Connect with us

Entertainment

Peduli pekerja seni terdampak Covid-19, PWI Jaya dan Asosiasi Pekerja Seni gelar “Konser The Story Of Artist”

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24 – Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak awal tahun 2020 secara nyata menghambat perekonomian dunia termasuk Indonesia. Di mana hampir semua sektor industri seolah mati suri di tengah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Sektor dunia hiburan dan kesenian menjadi salah satu yang terkena pukulan telak hingga saat ini, di samping sektor lainnya.

Menurut data dari Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,ada lebih dari 40.000 seniman yang tercatat terdampak pandemi Covid-19 sampai kehilangan pekerjaan.

Bahkan di masa ‘new normal’ pun mereka masih belum bisa beraktivitas kembali mencari nafkah karena terkait protokol kesehatan.

Menyikapi kondisi tersebut, PWI Jaya bersama Yayasan kitabisa.com akan menggelar event berskala nasional bertajuk ‘The Story of Artist’ untuk mengumpulkan donasi dari berbagai pihak.

Acara ini digelar sebagi bentuk kepedulian dan penghorrmatan dari PWI Jaya kepada para seniman Indonesia melalui kegiatan yang dikemas dalam konser virtual.

Kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 18 Juli 2020 pukul 15.00 hingga 16.30 WIB, disiarkan melalui live streaming di media sosial seperti youtube, instagram story dan facebook story.

Ketua PWI Jaya, Sayid Iskandarsyah yang juga merupakan penanggung jawab acara ini mengatakan mendukung kegiatan dengan mulia ini.

“Saya secara pribadi maupun organisasi mendukung sepenuhnya dan memberi apresiasi yang tinggi kepada semua pihak yang mendukung acara ini, serta keikhlasan para donatur yang telah ikut meringankan kesulitan yang dialami para pekerja seni terdampak Covid-19 ini,” ungkap Sayid Iskandarsyah dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (27/6/2020).

Di temui terpisah, Ketua Seksi Musik, Film dan Lifestyele PWI Jaya, Irish Riswoyo yang juga Ketua Panitia ‘The Story of Artist’ mengakui, kegiatan ini sangat mulia dan patut didukung oleh semua pihak, karena hasil dari pengumpulan donasi ini selanjutnya akan dipergunakan untuk donasi kepada sekitar 1000 pekerja seni, baik musik, film, tari, dan seni lainnya.

“Lebih khusus lagi donasi ini nantinya menyasar kepada para crew yang selama ini belum tersentuh bantuan atau donasi,” jelas Irish Riswoyo.

Tak lupa Irish Riswoyo mengucapkan terima kasih dan salam hormat buat kawan kawan musisi seperti Vina Panduwinata, Iis Dahlia, Band Kotak, Close Friends, Pasha & Fladica serta semua pihak yang telah bersedia menjadi bagian dari konser ini.

Sementara itu Sonya Margaretha dari Asosiasi Pekerja Seni Pusat (APSP) selaku ketua pelaksana sekaligus penggagas acara, mengaku dampak Covid-19 ini sangat berpengaruh terhadap kehidupan para pekerja seni.

“Saya melihat langsung dan merasakan bagaimana dampak dari wabah Covid-19 ini berpengaruh terhadap teman-teman pekerja seni khususnya para crew event. Semoga konser daring penggalangan dana nanti bisa sukses sesuai rencana, dan hasilnya bisa kita distribusikan bagi 1.000 pekerja seni. Semoga upaya kami ini bisa sedikit membantu meringankan beban teman-teman pekerja seni, khususnya para kru event di masa pandemi ini,” tutur Sonya.

Konten acara ‘The Story of Artist’ dalam bentuk Live Streaming Program Konsep Virtual Interaktif# DARI RUMAHAJA berupa Stand Up Comedy, ngobrol bareng artis dan tokoh, penampilan pengisi acara Vina Panduwinata, Kotak, Iis Dahlia, Close Friends, Fladica.

Acara ini juga bakal menampilkan sejumlah artis dan tokoh nasional seperti Pasha dan rencananya juga ada special perform dari ‘Elek Yo Ben’. Acara ini juga bakal dipandu olehh Melanie Ricardo dan Choky Sitohang.

Dalam acara ini juga akan ditampilkan secara Live Zoom beberapa pejabat dan artis sebagai salah satu bentuk dukungan untuk kegiatan ini beserta para donatur sebagai bentuk terima kasih, karena telah berpartisipasi atau berdonasi.

Untuk pengumpulan donasi, kita bekerjasama dengan KITABISA.COM, yang telah berpengalaman dalam berbagai event yang berhubungan dengan donasi.

Event ini merupakan mozaik perjalanan hidup yang indah ketika kita mampu berbagi, dan bukan menikmatinya sendiri.

