Connect with us

News

Kisah dari Lintau Senja di Rumah Gadang Mufidah Jusuf Kalla

Berman Nainggolan Lumbanradja

Published

on

Catatan Egy Massadiah

Sumbar,Koin24.co.id – Syahdan pada Jumat 21 Oktober 2022, Letjen Pur DR HC Doni Monardo, dalam kapasitas sebagai anggota Dewan Penyantun ISI Padangpanjang memberi kuliah umum di hadapan sekitar 400-an mahasiswa. Acara berlangsung di Gedung Pertunjukan Huriah Adam. Huriah Adam adalah nama maestro tari kelahiran Padangpanjang yang meninggal 10 November 1971.

Karena tiba sehari sebelumnya, Doni Monardo memanfaatkan waktu untuk “pulang kampung” ke Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar.

Yang istimewa adalah, Doni Monardo mengajak saya mampir ke rumah gadang Ibu Mufidah Jusuf Kalla di Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara, Kabupaten Tanah Datar. Ini adalah kali pertama saya menghirup udara Lintau.

Senja baru saja menjelang, saat menepi di tanah leluhur Mufidah. Sebuah Rumah Gadang Minangkabau nan cantik dan anggun menyergap pandangan mata saya.

Gadang Trend Setter

Ciri utama rumah gadang terletak pada bentuk atap yang melengkung lancip ke atas menyerupai tanduk. Masyarakat Minang menyebutnya gonjong.

Dua gonjong di kiri, dua gonjong di kanan, dan satu gonjong menjorok ke depan, mengesankan aroma megah. Ornamen di bidang “papan banyak” (dinding luar) didominasi ukiran nuansa coklat.

Dari kerabat Mufidah Jusuf Kalla, Syahrul Udjud, saya beroleh informasi bahwa pembangunannya dilakukan tahun 2003.

“Yang menarik, rumah gadang Ibu Mufidah, akhirnya menjadi trend setter,” ujar Syahrul Udjud, yang juga mantan Wali Kota Padang dua periode (1983 – 1993).

Untuk diketahui, saya sudah mengenal Syahrul Udjud sejak tahun 1990 an, saat masih menjabat wali kota. Kala itu sebagai wartawan saya ikut rombongan Hajjah Siti Hardiyanti Rukmana Soeharto dalam rangka perhelatan Kirab Remaja. Kami dijamu durian di rumah Wali Kota Padang.

Jika Syahrul Udjud menggelari rumah gadang itu menjadi trend-setter, tentu ada alasannya. Ia mengatakan, setelah bangunan itu berdiri, ramai orang Minang bertandang ke sana. Selain untuk melihat dari dekat keindahan rumah gadang, juga tidak sedikit yang kemudian meniru.

Apa yang ditiru? Utamanya pemanfaatan ruang bawah. Sebelum tahun 2003-2004, rumah gadang identik dengan rumah panggung.

Pada bagian bawah, dibiarkan kosong. Kalaupun dimanfaatkan, biasanya untuk gudang. Berbeda dengan rumah gadang Mufidah, yang menutup rapat bagian bawah, dan memanfaatkan bidang yang ada menjadi kamar-kamar.

“Saya beberapa kali tidur di sana, di ruang bawah,” ujar Syahrul Udjud. Ditambahkan, selain kamar-kamar, juga dimanfaatkan untuk tinggal para pegawai yang mengelola dan merawat rumah gadang itu. “Jadi sangat fungsional, tanpa mengubah esensi arsitektur rumah gadang khas Minang,” tambahnya.

Proses Pembangunan

Ide pembangunannya muncul tahun 2001 ketika Menko Kesra Jusuf Kalla dan Mufidah JK bersama Mendikbud Malik Fadjar, berkunjung ke Sumbar. Syahrul juga ikut dalam kunjungan itu. Posisinya sebagai Deputi Menko Kesra.

Dalam kunjungan tersebut, JK dan rombongan mampir ke rumah keluarga besar sang istri di Nagari Tanjung Bonai, Kecamatan Lintau Buo Utara. Di lokasi, JK dan istri melihat tanah terhampar luas. Maka tercetuslah ide membangun rumah gadang.

