News

Satgas Yonif 713/ST hadiri ibadah Paskah minggu ke-2 di tengah wabah Covid-19

Published

on

Keerom, Papua, koin24 – Personel Pos Kotis Satgas Yonif 713/ ST yang beragama Kristen di bawah pimpinan Letda Inf Josua Prayoga Saragih (Danton Waltis Satgas Yonif 713/ST) dan Pos Kaliasin Satgas Yonif 713/ST di bawah pimpinan Serda Rahel (Danru 1 Pos Kaliasin Satgas Yonif 713/ST) beragama Kristen melaksanakan ibadah Paskah minggu ke-2 di gereja yang berdekatan dengan pos di Keerom, Papua, Minggu (19/4/2020).

Ibadah dilaksanakan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan di tengah keprihatinan yang melanda dunia dengan merebaknya Covid-19 yang sampai saat ini belum ada penangkalnya dan sudah banyak korban jiwa.

Dalam ibadah Paskah Minggu ke-2 ini pembacaan Alkitab terambil dari Kitab Efesus 2:1-10 dengan Tema ‘Kebangkitan Kristus Jaminan Kebangkitan Orang Percaya’.

Dalam penyampaiannya, Alkitab mengatakan, semuanya adalah kasih karunia, itu berarti pengampunan dosa, keselamatan dan kehidupan yang dijalani setiap orang adalah bukan jasanya, bukan prestasinya, bukan usahanya, bukan karena kebaikannya, tetapi semua itu adalah pemberian cuma-cuma dari pihak Allah melalui Yesus Kristus, yang sebenarnya manusia tak pantas menerimanya.

Dengan lain, semua itu adalah karena kasih Allah bagi manusia semata-mata. Itulah yang dimaksudkan dengan kasih karunia, anugerah Allah.

Manusia dahulu adalah orang durhaka, orang berdosa, pemberontak, orang yang sesat dalam pemikiran, perkataan dan perbuatan, jauh dari kehidupan kekal bersama Allah. Orang yang hidup dalam hawa nafsu duniawi, hidup dalam daging. Tetapi karena kasih Allah, Ia memberikan Anak-Nya menjadi jembatan, perantara yang mendamaikan Allah dan manusia.

Jadi melalui pengorbanan Yesus, manusia telah menerima kasih karunia Allah. Pengampunan dosa dan keselamatan dikerjakan Allah dalam diri Yesus.

Kasih karunia Allah yang telah diterima dari jasa pengorbanan Yesus, bukan untuk memanjakan manusia, bukan membuat manusia salah menggunakannya membentuk kebebasan hidup, bukan membuat manusia lupa diri tanpa tanggung jawab di dalam dunia selama ia hidup, kasih karunia Allah tidak menganakemaskan manusia untuk hidup menurut kehendak-Nya. Tetapi manusia harus bertanggung jawab dan hidup dalam kasih karunia itu untuk memuliakan Allah, menjadi berkat bagi keluarga, jemaat, masyarakat, negara dan bangsa, serta semua orang yang kita temui.

Manusia yang menerima kasih karunia Allah, harus menjadi penyalur kasih karunia itu kepada orang lain yang diwujud-nyatakan dalam pemikiran, perkataan, perbuatan dan cara hidup yang memberi kesaksian serta teladan kepada sesama.

Manusia patut mati, binasa dalam dosa, tetapi karena kasih karunia Allah manusia di ampuni dan dibebaskan dari dosa dan maut. Karena itu tidak ada alasan bagi manusia untuk memegahkan diri, sebab semua adalah kasih karunia.

Manusia akan berutang kepada Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, jika hanya menjadi penerima kasih karunia dan tidak memberi atau berbuat kebaikan terhadap Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus, maupun terhadap sesama. Dalam diri manusia terpancar kasih karunia Allah.

Manusia hidup dan diselamatkan hanya karena kasih karunia Allah, percaya dan bersyukurlah akan hal ini. (***)

Click to comment

Terpopuler

Exit mobile version