Diharapkan, event bertemakan kegiatan sosial ini dapat menggugah perhatian banyak orang untuk berempati terhadap pekerja seni yang terdampak pandemi Covid-19. (***)

Entertainment

Jodhi Yudono rilis single religi doa

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24.co.id – Jodhi Yudono, seniman dan budayawan yang juga Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO) meluncurkan single Religi bertepatan dengan suasana Ramadhan tahun 2021.

Lagu yang digubah dan dinyanyikan oleh Jodhi diangkat dari puisi karya Chairil Anwar yang berjudul “Doa”.

Jodhi yang di kalangan pecinta seni dikenal sebagai penyanyi puisi, memang banyak menggubah puisi-puisi penyair besar negeri ini, seperti Chairil Anwar, WS Rendra, Taufik Ismail, serta puisi- puisi karya sendiri.

Pilihan puisi “Doa” yang dijadikan single kali ini, selain bertepatan dengan bulan puasa, juga karena bertepatan dengan haul Chairil yang ke 72 tahun.

“Chairil adalah ikon perpusian Indonesia. Karya-karyanya sudah menjadi legenda sekaligus spirit bagi penyair sesudahnya. Maka sudah seharusnya saya mendedikasikan sebuah karya Nyanyian Puisi yang diambil dari salah satu puisi Chairil,” jelas Jodhi kepada media di Jakarta.

Malalui single yang bisa dinikmati di Youtube melalui link https://youtu.be/KIf11tsbWGU, serta di beberapa platform seperti Spotify, Joox, Deezer, iTune, GooglePlay, dll, Jodhi berharap lagu ini bisa menyejukkan suasana masyarakat Indonesia.

Perjalanan hidup

Jodhi Yudono lahir di Cilacap, Jawa Tengah, 16 Mei 1963; adalah musikus dan penulis berkebangsaan Indonesia. Karya musiknya, dalam bentuk nyanyian puisi, dibawakan di panggung-panggung konvensional, dan juga dipersembahkan untuk menghibur sesama kawan yang tengah mengalami penderitaan.

Jodhi juga sering terlibat dalam penggalangan dana kemanusiaan sekaligus terjun langsung ke daerah-daerah yang sedang terkena bencana untuk memberikan trauma healing bagi anak-anak.

Catatan-catatan perjalanannya ke berbagai daerah dan luar negeri tentang seni-budaya telah dimuat di beberapa media massa.

Awal tahun 1990-an Jodhi hengkang ke Jakarta menekuni profesi barunya sebagai jurnalis di tabloid Citra, milik grup Kompas Gramedia. Tak lama kemudian dia dipindahtugaskan ke Majalah Jakarta Jakarta, sebelum akhirnya berlabuh di Kompas.com hingga tahun 2019. Di situ kemampuan menulisnya semakin terasah tajam, sembari tetap setia pada dunia lama sebagai musisi. Sekarang Jodhi dipercaya menjadi Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO).

Perkenalannya dengan beberapa musisi Indonesia antara lain Totok Tewel, Jockie Surjoprajogo, Franky Sahilatua, dan Syaharani, Amiroez, telah menghasilkan beberapa komposisi lagu yang digarap bersama-sama.

Jodhi juga telah melakukan pertunjukan musiknya di beberapa gedung pertunjukan, stasiun televisi (Metro TV,  MNC TV, dan kini menjadi pengisi tetap di acara “Ngopi” Kompas TV. Jodhi juga acap kali diundang pentas di beberapa negara.

Jodhi menggeluti musik bukan untuk dirinya sendiri, melainkan dibagikan kepada sesama manusia dalam rangka turut berempati atas penderitaan/duka yang sedang dialami. (***)

Continue Reading

Entertainment

Antusiasme penonton bioskop Malaysia dan Brunei nikmati experience horor film “Jangan Sendirian”

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24.co.id – Sekian banyak subgenre dalam film horor tanah air berkutat di seputar kisah-kisah hantu, sebutlah, pocong, kuntilanak, genderuwo, sementara peran paranormal turut membalut di dalam alur cerita, meski, peran paranormal acap berganti dengan orang-orang yang memiliki kekuatan supranatural indigo, misalnya.

Memasuki era milenial 2016 sampai saat ini, beberapa film horor Indonesia kembali semarak, bahkan ada satu jenis film horor nasional yang dapat menyedot jumlah penonton menembus lebih diangka 3 juta orang.

Semarak film bergenre horor tersebut dapat diterima, karena menyuguhkan cerita yang baru, tanpa embel-embel perempuan seksi ataupun komedi yang tak lucu, bahkan suasana mistis dan kengerian ada pada karakter dan alur cerita yang disajikan.

Produser Film Agung Setray mengatakan, “Film Jangan Sendirian juga tidak menggunakan hantu pada umumnya. Film ini menggunakan jump scare bukan pada sosok hantunya. Justru, kengerian yang disajikan film-film ini terpetak pada kekuatan karakter dan storytelling yang dibangun”.

