Bekasi, Jawa Barat, koin24.co.id – Saat ini terjadi banjir informasi. Jadi semua pihak, termasuk media harus bisa menyaring meluapnya informasi tersebut. Juga, saat ini persoalan wilayah tidak hanya dalam bentuk fisik, tapi juga wilayah siber. Itu semua akibat perkembangan teknologi. Maka salah satu cara untuk mengantisipasinya dengan meningkatkan literasi.
Itu beberapa hal yang disampaikan Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh saat menjadi pembicara dalam Sarasehan Pusterad dengan Media Massa Bersinergi Membangun Negeri yang digelar Pusat Teritorial Angkatan Darat (Pusterad) di Hotel Horison, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (18/11/2020).
Lebih jauh, Ketua Dewan Pers, Prof. Dr. Mohammad Nuh mengatakan, masalah keterbukaan informasi publik dan jalinan kerjasama media dan TNI terus bersinergi dalam membangun daerah.
“Jadi kata kunci yang pertama kita berterima kasih kepada TNI karena telah menjalankan fungsi yang luar biasa yaitu janji kemerdekaan dan melindungi,” kata Mohammad Nuh dalam sarasehan yang juga dihadiri wartawan dan perwakilan Kodam jajaran dari seluruh Indonesia
Dikatakan, kredibilitas informasi itu menjadi kata kunci, kalau yang disampaikan media itu memenuhi kriteria maka informasi itu mencerdaskan publik.
“Tetapi sebaliknya informasi yang disajikan itu tidak kredibilitas maka yang terjadi bukan mencerdaskan malah menjadi proses pembodohan,” ujarnya.
“Oleh karena itu, yang pertama harus ada basis kata yang kuat dan informasi yang akurat serta kredibilitas untuk membangun negeri,” pungkasnya.
Sementara itu, Komandan Pusat Teritorial Angkatan Darat (Danpusterad), Letjen TNI R Wisnoe Prasetja Boedi dalam sambutannya, mengatakan, sarasehan bertujuan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan, sesuai dengan tema yang diambil, “Pusterad dengan Media Massa, Bersinergi Membangun Negeri. Tingkatkan Sinergitas Keeratan TNI dengan Media Massa dan Berkontribusi dalam Pembangunan”.
Lebih jauh Danpusterad mengungkapkan, TNI-AD selalu mewaspadai munculnya informasi hoaks dalam pelaksanaan Pilkada serentak 2020. “Berita hoaks dinilai menjadi salah satu ancaman keutuhan bangsa,” ujarnya.
Menurut Wisnoe, di era saat ini, laju informasi begitu cepat melalui beragam sarana. Berita bohong atau kemudahan hoaks pun ikut masuk karena penyampaian informasi tersebut.
Informasi hoaks inilah, menjadi salah satu ancaman radikal serta kerawanan Pilkada serentak tahun 2020 yang memungkinkan timbulnya provokasi, agitasi dan propaganda melalui penyebaran berita bohong oleh orang-orang tak bertanggung jawab sehingga dapat menyebabkan instabilitas nasional,” ujar Wisnoe.
Menurut dia, ancaman dari berita hoaks itu perlu diwaspadai oleh seluruh komponen masyarakat termasuk TNI. Untuk itu, TNI bertugas melakukan antisipasi dengan menjalankan pembinaan teritorial (Binter).
Dia mengatakan, seluruh komponen bangsa berkewajiban untuk mengantisipasi berbagai ancaman yang terjadi terhadap bangsa saat ini. “TNI-AD melalui unsur Satkowil dengan dukungan media massa memiliki peran vital dalam melaksanakan pembinaan ketahanan masyarakat melalui penyelenggaraan Binter,” ujarnya.
Kegiatan Binter yang berkolaborasi dengan media massa, diharapkan dapat mengedukasi seluruh lapisan masyarakat sehingga terwujud ketahanan nasional yang tangguh, kata dia.
Wisnoe menambahkan di era saat ini, kecepatan informasi menjadi kebutuhan bagi masyarakat. Peran teknologi, kata dia, dapat dijadikan sebagai media penyampaian program dan kebijakan. “Untuk itu, Binter TNI AD yang senantiasa mendukung program pembangunan fisik maupun non-militer fisik perlu disinergikan dengan pemberitaan media massa di seluruh tanah air. Sehingga timbul komitmen bersama dalam membangun bangsa Indonesia,” ujarnya.
Sarasehan Pusterad bersama media massa dengan TNI membangun negeri berlangsung satu hari. Selain Ketua Dewan Pers Mohammad Nuh, juga hadir menjadi narasumber Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Kemkominfo RI Prof. Dr. Widodo Muktiyo, dan Praktisi Media dan Dosen Komunikasi Unpad Abie Besman, S.Sos., M.Ikom. (***)
You must be logged in to post a comment Login