News

Lanal Melonguane bantu awasi Pelabuhan Beo di masa Covid-19

Published

on

Melonguane, Sulawesi Utara, koin24 – Ada yang tidak biasa di Hari Sabtu pagi yang cerah tanggal 20 Juni 2020 di jalan antara Kota Melonguane dan Beo. Karenab terlihat iring-iringan kendaraan dinas Lanal Melonguane. Dengan pengawalan motor kawal Polisi Militer Angkatan Laut (Pomal), konvoi kendaraan bergerak menuju Pelabuhan Laut Beo.

Setelah melaksanakan persiapan di kantor Pos Pengamat TNI Angkatan Laut (Posal) Talaud yang berada di dekat pelabuhan Beo, personel TNI Angkatan Laut yang tergabung dalam Tim Darat SFQR Lanal Melonguane, dengan berbagai peralatan dan kendaraannya menuju ke dermaga pelabuhan Beo.

Ternyata kedatangan adalah dalam rangka membantu Satgas Covid-19 Kabupaten Talaud yang ada di Kecamatan Beo untuk melaksanakan pengamanan, pengawasan, pemeriksaan kesehatan, desinfektasi penumpang dan barang yang turun dari kapal KMP Venecian.

Sebenarnya selama masa penyebaran wabah Covid-19, anggota Posal Talaud di bawah pimpinan Letda Marinir Fahmi Zakki telah aktif dalam membantu Satgas Covid-19 di Kecamatan Beo, terutama di pelabuhan. Mereka telah bergabung dengan Satgas Kecamatan dan Desa bahu-membahu dalam melaksanakan pencegahan penyebaran Covid-19 di salah satu pintu masuk Kabupaten Talaud. Yaitu di pelabuhan Beo terutama saat adanya kapal-kapal yang masuk dan keluar dari pelabuhan Beo.

Berkenaan dengan diturunkannya Tim Darat SFQR Lanal Melonguane ke Pelabuhan Beo, Letda Marinir Fahmi Zakki Danposal Talaud menyampaikan bahwa di antara tiga pelabuhan laut utama di Kabupaten Kepulauan Talaud, sesungguhnya penumpang dari kapal-kapal penumpang baik KMP Barcelona 2 maupun KMP Venecian paling banyak turun di pelabuhan Beo. Karena banyaknya penumpang yang turun apalagi apabila kapal tibanya pada malam hari, membuat petugas cukup kewalahan melakukan pengawasan dan pemeriksaan kesehatan. Untuk itu Danposal Talaud meminta dukungan perkuatan dari Mako Lanal Melonguane.

Pernyataan Letda Marinir Fahmi Zakki tersebut dibenarkan oleh Letkol Marinir Adi Sucipto, S.T., M.Tr. Hanla., selaku Danlanal Melonguane. Berdasarkan pengamatan dan analisanya selama ini, dari tiga pelabuhan tersebut memang betul penumpang paling banyak turun di Pelabuhan Beo.

Selama ini selalu ditemukan ketidaksamaan data antara apa yang tertulis dalam manifest kapal penumpang dengan kenyataan di lapangan. Terutama terkait pelabuhan tujuan dari penumpang.

Setelah ditelusuri, penyebab adanya perbedaan pelabuhan tujuan dengan data di lapangan disebabkan adanya perbedaan harga tiket dari Manado ke tiga pelabuhan di Talaud tersebut (Pelabuhan Lirung, Pelabuhan Melonguane dan Pelabuhan Beo).

Lebih tingginya harga tiket dari pelabuhan Manado ke Pelabuhan Beo, menjadikan cukup banyak penumpang yang sesungguhnya turun di pelabuhan Beo membeli tiket dengan mencantumkan pelabuhan tujuannya adalah pelabuhan Lirung atau pelabuhan Melongunane, sehingga mereka membayar tiketnya dengan harga sedikit lebih rendah.

Hal tersebutlah yang selama ini menyebabkan perbedaan antara data penumpang yang turun di masing-masing pelabuhan tidak sesuai dengan apa yang tertera pada manifest. Dan berdasarkan data di lapangan, selama ini penumpang yang turun di pelabuhan Beo rata-rata lebih banyak dibanding dua pelabuhan lainnya. Untuk itulah Tim Darat SFQR Lanal Melonguane diturunkan untuk memperkuat Posal Talaud dalam membantu Satgas Covid-19 di Pelabuhan Beo.

Danlanal Melonguane melalui media ini mengimbau agar para pengguna laut, baik itu penyedia jasa angkutan laut, penumpang kapal, nelayan maupun stakeholder terkait untuk lebih memperhatikan keamanan dan keselamatan pelayaran. Baik itu pada saat ini terkait adanya wabah Covid-19 yang memungkinkan menjadikan jalur laut sebagai jalur transmisi penyebaran, maupun saat kondisi normal dimana keamanan dan keselamatan penumpang adalah yang utama.

Kesesuaian data penumpang yang tercantum pada manifest terutama terkait pelabuhan tujuan akan sangat penting, saat suatu ketika dilaksanakan pencarian dan pertolongan apabila terjadi kecelakaan laut dari kapal tersebut.

Penggunaan AIS (Automatic Identification System) bagi kapal penumpang seperti KMP Barcelona maupun KMV Venecian juga hal yang wajib untuk dilaksanakan karena hal tersebut terkait keamanan dan keselamatan.”Saya mengetahui betul mana kapal yang menggunakan/menyalakan AIS mana yang tidak,” kata Danlanal Melonguane.

Terkait hal tersebut, Danlanal Melonguane mengajak semua stakeholder terkait untuk melakukan pembahasan.

Mengakhiri pernyataannya, Perwira Menengah Korps Marinir yang sering terlihat turun ke lapangan ini menyampaikan, apabila nanti semua unsurnya telah siap, maka ia akan menggelar kekuatan dari unsur-unsurnya itu baik itu KAL, kapal Patkamla dan Searider, speed dan perahu karet yang juga unit intelijen untuk disebar ke seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud. Hal tersebut juga akan diperkuat dengan sistem pengawasan dan pemantauan yang memiliki interoperabilitas yang tinggi.

Sinergitas dan interoperabilitas serta didukung teknologi komunikasi dan informasi yang canggih dari setiap unsur di jajarannya akan menjadikan setiap tugas yang diemban oleh Lanal Melonguane akan dapat berjalan dengan efektif, efisien dengan hasil yang optimal. (***)

Click to comment

Terpopuler

Exit mobile version