Connect with us

News

Tauladani dan warisi perjuangannya, TNI AL gelar dialog kiprah Laksamana Mas Pardi

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24.co.id – Laksamana Muda Mas Pardi merupakan pendiri TNI AL dan Kepala Staf Angkatan Laut pertama, pengembang ilmu pelayaran nasional dan turut serta menjadi delegasi RI pada Sidang Hukum Laut Internasional di Jenewa tahun 1958. Namun demikian perjuangannya dalam membesarkan bidang maritim di tanah air tidak banyak dikenal masyarakat Indonesia. Oleh karena itu Dinas Sejarah Angkatan Laut (Disjarahal) mencoba mengangkat perjuangan sang Laksamana supaya bisa menjadi tauladan dan mewarisi perjuangannya dengan menyelenggarakan Dialog Sejarah yang bertema “Merunut Perjuangan Laksamana Mas Pardi Untuk Ibu Pertiwi”, di KRI Dewaruci yang sandar di Pelabuhan, Tanjung Emas, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (5/3).

Demikian disampaikan Kadisjarahal Laksamana Pertama TNI Supardi, S.E., MBA., CHRMP., saat membuka kegiatan diaog yang diselenggarakan di geladak KRI Dewaruci yang bersandar di Pelabuhan Tanjung Mas dalam rangkaian kegiatan Syiar Samudera yang mengunjungi beberapa daerah di pulau Jawa. Kegiatan dialog yang mengikutsertakan mahasiswa dan pramuka Saka Bahari ini merupakan tindak lanjut penjabaran penekanan Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., yakni harapannya supaya prajurit TNI AL bisa mempunyai nilai positif di masyarakat. Dialog sejarah kemaritiman ini sangat bermanfaat bagi generasi muda untuk dijadikan referensi dalam perjalanan hidupnya ke depan.

“Kegiatan ini merupakan langkah awal untuk mengangkat nama dan perjuangan Laksamana Mas Pardi agar bisa memberikan inspirasi bagi pembangunan nasional berbasis maritim dengan mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia,” tegas perwira tinggi Alumni AAL angkatan 36 ini.

Dialog kesejarahan ini menampilkan tiga narasumber yaitu Letkol Laut (KH) Drs. Heri Sutrisno, M.Si., dari Disjarahal, Capt. Hadi Supriyono, M.Mar., dosen senior Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang, dan Dr. Dhanang Respati Puguh, M.Hum., Ketua Departemen Sejarah Universitas Diponegoro, dipandu oleh Letkol (E) Elias Baratiku.

Letkol Heri Sutrisno menyoroti perjuangan Laksamana Mas Pardi dalam membentuk dan mengembangkan TNI AL pada Masa Perang Kemerdekaan. Secara rinci perwira alumni Jurusan Sejarah Undip dan Dik Pa PK I 1993 ini mengungkapkan profesi maritim Mas Pardi dimulai pada zaman penjajahan Belanda dengan memasuki sekolah pelayaran dan diterima sebagai perwira di Gouvernement Marine (GM), semacam Coast Guard di masa Hindia Belanda dan ilmu pelayarannya ditularkan pada masa pendudukan Jepang dengan menjadi guru Sekolah Pelayaran Tinggi (SPT). Setelah Indonesia merdeka Mas Pardi bersama para bahariawan Jakarta membentuk Badan Keamanan Rakyat Laut atau BKR Laut dan setelah badan ini bertransformasi menjadi TKR Laut Mas Pardi diangkat sebagai Pemimpin Umum TKR Laut semacam jabatan Kasal pada saat ini dengan pangkat Laksamana III atau Laksamana Muda untuk ukuran saat ini.

Di tengah situasi yang sulit selama kemerdekaan Laksamana Mas Pardi meletakkan pondasi kekuatan TNI Angkatan Laut dengan mengembangkan pangkalan, armada, pendidikan angkatan laut dan menggelar berbagai operasi laut ALRI selama Perang Kemerdekaan.

