News

Banjir Medan, Kemensos siapkan santunan ahli waris

Published

on

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam M Safii Nasution mengunjungi posko pengungsian banjir di Jalan Flamboyan, Kantor Balai Desa, Tanjung Selamat, Minggu (6/12/2020). (Foto: Humas Linjamsos)

Medan, Sumatera Utara, koin24.co.id – Kementerian Sosial tengah mendata dan menyiapkan santunan ahli waris bagi lima korban meninggal dunia akibat banjir besar di Kota Medan.

Banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah di Medan itu dipicu hujan deras pada Kamis (3/12) malam hingga Jumat (4/12) dini hari. Akibatnya 5 orang ditemukan meninggal dunia, sementara 1 orang lainnya masih dalam upaya pencarian.

Kementerian Sosial, yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), M. Safii Nasution, mengatakan pihaknya akan segera menyalurkan bantuan ahli waris kepada kelima korban tersebut.

“Kami tadi sudah mendatangi 5 keluarga korban meninggal dari 6 yang sempat dinyatakan hilang, kita akan berikan santunan ahli waris sejumlah 15 juta rupiah,” ujar Safii saat mengunjungi posko pengungsian di Balai Desa Tanjung Selamet, Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Minggu (6/12).

Selain menyiapkan dana bantuan ahli waris, Kemensos juga menginventaris kebutuhan-kebutuhan pengungsi, mulai dari logistik, keperluan kebersihan, hingga tenda pengungsian Covid-19.

“Kami memiliki tenda pengungsi Covid-19 ukuran 6×10 dilengkapi sekat tiap 2 meternya dan ventilasi, ini untuk menghindari droplet, nanti berapa jumlahnya tergantung kebutuhan,” tambah Safii.

Penambahan tenda pengungsian dipandang perlu, terutama bagi kelompok rentan, lansia dan anak-anak, lantaran Balai Desa Tanjung Selamat memiliki kapasitas terbatas untuk menampung sebanyak 323 jiwa.

Terbatasnya ruang yang ada, membuat pengungsi tidur di lantai dengan alas seadanya. Penambahan tenda itu dimaksudkan supaya para pengungsi terhindar dari penyakit ketika berada di pengungsian.

Kemensos juga mengerahkan 38 orang Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk mengelola dapur umum lapangan yang terletak tidak jauh dari lokasi pengungsian untuk mensupplai kebutuhan makan pengungsi selama masih ada warga yang mengungsi.

“Selain mendirikan dapur umum lapangan, mereka (Tagana) juga bergotong royong bersama warga untuk membersihkan lumpur di rumah warga”, papar Safii.

Banjir di Kota Medan terjadi setelah Sungai Deli, Babura dan Denai meluap. Banjir setinggi 30-60 cm merendam ratusan rumah warga di bantaran sungai itu sejak Kamis malam. Setidaknya, ada empat kecamatan yang terdampak banjir yaitu Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Sunggal dan Kecamatan Medan Tuntungan.

Berdasarkan data dari BPBD Kota Medan, dilaporkan sebanyak 1.983 unit rumah terendam dan 5.965 jiwa terpaksa mengungsi di beberapa titik. (Humas Ditjen Linjamsos)

Click to comment

Terpopuler

Exit mobile version