Bupati Tanah Datar Masriadi Martunus (2000-2005) dan Kolonel (Mar) Anshar Miad (adik Mufidah JK) kemudian membuat desain dan rancangan.

Pembangunan dimulai tahun 2003. Syahrul Udjud terkenang, bagaimana JK dan Ibu Mufidah begitu detail mengikuti dan memperhatikan proses pembangunan rumah gadang tersebut. Termasuk ide mengubah space ruang bawah rumah gadang yang kosong.

Awal tahun 2004, JK dan Mufidah kembali berkunjung ke Sumbar. Saat itulah, pasangan Bugis – Minang ini bersama-sama meresmikan rumah tersebut. Mereka kemudian menaiki rumah gadang dan menginap di sana.

Di rumah gadang itu pula, otoritas adat mengukuhkan gelar datuk ke anak laki-laki satu-satunya pasangan JK-Mufidah, yaitu Solihin Kalla. Sejak itu, ia bergelar Datuk Rajo Panghulu.

Dalam rombongan JK, Rokhmin Dahuri, Menteri Kelautan dan Perikanan yang beristrikan wanita Minang ikut serta. Tampak pula tokoh Minang Azwar Anas, di samping Buya Syafei Ma’arif dan Anregurutta Kyai Haji Sanusi Baco, ulama kharismatik asal Sulawesi Selatan.

Pepatah Minang

Mufidah lahir dari pasangan suami-istri Minang yang juga perantau. Tak heran jika ia lahir di tempat rantauan orang tuanya.

Bernama asli Mufidah Mi’ad Saad lahir pada 12 Februari 1943 di kota Sibolga, Sumatera Utara. Ia merupakan putri dari H. Buya Mi’ad (ayah) dan Sitti Baheram (ibu), pasangan asal Lintau Buo, Tanah Datar, Sumatera Barat yang menetap di Sibolga sebelum berpindah ke Makassar, Sulawesi Selatan.

Sekalipun begitu, keluarga Mufidah tidak pernah melupakan kampung halaman. Syahrul Udjud menyebutkan ihwal pepatah Minang yang tetap dipegang teguh, “adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah”.

Falsafah tadi merupakan filosofi hidup masyarakat Minangkabau. Sebuah ajaran yang menjadikan Islam sebagai landasan dan atau pedoman tata pola perilaku dalam berkehidupan.

Dengan kata lain, adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah, Syarak Mangato, Adat Mamakai, merupakan kerangka atau pola berkehidupan masyarakat Minangkabau seutuhnya. Baik secara horizontal – vertikal dengan Sang Maha Pencipta, maupun secara horizontal – horizontal antar sesama manusia, ataupun dengan makhluk lain di alam semesta.

Taat pada filosofi Minang tadi, pasca berdirinya rumah gadang, Mufidah juga membangun Mesjid Tanjung Bonai. Lokasi masjid kebetulan tidak terlalu jauh dari rumah gadang Mufidah. Mesjid itu diresmikan Jusuf Kalla dan Datuk Solihin JK serta Mufidah JK tahun 2019.

Menurut Syahrul, orang Minang beprinsip, jika sudah sukses di rantau, jangan sampai lupa memperhatikan kampung. Itu pula yang diwujudkan Mufidah dengan membangun rumah gadang dan masjid di Lintau.

Rumah gadang dan masjid adalah simbol dari adat bersandi syarak, syarak bersandi kitabullah. Jika ada urusan kaum atau keluarga bisa dimusyawarahkan di rumah gadang. Jika telah selesai bermusyawarah atau tiba waktu sholat maka mereka segera ke masjid untuk sholat berjamaah.

Sekolah Tenun

Bukan hanya itu wujud kepedulian Mufidah terhadap kampung halaman. Mufidah juga mendirikan Sekolah Tenun di Lintau. Di sekolah tenun itulah para ibu dan kaum remaja warga Sumatera Barat belajar menenun. Kepandaian menenun menjadi sumber tambahan penghasilan keluarga selain dari bertani.