Sementara itu, Capt. Hadi Supriyono mengungkapkan peran Mas Pardi di Jawatan Pelayaran atau Ditjen Perhubungan Laut saat ini. Setelah Perang Kemerdekaan perhatian sang Laksamana tercurah pada pengembangan ilmu pelayaran. Seperti halnya di angkatan laut pada masa sebelumnya, sejak tahun 1952 perhatian Mas Pardi pada pendidikan pelayaran diimplementasikan pada pendirian Akademi Ilmu Pelayaran (AIP) di Jakarta dan Sekolah Pelayaran Semarang (SPS) yang saat ini dikenal sebagai Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang. Lebih lanjut dosen senior alumni sekolah pelayaran Del Helder ini menyatakan bahwa Mas Pardi berupaya para pelaut Indonesia menjadi tuan di negara sendiri. Oleh karena itu pendidikan perwira pelaut harus terus dikembangkan agar bangsa Indonesia tidak lagi sebatas sebagai awak atau pegawai rendahan (jongos) di kapal.

Kapasitas keilmuan maritimnya tercermin dari buku-buku yang ditulisnya dan menjadi referensi utama di sekolah-sekolah pelayaran seperti Kuasailah Lautan Indonesia (1951) Pesawat Navigasi untuk Sekolah Pelayaran (1954), Almanak Nautika (1965) dan Ilmu Pelayaran Datar (1967).

Sedangkan Dr. Dhanang Respati menyatakan bahwa penggalan-penggalan narasi tentang Laksamana Mas Pardi sudah menyuratkan dengan jelas bahwa tokoh ini bukan orang sembarangan. Namun demikian alumni S3 Sejarah UGM ini mengingatkan untuk harus menyusun narasi yang lengkap dan komprehensip dalam sebuah buku biografi. Buku tersebut berisi latar belakang sosial budaya tokoh ini, perjuangan dan perannya di berbagai bidang kemaritiman di tanah air, dan sejauh mana bobot perannya dalam mengembangkan kemaritiman Indonesia. Latar belakang sosial budaya untuk menjawab pencapaian prestasi Laksamana Mas Pardi. Berbagai tempat yang menjadi medan baktinya merupakan sumber inspirasi. Sedangkan bobot perjuangannya untuk menentukan kadar perjuangan dan kepahlawanan seorang Mas Pardi. Tentunya karya ini membutuhkan riset sejarah yang mendalam dan pada waktunya digunakan sebagai bagian dari pengusulan Pahlawan Nasional. (Dispenal)

News

Fikom Universitas Esa Unggul Gelar Sosialisasi Strategi Tembus Jurnal Bereputasi

meldachaniago

Published

on

Jakarta, koin24.co.id – Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Esa Unggul menggelar sosialisasi bertajuk, “Strategi Tembus Jurnal Nasional dan Internasional Bereputasi” di kampus Universitas Esa Unggul, Kebon Jeruk, Jakarta pada Jumat (3 Mei 2024). Acara ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dosen Fikom dalam menerbitkan artikel jurnal nasional dan internasional bereputasi.

Dekan Fikom, Erna Febriani mengharapkan, kegiatan ini dapat memotivasi dosen-dosen Fikom untuk lebih produktif dalam menulis dan menerbitkan jurnal nasional dan internasional bereputasi.

“Semoga pemaparan para pemateri hari ini akan memberikan ide dan motivasi bagi para dosen Fikom dalam menulis dan menerbitkan artikel jurnal,” kata Erna saat membuka acara sosialisasi.

Erna mengungkapkan, acara sosialisasi ini juga diharapkan dapat melahirkan kolaborasi penelitian para dosen Fikom dengan dosen dari kampus di luar Universitas Esa Unggul.

Dosen Pascasarjana Ilmu Komunikasi, Fisip, Universitas Indonesia, Irwansyah mengatakan, ada banyak hal yang bisa menjadi motivasi para dosen untuk menembus jurnal internasional dan nasional bereputasi. Di antaranya adalah memenuhi kewajiban Beban Kerja Dosen (BKD), sebagai luaran hibah penelitian, dan sebagai syarat kenaikan jabatan fungsional akademik.

