News

Rektor IPB, perlu kegiatan luar biasa libatkan masyarakat

Published

on

Jakarta (Koin 24) Pemerintah tidak bisa jalan sendiri dalam menghadapi Covid-19. Perlu kegiatan yang luar biasa, melibatkan organisasi kemasyarakatan seperti NU, Muhammadiyah dan lainnya untuk memberdayakan masyarakat level bawah.

Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) sekaligus penyintas COVID-19, Prof. Dr. Arif Satria, SP, MSi, Selasa, mengatakan kampanye edukasi harus benar-benar efektif dan tidak bisa melulu dari pemerintah. Butuh gerakan sosial luar biasa. “Edukasi campaign harus benar-benar efektif dan enggak bisa melulu dari pemerintah butuh gerakan sosial luar biasa,” ujar Arif Satria dalam sambungan Zoom.

Arif mengatakan kesadaran menerapkan protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak dan mencuci tangan pakai sabun itu hanya terjadi di wilayah perkotaan. Kesadaran penegakan protokol kesehatan di daerah dinilai tak sepatuh masyarakat Jabodetabek. Alasannya, di daerah mengalami problem keteladanan tokoh.

“DPRD, Bupati/Wali Kota, ahli agama memberi contoh yang baik, akan lebih mudah menyerap ke bawah,” ujarnya.

Sementara itu KH Yahya Cholil Staquf mengatakan tokoh agama sudah banyak terlibat dalam memutus mata rantai COVID-19, terutama di kalangan pesantren. Ia menyebutkan hampir semua pesantren seluruh Indonesia menunda pembelajaran secara langsung. Rata-rata belajar secara daring. Kalaupun ada yang memulai membawa santri ke asrama, itupun dengan prosedur protokol kesehatan yang sangat ketat sekali.

“Ini menjadi sosialisasi yang sangat kuat, sehingga orang tua murid atau wali santri tahu apa yang harus dilakukan dengan wabah ini,” ujar Yahya Cholil Staquf melalui Zoom.

Yahya menambahkan hampir semua kegiatan komunitas yang biasanya dilakukan dengan berkumpul sudah beralih ke virtual. Ini dengan sendirinya menjadi wahana sosialisasi kampanye masyarakat.

“Saya melihat masyarakat dari kalangan terdidik dengan kelas menengah sudah banyak mengetahui seluk beluk COVID-19 ini, dan sudah punya kesadaran cukup tinggi. Tapi ada sebagian masyarakat karena kondisi kehidupan secara realistis tidak membuat dia terhalang dari akses informasi,” ujarnya.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19, Prof Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat yang hendak melakukan perjalanan dalam libur panjang pekan ini melakukan screening sebelum mengunjungi tempat tertentu. Langkah ini agar tidak menimbulkan penyebaran virus COVID-19 di lokasi tujuan.

“Karena bisa saja mengunjungi suatu tempat dan bertemu masyarakat di sana bisa menularkan ke orang lain. Jangan sampai kita membawa penyakit dari tempat lain membawa kediaman kita,” ujarnya.

Motivator sekaligus Penyintas COVID-19 Tung Desem Waringin mengatakan liburan panjang menjadi kesempatan untuk mudik. Namun dirinya menyarankan para pelaku perjalanan melakukan pengecekan swab test untuk memastikan bebas COVID-19 sehingga tidak menularkan kepada orang di sekitarnya.

“Libur itu lebih baik dijadikan kesempatan berkebun, bersih-bersih rumah. Kalau bisa jangan keluar dulu deh,” ujar Tung Desem Waringin. (Ril/KH)

Click to comment

Terpopuler

Exit mobile version