Masyarakat Sumatera Barat antusias dan mengapresiasi pendirian Sekolah Tenun. Di luar aspek sosial dan ekonomi, pendirian Sekolah Tenun sekaligus memiliki makna besar dalam kegiatan pelestarian budaya tenun yang usianya sudah berabad-abad dan hampir dilupakan generasi sekarang.

Objek Wisata

Nah kembali ke Rumah gadang Mufidah Jusuf Kalla di Lintau. Keberadaannya, tak pelak menjadi salah satu destinasi wisata “tak resmi”. Tak jarang, para pelintas berhenti di depan rumah itu untuk sekadar berfoto dan ber-selfie. Maklumlah, objek rumah indah itu memang sangat instagramable.

Sekadar Anda ketahui, Tanah Datar memiliki banyak objek wisata yang memanjakan indera penglihatan. Sebut saja misalnya, Istana Pagaruyung, Danau Singkarak, Benteng Van der Capellen, Panorama Tabek Patah, Kincir Air Talawi, Nagari Tuo Pariangan, Air Terjun Lembah Anai, dan masih banyak lagi.

Tanah Datar juga dikenal sebagai “Nagari” yang paling maju, di samping Koto Gadang di Kabupaten Agam. Dari daerah Tanah Datar juga banyak lahir para pemimpin politik sejak zaman pra kemerdekaan.

“Dokter pertama Indonesia dari Tanah Datar, namanya dr Saleh. Beliau adalah orang tua dari Chaerul Saleh, Ketua MPR RI yang pertama, serta menduduki berbagai jabatan Menteri hingga Wakil Perdana Menteri di era Presiden Sukarno,” papar Syahrul Udjud.

Tokoh Tanah Datar yang lain, di antaranya Ahmad Khatib Datuk Batuah, seorang ulama dan pejuang kemerdekaan Indonesia pada awal abad ke-20.

Kuliner Ikan Sasau

Selain itu, Tanah Datar juga dikenal sebagai surganya kuliner Minang. Kuliner Tanah Datar, secara khusus banyak diburu para wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Barat. Beberapa kuliner khas Tanah Datar di antaranya Pangek Simawang. Pangek Simawang adalah makanan yang menggunakan ikan Sasau khas Danau Singkarak sebagai bahan utama.

Menu lain adalah sate didong. Sekilas mirip sate padang yang Anda sering lihat. Akan tetapi, cita rasanya jauh berbeda. Bahan kuliner yang satu ini dari daging sapi biasa yang ditaburi bawang di atasnya. Sate ini dilumuri kuah kuning yang harum dan memiliki cita rasa mantap.

Yang tak boleh Anda lupakan, adalah dadiah, kuliner khas yang menggunakan susu murni sebagai bahan utama. Olahan susu kerbau yang sebelum dikonsumsi dimasukkan terlebih dahulu ke dalam tabung bambu. Biasanya dadiah dihidangkan bersama ampiang dan gula enau yang terkenal sehat dan legit. Saat mampir di rumah kerabat Doni Monardo, saya sempat mencicipi dadiah. Rasanya mirip keju.

Tentu masih sangat banyak menu lain yang bakal menggoyang lidah Anda. Itu pula yang membuat saya ingin kembali ke sana. Selain singgah di Rumah Gadang Mufidah Jusuf Kalla, sekaligus berburu kuliner lezat khas Minang di kesejukan hawa Lintau, Tanah Datar.

Sarang Hujan

Bicara Tanah Datar tempat rumah gadang Mufidah, kita sontak ingat Padangpanjang. Dua daerah ini hanya berjarak 28 km. Tidak terlalu jauh. Tidak heran jika keduanya memiliki topografi yang relatif sama. “Padangpanjang adalah kota yang berbahagia,” demikian tulis Ali Akbar Navis, pengarang ‘Robohnya Surau Kami’ yang fenomenal itu.

Mengutip AA Navis: di sana ada batu kapur yang memberi hidup, ada sawah, ada sungai yang memberi hidup, ada rel kereta yang memberi hidup “walau kadang orang mati juga dilindasnya,” kata Navis lagi.