“Selain itu juga keuntungan bagi dosen menulis artikel jurnal internasional dan nasional bereputasi adalah dosen dapat membentuk jejaring komunikasi, memenuhi kewajiban rekognisi, dan mendapatkan insentif,” urainya.

Menurut Irwansyah, dalam menulis artikel jurnal dapat dimulai dari topik yang paling ringan atau fenomena yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa menjadi strategi dalam menumbuhkan kesabaran dalam menulis artikel jurnal.

“Dalam tahap membiasakan menulis jurnal, cari topik yang ringan dulu seputar kehidupan atau kegiatan sehari-hari. Selain itu targetnya yang penting terbit dulu jurnalnya, tidak usah pikirkan apakah akan terbit di jurnal terindeks sinta atau scopus. Terpenting pokoknya jurnal kita terbit, sehingga tidak ada beban bagi kita dalam menulis jurnal,” urainya.

Kepala Lembaga Penerbitan, Universitas Esa Unggul, Erwan Baharudin, saat memaparkan materinya mengatakan, sebelum mengirim artikel ke penerbitan jurnal ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya sesuaikan nama penulis dengan akun ID Orcid, dan koordinasikan dengan tim peneliti atau penulis jurnal.

“Di samping itu juga pastikan paper kita jangan diupload di internet, seperti repository, media sosial. Kemudian lakukan pengecekan similarity artikel, dan sesuaikan artikel yang kita tulis dengan template jurnal yang dituju,” urainya.

Wakil Rektor Bidang Riset, Pengembangan dan Inovasi, Universitas Esa Unggul, Rian Adi Pamungkas mengatakan, kegiatan penelitian merupakan salah satu dari tiga kewajiban yang harus dilakukan dosen selain mengajar dan pengabdian masyarakat. Hasil penelitian maupun kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas) diterbitkan dalam publikasi jurnal.

“Muara dari hasil penelitian dan abdimas yang dilakukan dosen adalah untuk meningkatkan Sinta skor, IKU Perguruan Tinggi, BKD dosen, dan akreditasi fakultas maupun universitas, sebab itu dosen minimal satu tahun sekali harus menerbitkan satu artikel jurnal,” ujarnya.

Untuk mendukung publikasi dosen Universitas Esa Unggul, Rian menjelaskan, bahwa dosen dapat memperoleh dana bantuan penelitian dan abdimas sesuai skema, bantuan biaya proofread dan submission fee, serta bantuan konferensi luaran litabmas dan insentif. ***

Continue Reading

News

Mendagri Tito Karnavian Minta PWI Ikut Sosialisasikan Pilkada Damai

Avatar

Published

on

By

Jakarta, koin24.co.id – Pengurus PWI Pusat beraudensi dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Kamis (2/5/2024) pagi, bertempat di ruang kerja Mendagri.

Audiensi tersebut bertujuan untuk menjajagi kerjasama PWI dan Kemendagri untuk kampanye Pilkada Damai terkait Pilkada yang melibatkan 37 provinsi dan 415 Kabupaten, 93 Kota sehingga totalnya 545 yang berlangsung serentak pada 27 November mendatang, dengan melibatkan seluruh pengurus dari 38 PWI Provinsi se Indonesia ditambah satu cabang khusus, PWI Solo.

Mendagri dalam kesempatan itu menilai sukses Pemilu Pilpres dan Pileg pada Februari lalu tidak lepas dari peran pers, yang mampu mengawal hajatan nasional itu sehingga minim gesekan sampai pada selesainya gugatan di Mahkamah Konstitusi.

Tito mengharapkan pers dapat menjalankan fungsinya sebagai penyampai informasi, edukasi dan kontrol sosial secara optimal. Selain itu, tambahnya, pers diharapkan dapat menjalankan fungsi kontrolnya, mengawasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk penyelenggara pemilu, yakni KPU dan Bawaslu, agar melakukan tugasnya sesuai harapan masyarakat yakni menjadi wasit yang adil dan independen dari kepentingan siapapun.

