Opini Redaksi Tamu

#AkuKorbanCoronaJagaDiriKalian #KeluargakuKorbanCoronaJagaDiri Kalian

Published

on

Jakarta, koin24 – Tidak seorangpun ingin sakit, apalagi sakit karena tertular Virus Corona

Tak seorangpun ingin menularkan penyakit kepada keluarga, sanak famili, handai taulan, rekan kerja, bahkan ke orang tak dikenal sekalipun, apalagi sakit penyakit yang disebabkan oleh Virus Corona

Itu adalah naluri kasih sayang yang ditanamkan Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap diri insan semenjak penciptaanya

*****

Penyebaran Virus Corona telah menggoyahkan sendi sendi sosial masyarakat kita Indonesia

Gubernur mengimbau warga perantauan untuk tidak pulang kampung karena dikhawatirkan membawa Virus Corona

Saudara di kampung berharap saudara di perantauan tidak pulang kampung karena khawatir membawa Virus Corona

Arisan RT sebagai ajang silaturrahmi bulanan ditiadakan karena khawatir akan saling menularkan Virus Corona

Pertemuan organisasi kemasyarakatan ditiadakan karena khawatir saling menyebarkan Virus Ciorona

Beribadah di rumah suci juga sudah dibatasi bahkan di rumah ibadah paling suci sekalipun karena khawatir saling menulari Virus Corona

Bahkan aktifitas saling bersalaman juga sudah demikian menakutkan karena khawatir saling menularkan Virus Corona

Tidak sampai di situ, melihat ada orang bertamu ke rumah tetangga, menjadi bahan perbincangan di grup WA, jangan-jangan yang bertamu di rumah tetangga sebelah orang dari daerah yang banyak kasus Corona, Jabodetabek misalnya

Benar-benar sudah parah rusaknya tatanan sosial gara-gara sudah sangat dipercaya bahwa penyebaran Virus Corona sudah benar-benar tak terkendali.

******

Sendi-sendi ekonomi juga tidak kalah parahnya

Pekerja Ojek Online mengeluh tidak ada yang bisa dimakan karena semua orang dilarang keluar rumah

Penjual bakso dan mie ayam sepiiiii banget karena orang hampir tidak ada yang mau jajan di luar

Jamu gendong dan kopi sepeda keliling tidak laku, orang ndak mau jajan, takut saling menularkan

Karyawan swasta was-was gaji tidak dibayar perusahaan. Dibayar pakai apa, perusahaan tidak jalan.

Kantor-kantor tidak ada aktifitas produktif yang menggembirakan, kantor pemerintah maupun kantor swasta

Apalagi ada pernyataan bahwa pertumbuhan ekonomi bisa nol persen tahun ini

Membuat merinding membayangkan implikasi sosialnya dan implikasi pada masa depan bangsa

*****

Namun yang aneh

Seolah tidak ada kepanikan padahal semua orang panik, panik masal bawah sadar

Panik masal bawah sadar karena semua serba pukul rata

Semua orang pukul rata curiga pada semua orang, curiga semua orang bisa jadi penular Virus Corona

Semua orang pukul rata curiga pada semua wilayah, curiga semua wilayah bisa jadi ada virus Corona

Semua orang pukul rata curiga pada semua benda, semua benda bisa jadi tempat bercokolnya Virus Corona

Pokoknya serba pukul rata

******

Sumber pukul rata semua masalah diatas sebenarnya hanya satu : Tidak Tahu

Tidak tahu siapa saja yang positif Virus Corona sehingga pukul rata saja semua orang mungkin positif Virus Corona

Tidak tahu siapa saja Pasien Dalam Pengawasan sehingga pukul rata saja semua orang mungkin Pasien Dalam Pengawasan

Tidak tahu siapa saja Orang Dalam Pengawasan sehingga pukul rata saja semua orang mungkin Orang Dalam Pengawasan

Tidak tahu siapa orang yang mengetahui dirinya sudah berinteraksi dengan Pasien Positif Corona, Pasien Dalam Pengawasan, dan Orang Dalam Pengawasan maka pukul rata saja semua orang mungkin sudah berinteraksi dengan mereka dalam.ketiga kelompok itu

Tidak tahu alamat orang yang sudah tertular dan orang sudah berpotensi tertular maka pukul rata saja semua alamat mungkin sudah ada orang tertular dan orang berpotensi tertular dan menularkan

Tidak tahu komplek dan daerah mana yang ada penghuninya sudah tertular atau berpotensi tertular maka pukul rata saja semua kompleks dan daerah mungkin sudah ada orang tertular dan orang berpotensi tertular dan menularkan

Pukul rata seolah-olah akan membuat rasa aman meningkat

*****

Tentu saja model pukul rata di atas salah kaprah

Salah kaprah karena seolah tidak ada lagi yang namanya Kepercayaan

Seharusnya dalam situasi darurat ini, dalam situasi Pandemi Virus Corona ini, dalam situasi sulitnya menahan laju penyebaran Virus Corona ini yang diperlukan dan dibangun adalah kepercayaan

Tanpa kepercayaan, hancur semua sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

Kita harusnya membangun suatu situasi bahwa semua orang percaya bahwa semua orang negatif Corona kecuali yang sudah dinyatakan positif Corona;

Kita harusnya membangun situasi bahwa semua orang percaya bahwa semua orang bukan PDP dan ODP kecuali sudah dinyatakan PDP dan ODP

Kenapa?