“Di kota kecil ini,” tulis Navis pula, “air berlebihan. Hingga ke mana pun kita bertandang, perempuan atau gadis-gadis cepat-cepat menyediakan minuman bagi kita.”

Akan halnya Padangpanjang, maka Tanah Datar pun merupakan kota kecil yang berada di kaki gunung-gunung raksasa. Ada Gunung Singgalang di barat, ada Gunung Marapi di timur, ada Gunung Tandikek agak ke barat daya.

Untuk kita ketahui bersama, ternyata bukan hanya Bogor yang dikenal sebagai “kota hujan”, tetapi juga Tanah Datar. “We wonen hier in een regennest, Meneer!” kata seorang pelancong Belanda pada akhir abad ke-19. Yang artinya kurang lebih, “Kami tinggal di sarang hujan di sini, pak!”

Tarian Gempa

Doni Monardo, pria berdarah Minang yang saya kenal sejak berpangkat Mayor di tahun 97-an itu, pernah menjabat Kepala BNPB 2019-2021. Ia bercerita ihwal keistimewaan rumah gadang. Disebut istimewa karena rumah gadang yang benar, pasti tahan gempa.

Apa daya. Roda zaman terus berputar. Satu per satu, rumah gadang yang berusia di atas 100 tahun, mulai lapuk. Sebagian berhasil direnovasi, sebagian roboh dan diganti konstruksi rumah beton. Karena itu, Rumah Gadang mulai jarang ditemui di daerah perkotaan. Akan tetapi, Anda bisa menjumpainya di nagari.

Betapa Rumah Gadang ternyata juga mewarisi kecanggihan leluhur dalam membuat konstruksi rumah tahan gempa.

Kita mengetahui, bahwa Padang (Sumatera Barat) berada di zona subdiksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia. Hal ini memberikan kontribusi tektonik di laut maupun di daratan Pulau Sumatera. Tak heran bila di sana, sering terjadi gempa bumi. Rumah Gadang (yang benar) adalah rumah tahan gempa.

Saya mengulik lebih jauh referensi seputar rumah gadang. Ternyata, bangunan rumah tradisional ini dibina dari tiang-tiang panjang. Bangunan rumah dibuat besar ke atas, namun tidak mudah roboh oleh goncangan.

Seluruh tiang Rumah Gadang tidak ditanamkan ke dalam tanah, tetapi bertumpu ke atas batu datar yang kuat dan lebar. Pada pertemuan antara dasar tiang dan batu dilapisi tumpukan ijuk.

Seluruh sambungan setiap pertemuan tiang dan kasau (kaso) besar tidak memakai paku, tetapi memakai pasak yang juga terbuat dari kayu.

Alhasil, saat gempa mengguncang bumi, rumah gadang akan bergeser secara fleksibel seperti menari di atas batu datar tempat tiang itu berdiri. Begitu pula setiap sambungan yang dihubungkan oleh pasak kayu juga bergerak secara fleksibel.

Benar sekali pepatah “alam takambang jadi guru”.

Salam sehat dari Lintau.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

News

Mahasiswa Universitas Mercu Buana Ciptakan Teknologi Digital Pendeteksi Kekerasan Seksual

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24.co.id – Masalah kekerasan seksual masih menjadi isu krusial di tengah masyarakat, termasuk di lingkungan pendidikan. Tingginya angka kekerasan seksual juga terjadi pada anak-anak selama tahun 2022 yang mencapai 9.588 kasus. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyebut Indonesia darurat kekerasan seksual terhadap Anak. Sementara Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) selama tahun 2022 mencatat terjadi 117 kasus kekerasan seksual terjadi di lingkungan pendidikan dalam berbagai jenjang. Menyadari situasi tersebut mahasiswa Reny Novianti, Beliana Fajriana dan Calvin Prasetyo dari Fakultas Ilmu Komputer Prodi Sistem Informasi, Universitas Mercu Buana (Fasilkom UMB) menciptakan alat bernama Smart Integrated Sex Harassment Protecting (STRESSING) Aplikasi Cerdas Terintegrasi untuk Perlindungan Pelecehan Seksual melalui smartphone.

