenis ikan hias predator. Ini adalah jenis ikan air tawar yang berasal dari sungai sungai besar di Kalimantan bahkan dari luar negeri. Bisa disebutkan beberapa.jenis kan tersebut. Yakni, Chana, Peacok Bass, Oscar, Arwana, dan banyak lagi.

Berbeda dengan ikan hias jenis cupang, ikan hias predator lebih spesifik dalam hal perawatan dan pemeliharaannya. Begitu pula harganya. Ikan-kan predator lebih mahal.

Simaklah pengakuan Arman, salah seorang penggemar sekaligus pelaku usaha ikan hias jenis predator di Serang, Banten.

Menurut Arman, pelaku usaha jenis ikan ini masih tergolong jarang. Di Kota Serang sendiri baru ada sekitar 30 orang, dan itu pun masih tergolong penggemar.

“Sedangkan untuk pelaku usaha, sekitar 20 orang,” paparnya di Serang, Banten, Selasa (17/11/2020) malam.

Aek, pelaku usaha jual beli ikan hias jenis predator yang tinggal di Kecamatan Ciracas, Kota Serang, menyebut jika bisnis ini mulai booming semenjak pandemi Covid-19.

“Rumah saya hampir setiap malam ramai dikunjungi para penggemar ikan hias predator. Ada yang memang berniat membeli, ada juga yang hanya sekadar melihat- melihat ikan yang ada di sana,” kata Aek.

Ada hal menarik yang disampaikan Arman dan Aek. Para pelaku usaha ikan hias predator ini ingin mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Khususnya, dalam hal memfasilitasi tempat khusus untuk jual beli.

Seperti dicontohkan oleh Aek. “Di Jakarta ada tempat di bilangan Jatinegara yang dijadikan ajang jual beli para penggemar ikan hias predator dari berbagai daerah, ” tegasnya.

Maka, sekiranya di Kota Serang ada tempat serupa, bisa dipastikan para penggemar ikan hias jenis ini banyak berdatangan dari kota kota di Provinsi Banten.

Arman dan Aek yakin, usaha jual beli ikan hias jenis predator ini masih sangat menjanjikan. Terlebih tren nya untuk di Kota Serang masih terbatas.

Mereka menyebut, lambat laun, tentunya seiring dengan kemajuan teknologi, pemasaran jual beli ikan hias ini lewat media online instagram, facebook dan sebagainya akan semakin diminati.

Koh Aek selain menyediakan berbagai jenis ikan predator juga menyediakan pakan ikan dari ikan ikan kecil seperti udang kecil dan lainnya.

Di samping itu, ia juga bisa menyediakan media untuk ikan itu sendiri, seperti aquarium dan kelengkapannya. (***)

Continue Reading

Komunitas

Kemenparekraf ajak komunitas kopi jaga Indonesia

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24.co.id – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengajak komunitas pencinta kopi untuk kreatif mengembangkan wisata kopi.

Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf/Baparekraf, Agustini Rahayu, dalam acara “Live Streaming Ngopi Sore Bersama Komunitas Kopi”, Sabtu (25/7/2020), mengatakan, kopi merupakan salah satu dari jendela promosi pariwisata Indonesia di kancah internasional. “Lewat acara ini, kita ingin menggalang komitmen bersama komunitas pencinta kopi untuk kreatif mengembangkan wisata kopi Indonesia,” kata wanita yang akrab disapa Ayu ini.

Ayu menuturkan, Kemenparekraf/Baparekraf kini tengah kembali melakukan pengembangan Komunitas Parekraf untuk membantu menggencarkan kecintaan masyarakat terhadap produk Indonesia. Menurutnya, Komunitas Pecinta Kopi Indonesia merupakan unsur penting dalam proses ini, mengingat Kopi Indonesia sudah terbukti unggul bahkan di kancah internasional.

Dalam acara ini Ayu mengenalkan Mikhael Rudy, Pendiri Komunitas Kopi di Indonesia dan pembina petani kopi di Indonesia. Juga ada Agusnadi, Founder SocioPreneur Kita Setara. Salah satu SocioPreneur yang mendampingi generasi muda disabilitas menjadi wirausaha dan Garnida Muchtar, pensiunan BUMN yang membangun ketrampilannya menjadi usahawan dan barista kemudian bergabung dengan komunitas KoKopi & “VW Coffee” Utan Kayu, Jakarta.

Didasari kegemaran akan kopi Indonesia, Ayu yakin kreatifitas membangkitkan pariwisata Indonesia dapat kembali digalakkan untuk bersama jaga Indonesia. “Indonesia punya banyak tempat penghasil kopi. Apalagi para _Coffee Enhusiast_ ini sangat bersemangat untuk kembali membangkitkan wisata kopi Indonesia dalam kemasan yang lebih kreatif menyikapi segala keterbatasan! selama masa pandemi Covid-19, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan,” katanya.

Hal ini diamini pula oleh Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Kemenparekraf/Baparekraf, Djoko Waluyo. Djoko mengungkapkan, kopi merupakan minuman yang digemari oleh hampir semua lapisan masyarakat dari segala umur.

Selain itu, lanjut Djoko, komunitas kopi dinilai punya kemampuan untuk membangkitkan kembali pariwisata Indonesia pascapandemi Covid-19. “Saya yakin semua komunitas kopi bisa terus berkreasi di tengah pandemi ini,” ungkap Djoko.

Acara ini juga diisi dengan pembuatan _latte art_ dan lukisan dari ampas kopi. Lukisan ini dibuat oleh pemilik Kedai Kopi Tanah Air Kita, Mikhael Rudy.

“Lukisan ini saya buat dalam waktu tiga minggu. (Tujuannya) untuk menghilangkan penat,” ucap Rudy.

Tidak hanya itu, pada acara ini, Kemenparekraf/Baparekraf juga memperkenalkan aplikasi bernama Community Hub yang rencananya akan diluncurkan pada Agustus 2020.

Menurut Kasubbag Pengembangan Komunitas Kemenparekraf/Baparekraf Syaril S., aplikasi yang tengah disempurnakan itu merupakan suatu platform sosial media bagi seluruh komunitas yang ada di Indonesia. “Di aplikasi ini, seluruh komunitas di Indonesia bisa saling berbagi informasi yang bermanfaat dan mengunggah gambar dan tulisan ke media sosial pada umumnya di halaman komunitasnya. Juga ada live streaming secara berkala dengan berbagai tema bersama komunitas yang berbeda-beda,” jelas Syaril. (Sumber: Biro Komunikasi Kemenparekraf/***)

Continue Reading
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terpopuler