Sementara Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun mengatakan bahwa Keberhasilan PWI mendatangkan tiga Calon Presiden untuk menyampaikan visi misi di hadapan anggota PWI baik secara offline maupun online untuk anggotanya di 38 provinsi (plus Solo) dapat diterapkan pula untuk Pilkada Gubernur maupun Bupati Walikota.

Dengan meningkatkan kapasitas wartawan khususnya anggota PWI, mereka diharapkan dapat menghasilkan karya jurnalistik berkualitas sesuai Surat Edaran Dewan Pers Nomor 01/SE-DP/XII/2022 tentang Kemerdekaan Pers yang Bertanggung Jawab Untuk Pemilu 2024 yang Berkualitas.

Hendry menyatakan, PWI berencana melakukan pertemuan lanjutan dengan KPU dan Bawaslu agar sosialisasi Pilkada Damai dapat terlaksana. Dengan anggota mencapai 22.000an yang tersebar di seluruh 38 provinsi, PWI memiliki kemampuan untuk ambil bagian dalam pesta demokrasi ini.

Dalam pertemuan tsb Mendagri didampingi PLT Sekjen Kemendagri Komjen Pol Tomsi Tohir, PLH Kapuspen Aang Witarsa dan Karo Hukum Chandra Purwonegoro. Sedangkan Ketum PWI Pusat Hendry Ch Bangun, didampingi Sekjen Sayid Iskandarsyah, Wakil Sekjen Raja Pane, Ketua Bidang Kerjasama Sarwani, Ketua Bidang Pendidikan M Nasir, Wakil Bidang Multi Media Tatang Suherman dan Humas Herry Sinamarata.

Continue Reading

News

BPN Kota Depok Dorong Pemda dan BUMN Percepat Sertifikasi Aset demi Mencegah Sengketa Tanah dan Kerugian Negara

Berman Nainggolan Lumbanradja

Published

on

Depok, Koin24.co.id – Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Depok berkomitmen untuk mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mempercepat proses sertifikasi aset.

Langkah ini diambil sebagai upaya preventif dalam mencegah sengketa tanah dan kerugian negara termasuk memutus mata rantai mafia tanah yang menjadi topik pembicaraan selama ini.

“Realisasi sertifikasi aset pemerintah, termasuk aset BUMN, menjadi salah satu strategi dalam mencegah potensi penyalahgunaan aset yang dapat merugikan keuangan negara. BPN Kota Depok sebagai kepanjangan tangan dari Kementerian ATR/BPN berperan aktif dalam proses ini,” jelas Indra Gunawan usai rapat koordinasi dengan Polres Metro Kota Depok, Selasa, (23/4/2024).

Ditambahkan Indra Gunawan, sertifikat aset juga memberikan kepastian hukum terhadap aset-aset milik BUMN. Dengan adanya sertifikat, diharapkan konflik atau sengketa pertanahan di atas tanah-tanah BUMN dapat diminimalisir.

“Kewajiban mereka (Pemda dan BUMN maupun BUMD, red) menjaga tanah yang dimiliki sebagaimana pemberian haknya,” kata Indra.

Administrasi pertanahan, sambung Indra, dikenal dengan istilah Right, Restriction, dan Responsibility (3R). Artinya, pemegang hak memiliki tanggung jawab untuk menjaga tanahnya dengan baik.

“Tanggungjawabnya tersebut menjadi domain pemilik tanah, bukan hanya masyarakat tetapi juga pemerintah. Maka, Kantor Pertanahan Kota Depok tak akan pernah bosan untuk selalu mengingatkan. Karena muaranya nanti ke kami juga jika ada gugatan, sanggahan dan sengketa yang berkaitan dengan aset tersebut,” tandas Indra.

Ditegaskan Indra Gunawan, Pemda dan BUMN, BUMD merupakan entitas yang memiliki aset dengan risiko tinggi terhadap munculnya gugatan, jika tanah tersebut tidak diamankan dan didaftarkan segera.

“Pada posisi ini BPN Kota Depok siap membantu penyertifikatan aset tanah milik Pemda, BUMN, BUMD dan stakeholder terkait sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi dengan Kementerian ATR/BPN,” pungkas Indra Gunawan.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terpopuler