Menurut Reny dan kawan-kawan kasus pelecehan seksual di Indonesia yang sudah cukup meresahkan ini terjadi karena kurangnya kesadaran dan edukasi pada masyarakat di Indonesia.  Korbannya pun tidak hanya perempuan saja tetapi laki-laki dan juga anak-anak. “Meskipun ada fasilitas pengaduan, korban pelecehan seksual masih sulit untuk melapor karena takut atau trauma. Terlebih lagi di Indonesia adanya budaya menyalahkan korban, yang membuat korban tindak pelecehan seksual memilih untuk diam dan memendam pengalaman pahitnya itu sendirian. Saya dan tim berpikir bahwa kasus pelecehan seksual ini dapat terbantu dengan media seperti aplikasi cerdas terintegrasi yang dapat memberi perlindungan dan membantu para korban pelecehan seksual di Indonesia.”

STRESSING ini dilengkapi dengan sensor suara dan alarm yang berfungsi ketika korban dalam keadaan berbahaya. Alat ini otomatis akan berbunyi untuk menakuti pelaku kejahatan dan akan mengirimkan sinyal bahaya ke pihak yang terhubung. “Aplikasi ini memiliki mitra yang akan terhubung dengan lembaga pemerintahan yaitu Kementerian Pemberdayaan dan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA), Komnas Perempuan, aparat penegak hukum atau kepolisian, dan Non Governmental Organization (NGO) terkait yang bergerak pada perlindungan dan penanganan kasus kekerasan dan kejahatan seksual.

Alat bernama Smart Integrated Sex Harassment Protecting (STRESSING) itu menjadi juara Favorit I dalam Pekan Inovasi Universitas Mercu Buana 2023. Pekan Inovasi Mahasiswa Universitas Mercu Buana 2023 ini memiliki tema “Inovasi Tanpa Batas” bertujuan menjadi wadah aspirasi inovasi mahasiswa terhadap permasalahan-permasalahan di tengah masyarakat.

“Kehidupan ini masih bisa berjalan ratusan tahun hingga hari ini karena adanya sebuah inovasi. Kalau lah inovasi itu mati maka berbarengan dengan itu kehidupan juga akan selesai. Oleh karena itu, inovasi tidak boleh berhenti inovasi harus terus berjalan sesuai dengan keadaan kondisi situasi zaman yang berlaku,” ucap Bapak Prof. Dr. Andi Adriansyah M.Eng, Rektor Universitas Mercu Buana saat memberi sambutan acara Puncak Pekan Inovasi Mahasiswa Universitas Mercu Buana 2023.

Selain Smart Integrated Sex Harassment Protecting (STRESSING), pekan inovasi juga menghasilkan berbagai inovasi lainnya, antara lain; Mouse Pad Extender (Pemenang Utama dari Fakultas Teknik Prodi Teknik Industri), Terragrow Real-Time Plant Monitoring and Automated Watering System with Lot Technology (Pemenang Terpilih dari Fakultas Teknik Prodi Teknik Elektro), Deteksi Gerakan di Sawah untuk Mengusir Hama Padi (Pemenang Harapan dari Fakultas Ilmu Komputer Prodi Teknik Informatika). Sementara Pemenang Favorit I, II, III, IV selain Smart Integrated Sex Harrassment Protecting (Stressing), ada  Mix Material pada Lumpang dan Alu melalui Metode Atumics (Fakultas Design dan Seni Kreatif prodi Design Produk), Pemanfaatan Limba Ampas Serat Tebu sebagai Komposit Pembuatan Partisi Grc (Fakultas Teknik prodi Teknik Industri), dan Pemanfaatan Loofah/Serat Gambas untuk Produk Perlengkapan Alat Mandi (Fakultas Design dan Seni Kreatif prodi Design Produk).

Maraknya kasus pelecehan seksual di lingkungan pendidikan juga direspon Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dengan menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No 30 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi.