Penggabungan unsur thriller dan suspense, yang membuat suasana mencekam adalah hal baru dalam jagat perfilman Indonesia, khususnya film horor. Justru diferensiasi inilah yang menjadikan film Jangan sendirian mendapat aplaus yang cukup baik bagi penonton tanah air di awal pemutaran perdananya.

Selain di tanah air, Film Jangan Sendirian besutan Sutradara X,jo juga mulai diputar di bioskop-bioskop negeri Jiran mulai 8 April ini, menyusul selanjutnya akan tayang di Singapura, Kamboja dan Vietnam. Sepertinya produser Jangan Sendirian melihat celah bisnis yang terbuka lebar, selepas dibukanya kembali bioskop-bioskop baik di tanah air maupun di negara tetangga.

Witjaksono sebagai salah satu Executive Produser menuturkan, “Ada beberapa alasan kita harus optimis perfilman nasional dapat diterima di Negara-negara ASEAN khususnya Malaysia, Singapura dan Brunei, Kamboja dan Vietnam antara lain karena faktor bahasa yang serumpun, soundtrack music yang mengena, sense of humor gaya melayu yang juga sama”.

Tak dapat pungkiri, berdasarkan kenyataannya alasan utama film Nasional selama ini sejatinya sudah di terima oleh masyarakat Asean, yakni kesamaan bahasa yang masih serumpun, membuat lebih mudah untuk dimengerti, alhasil tidak perlu lagi kesulitan untuk menerjemahkannya.

Selain itu soundtrack musik film Indonesia yang juga mengena, Bukan lagi sebuah rahasia kalau lagu-lagu Indonesia dan band-band nasional kita memang terkenal di negeri tetangga, sehingga turut mempangaruhi diterima atau tidaknya film kita di negara asean tersebut.

“Tentunya keadaan ini juga menambah keyakinan kami, Film Jangan sendirian akan diterima baik oleh penonton di negara Asean lainnya, dimana saat ini generasi milenial dan juga sentenial yang memiliki persepsi berbeda dalam menilai sosok hantu yang ditampilkan dalam sebuah alur cerita, dan di film Jangan Sendirian menjawab kebutuhan tersebut bahwa film Horor tidak selamanya berkutat pada unsur-unsur klenik” tutup Henry Boboy. (***)

Continue Reading

Entertainment

Duo Amor goyang Ngopi Daring Bela Negara di Kemhan

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24.co.id – Duo Amor tampil penuh pesona di acara Ngopi Daring Bela Negara, Kamis (1/4) di Kementrian Pertahanan, Jakarta Pusat. Menyanyikan dua lagu di jeda acara yang dipandu Jay Aryaputra Singgih itu, Duo Amor berhasil membuat suasana webinar yang bertajuk “Insan Media Bela Negara? Kuy” tersebut semakin cair.

Webinar yang dikomandoi wartawan senior, Badar Subur itu menampilkan empat pembicara, Brigjen TNI Dr. Jubei L S.Sos., M.M, Direktur Bela Negara Ditjen Pothan, Profesor Dr Rajab Ritonga, M.Si, Direktur UKW PWI, Hendri Ch Bangun, Wakil Ketua Dewan Pers dan artis cantik Tissa Biani.

Refty dan Yuyun mengaku terkejut saat diminta untuk tampil di acara tersebut. Sebab, mereka menilai narasumber dalam acara itu sangat dikenal di bidang mereka. Terlebih, tema yang dibawakan terkait Bela Negara, membuat keduanya tak kuasa menolak.

“Kami sangat mendukung sekali acara-acara yang bisa menumbuhkan rasa nasionalisme sebagai warga negara Indonesia. Apalagi ini terkait bela negara,” ujar Refty usai tampil.

“Saya jadi ikut mendengarkan apa yang disampaikan para pembicara dan sangat bagus sekali. Memang benar, bela negara harus ada dalam diri setiap warga negara Indonesia,” imbuh Yuyun.

Bagi keduanya, bela negara bukan hanya tentang mengangkat senjata untuk melawan ancaman dari pihak luar. Namun dengan prestasi dan memperkenalkan Indonesia di mata dunia, itu juga bagian dari bela negara. Sebagai penyanyi dangdut, Refty dan Yuyun pun langsung termotivasi untuk memperkenalkan Indonesia di mata dunia dengan musik dangdut.

“Dangdut ini kan dari Indonesia, setelah mendengar pemaparan dari para ahli di acara Ngopi Daring Bela Negara, kami jadi termotivasi untuk berprestasi dan memperkenalkan dangdut di mata dunia. Dengan begitu, mengangkat pula nama Indonesia,” ujar Refty dan Yuyun bergantian.

Duo Amor juga merasa bangga bisa ikut menyemarakkan acara Ngopi Daring Bela Negara yang diusung dengan santai. Keduanya berharap, banyak acara-acara sejenis yang dilangsungkan agar terus memupuk rasa cinta Tanah Air sehingga kampanye Bela Negara, bisa menyeluruh sampai ke pelosok Indonesia. (***)

Continue Reading
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terpopuler