News

Memburu Malon Sadirun ketemu tahu siksa

Published

on

Menikmati tahu siksa panas-panas dengan cabe rawit sambil mangap-mangap

Jakarta, koin24.co.id – PSBB kembali diberlakukan 11-25 Januari 2021 di Jawa – Bali, khususnya Jakarta yang diterapkan cukup ketat.

Pembatasan Sosial Berskala Besar, ditetapkan kembali karena pandemi Covid-19 meningkat. Hal ini terjadi apa karena kesadaran 3M diabaikan ?

Ternyata malam ini saya sudah ditolak lebih dari tiga rumah makan. “Tak bisa makan di tempat, Pak,” kata tukang masak Bakmi Miroso.

Bukan hanya saya yang sulit cari makan malam setelah Shalat Isya, ternyata pemilik rumah makan juga “Susah Cari Makan” karena tutup lebih awal.

Itu sebabnya di Jawa Tengah ada pedagang sate wedus sampai viral pada media sosial karena berselisih dengan bupati, kepala daerahnya.

Jakarta sepanjang saya alami dan rasakan pemilik rumah makan lebih menerima aturan penerapan PSBB kembali.

Bahkan mini market serentak tutup pada pukul 19.00 WIB. Begitu juga rumah makan, padahal ini malam Minggu yang menjadi “malam omset” bagi rumah makan.

Teras Cipayung tempat makan bersama pukul 19.00 sudah menutup pagarnya. Konsumen yang bungkus atau melalui pesanan online masih dilayani.

Khawatir tak dapat makanan yang masih buka, akhirnya “naluri” membawa ke daerah kang auw. Pecinan konon tak pernah mati, meski jaraknya 33 kilometer dari Cilangkap, Jakarta Timur.

Setiba di Mangga Besar Raya tampak warung makan gunakan tenda bongkar pasang ramai karena malam mingguan, termasuk Kedai Duren Acin yang terkenal itu.

Namun Ayam Sadirun di Mangga Besar VIII ternyata sudah tutup. Rumah makan ayam dan bebek goreng ini juga ikut aturan PSBB.

Ayam dan bebek goreng di Mangga Besar bukan hanya satu, jumlahnya belasan bahkan puluhan yang masih buka, namun beda penyajian dan rasa.

Apalagi sepanjang Jalan Mangga Besar Raya mulai dari Olimo sampai kolong jembatan Stasiun Mangga Besar tak ada yang jual “Malon” seperti Sadirun.

Selain Manuk Londo alias Malon, yaitu burung puyuh ukuran cukup besar yang digoreng kering, acar bawang dan ketimunnya sangat menggugah selera.

Gagal menikmati makanan Mas Sadirun, ini saya menyelusuri sisi lain Jalan Mangga Besar Raya untuk mencari pedagang “Tahu Siksa” dari daerah Parung, Bogor.

Ini adalah foto saat saya menikmati “Tahu Siksa”. Dulu bila tak jumpa di Mangga Besar saya mencari ke Stasiun Tanah Abang.

Pasca perkeretaapian dibenahi pedagang tahu ini tidak gunakan kereta api dan Stasiun Tanah Abang sebagai transit lagi.

Mikrolet sekarang menjadi andalan transportasi dari daerah Pecinan ke Tanah Abang lalu menuju Kebayoran Lama.

Kawasan Kebayoran Lama menjadi area berkumpul untuk menyewa kendaraan bersama menuju Parung yang menjadi pusat industri rumahan Tahu Kuning.

Banyak orang mengenal “Tahu Siksa” sebagai Tahu Serpong yang makannya gunakan cabe rawit dalam keadaan panas-panas.

Meski home industrinya berada di wilayah Parung, Bogor, namun dulunya para pedagang gunakan kereta api dari Stasiun Serpong ke Stasiun Tanah Abang atau Beos Jakarta Kota.

Sebutkan “Tahu Siksa” selain proses gorengnya gunakan sedikit minyak, sehingga penggorengan berasap dan menimbulkan bunyi khusus, juga makannya dalam keadaan panas-panas.

Bila ingin menikmati tahu ini di Mangga Besar jangan lupa selalu cuci tangan dengan sabun dari air yang banyak disediakan pedagang. Selalu gunakan masker kecuali lagi makan dan jauhi kerumunan.

Click to comment

Terpopuler

Exit mobile version