Karena masyarakat percaya bahwa siapa saja yang positif Corona, PDP, dan ODP sudah mengetahui dirinya berpotensi Posotif Corona, berpotensi PDP, atau berpotensi ODP sehingga tidak akan keluyuran di ruang publik dan menjalankan protokol sesuai yang disampaikan pihak berwenang.

Karena masyarakat percaya bahwa pihak berwenang sigap menangani Positif Corona, Pasien Dalam Pengawasan (PDP), dan Orang Dalam Pengawasan (ODP)

Karena masyarakat percaya, mereka tahu aman berinteraksi dengan siapa dan tahu aman berkunjung kemana karena mereka tahu dan diberitahu hal itu.

*****

Sayangnya masyarakat tidak mampu melakukan identifikasi semenjak dini apakah dirinya berpotensi menjadi Orang Dalam Pengawasan, menjadi Pasien Dalam Pengawasan, bahkan Pasien Positif Corona. Secara pasti.

Sayangnya masyarakat tidak tabu dengan siapa masyarakat aman untuk berintaksi dan tempat mana masyarakat aman untuk berkunjung. Secara pasti.

Alasannya cuma satu : Tidak cukup informasi

Tidak.cukup informasi untuk mengidentifikasi apakah dirinya pernah berinteraksi dengan penular Virus Corona atau apakah pernah berkunjung ke rumah atau kompleks atau daerah sumber penularan Virus Cirona.

Tidak cukup informasi apakah dirinya pernah berinteraksi dengan orang yang berpotensi penular Virus Corona (PDP dan ODP) atau apakah pernah berkunjung ke rumah atau kompleks atau daerah orang berpotensi penular Virus Corona

Tidak cukup informasi apakah dirinya pernah naik transportasi umum atau berkunjung ke fasilitas umum yang pernah di situ ada orang positif Corona ataupun PDP dan ODP

Tidak cukup informasi pasti dan informasi yang dapat dipercaya

*****

Pangkal masalah dari semua itu bisa diurai jika masyarakat bisa mengetahui siapa saja Pasien Positif Corona, siapa saja Pasien Dalam Pengawasan, dan siapa saja Orang Dalam Pengawasan

Pangkal masalah dari semua itu bisa diurai jika masyarakat bisa mengetahui alamat, kompleks, daerah, riwayat aktifitas setidaknya 14 (empat belas) hari terakhir Pasien Positif Corona, Pasien Dalam Pengawasan, dan Orang Dalam Pengawasan. Di samping protokol berjaga-jaga seperti cuci tangan dan lain sebagainya

Tapi itu tidak mudah. Terjadi perdebatan. Perdebatan sisi kemanusiaan bahkan perdebatan sisi hukum, hukum pidanapun masuk wilayah perdebatan

*****

Perdebatan bisa saja diakhiri dengan dua langkah

Langkah pertama

Pemerintah menggunakan kewenangnnya sehingga dapat diinformasikan kepada masyarakat luas tentang nama, alamat, dan riwayat perjalanan Pasien Positif Corona, Pasien Dalam Pengawasan, dan Orang Dalam Pengawasan

Ini akan membuka perdebatan sengit boleh dan tidaknya, sementara penyebaran Virus Corona sudah seperti deret ukur, 2, 4, 8, 16, 32, 64, 128, dst

Langkah kedua

Pasien Positif Corona dan atau keluarga, Pasien Dalam Pengawasan, dan Orang Dalam Pengawasan mengumumkan sendiri kepada publik atas kesadaran sendiri sebagai kesadaran untuk membantu menahan laju penyebaran Pandemi Virus Corona agar tidak semakin tak terkendali

Di samping usaha serius Satuan Tugas Penanggulangan Covid-19 untuk meyakinkan pasien dan atau keluaga pasien, langkah kedua ini nampaknya bisa dimulai dengan tagar :

#AkuKorbanCoronaJagaDiriKalian
#KeluargakuKorbanCoronaJagaDiriKalian

Penulis:
Hendra J Kede
Wakil Ketua Komisi Informasi Pusat RI

Click to comment

Terpopuler

Exit mobile version