News

Hidung dicolok seperti kerbau

Published

on

Suasana Pasar Malam Bambu Apus yang sepi namun tetap lakukan 3M, menggunakan masker, mencuci tangan dan menjaga jarak
Prev1 of 3
Use your ← → (arrow) keys to browse

Jakarta, Koin24 – Mulyono, warga Tegal, Jawa Tengah – sehari-hari mencari nafkah dengan berdagang martabak di Bambu Apus, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.

Dia mengaku Idul Fitri 1441 H, tahun silam tidak mudik sesuai anjuran pemerintah. “Saya tetap berdagang, meski hati sedih karena istri dan anak di kampung,” ungkapnya Kamis malam (28/5).

Lebaran tahun ini rencananya juga tidak mudik lagi. Itu sebabnya sampai H-2 dia masih berdagang di Bambu Apus.

Adik kandungnya juga tetap berdagang martabak di belakang Mabes TNI Cilangkap tetapi masuk wilayah Bekasi.

Kakak-beradik ini sama-sama sudah berkeluarga, anak dan istrinya di kampung halaman menunggu untuk lebaran bersama.

Awalnya tidak ada rencana untuk pulang kampung atau mudik. Waktu takbir berkumandang Mulyono dan adiknya merasa sedih karena jauh dari anak-istri.

Tanpa persiapan mereka berdua menyelusuri Bekasi dan terus ke arah Karawang, ternyata jalan lancar dan bisa sampai Pantura.

“Saya jadi pulang kampung tanpa persiapan dan akhirnya bisa jumpa anak dan istri,” ujarnya.

Setelah tidak ada lagi pembatasan kakak-beradik ini kembali mengadu nasib di Jakarta. Begitu sampai kontrakan langsung didatangi pengurus RT.

“Saya dan adik langsung diminta tes antigen ke Polsek. Bila belum tes tidak boleh keluar rumah. Mau makan saja dibelikan pengurus RT,” ceritanya.

Menurut pengurus RT, tes antigen penting sebelum saya berdagang dan ketemu banyak orang. Itu sebabnya Mulyono dan adiknya langsung menurut perintah RT.

“Tes gratis khusus orang yang baru datang dari mudik. Hanya surat pengantar dari RT diserahkan kepada petugas medis,” katanya lagi.

Mulyono mengaku baru pertama kali hidungnya dicolok seperti kerbau. “Saya dan para pemudik yang balik seperti kerbau, hidungnya dicolok dan dikilik-kilik” ungkapnya.

Ia mengaku sangat khawatir, takut hasilnya reaktif. Aduh, kalau positif harus dirawat, anak dan istri jauh lagi, ceritanya dengan logat Tegal.

Untungnya, hasil tes dua dan adiknya non reaktif atau negatif. Ada surat keterangan dari petugas untuk dibawa ke RT agar bisa beraktivitas.

Makanya, Kamis malam dia langsung berdagang. Malam Jumat menurut Mulyono termasuk waktu ramai untuk berdagang.

Menurut data BNPB, wilayah Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, saat ini dalam resiko sedang dengan total ODP, PDP, positif sebanyak 582 orang.

Jumlah penduduk di kecamatan ini tercatat 283.204 orang. Jadi rasio antara jumlah penduduk dengan yang positif hanya 0,2 persen.

Namun demikian masyarakat harus tetap waspada dan melakukan protokol kesehatan dengan ketat antara lain tetap menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun atau antibiotik dan menjaga jarak minimal satu meter.

Pasar Malam

Masih di wilayah Bambu Apus yang berbatasan dengan Ceger di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, setiap Kamis malam kembali aktif “Pasar Malam’.

Sejumlah pedagang yang tidak mau disebutkan namanya mengaku terpaksa berdagang “demi perut”. “Kami mau makan apa bila tidak berdagang,” ujar salah satu pedagang yang tidak mau disebutkan namanya.

Pada ujung jalan yang menjadi arah masuk sudah terdapat peringatan “Harus Gunakan Masker, Cuci Tangan dan Jaga Jarak”.

Pertama katanya semua pedagang kompak memberi contoh dengan menggunakan masker. Pengunjung yang tidak gunakan masker ditegur baik oleh pedagang sendiri maupun pengelola.

Pengunjung juga sepi tidak padat seperti biasanya. Kemungkinan uangnya habis buat lebaran. Namun demikian masih ada omset penjualan.

Mereka sebagai UMKM berharap tetap bisa berdagang untuk menyambung hidup. Bila mall boleh buka dengan protokol kesehatan, seharusnya UMKM juga boleh.

“Lihat, pengunjung tidak padat kan. Kami menerapkan juga protokol kesehatan,” tuturnya.

Sementara itu data mutahir di Indonesia yang positif 1.797.949 orang mengalami penambahan 6.278 orang.

Sedangkan yang sembuh tercatat 1.649.187 orang atau bertambah 3.924 orang. Data yang meninggal tambah 136 orang menjadi 49.907 jiwa.

 

Prev1 of 3
Use your ← → (arrow) keys to browse

Click to comment

Terpopuler

Exit mobile version