Continue Reading

News

HUT Binjai ke-151 Tahun, SMSI Gelar Olahraga Voli Bersama TNI-POLRI dan Masyarakat

Avatar

Published

on

Foto: Tengah Ketua SMSI Binjai-Langkat Siswanto Ihsan SE diabadikan bersama TNI-POLRI dan Masyarakat saat menggelar olahraga bola voli. ()

Binjai, koin24.co.id – Guna memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Binjai yang jatuh 17 Mei 1872-17 Mei 2023 mendatang, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) gelar olahraga bola voli bersama TNI-POLRI dan Masyarakat, bertempat di Lapangan Merdeka, Jalan Vetran, Kelurahan Tangsi, Kecamatan Kota Binjai, Minggu (14/3/23).

Dalam olahraga bola voli tersebut, Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) yang diamanahkan Oleh Pengurus SMSI Pusat dan SMSI Sumut tampak dipimpin oleh Ketua SMSI Binjai-Langkat Siswanto Ihsan SE, walapun keadaan kondisinya beberapa waktu lalu sakit dan mulai membaik tersebut beliau mendapatkan posisi sebagai Quicker yang bertugas menyerang bola-bola cepat dengan keadaan hanya sekitar 0-50 cm diatas net.

” Mewakili Keluarga Besar Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) se-Indonesia pastinya bangga menggelar olahraga bola voli bahkan diikut sertakan dalam latihan sebagai Quicker bersama TNI-POLRI dan juga Masyarakat. Kemarin sewaktu kedatangan Ketum dan rombongan SMSI Pusat kunjungan kerja (Kungker) ke Sumut saya tidak dapat hadir dikarenakan sakit mungkin karena cuaca tidak menentu. Olahraga bola voli ini mungkin dapat menambah stamina dalam tubuh sehingga kedepannya dapat sehat seperti sedia kala. Dengan digelarnya olahraga voli pada pagi ini Masyarakat Kota Binjai dapat merasakan keberadaan SMSI ditengah-tengah seluruh elemen, bahkan SMSI ikut serta merayakan HUT Kota Binjai ke-151, ini adalah bukti kontribusi SMSI,” ujar Siswanto Ihsan SE, (14/5/23).

Dengan nada sama, TNI-POLRI dan Masyarakat yang ikut serta olahraga bola voli digelar SMSI mengucapkan terima kasih serta memberikan apresiasi kepada Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) sudah menggelar olahraga bola voli untuk memeriahkan HUT Kota Binjai.

” Ada beberapa set permaian tadi antara SMSI, TNI-POLRI dan Masyarakat dengan skor akhir berimbang 3-3. Permainan sangat imbang. Apresiasi yang setinggi tingginya kepada SMSI Pusat, SMSI Sumut, SMSI se-Indonesia, yang mana sudah menggelar olahraga bola voli untuk meriahkan HUT Kota Binjai ke-151 Tahun. Semoga SMSI seperti posisi Quicker diperankan oleh SMSI Binjai-Langkat yang mana posisi ini amatan kami posisi bola cepat seperti Perusahaan yang bergabung di SMSI, cepat dan tepat menyajikan berita yang sangat luar bisa, kami berharap olahraga bola voli ini terus dibina oleh SMSI agar kedepannya kami Masyarakat dapat menjalin tali silaturahim sesama atlet,” tutup Rio atlet olahraga bola voli Kota Binjai, (14/5/23).

Continue Reading

News

Komisi VII DPR RI Minta Pelaksanaan Pekerjaan Survei Seismik 3D ABAB di Sumsel Diaudit

Avatar

Published

on

Anggota Komisi VII DPR RI, Julian Gunhar mengungkapkan bahwa Tim Kunjungan Kerja komisi VII DPR RI meminta untuk dilakukan audit terkait proses pelaksanaan pekerjaan survei seismik 3D oleh PT Daqing Citra di Wilayah kerja Pertamina EP Zona 4.

“Kedatangan Kami, Komisi VII DPR RI ke Sumatera Selatan khususnya ke PT Pertamina Hulu Rokan kali ini untuk memastikan sejauh mana progress proyek survei seismik 3D ABAB ini,”ungkap Julian usai pertemuan dengan Dirjen Migas, SKK Migas, Dirut PT Pertamina hulu Rokan, dan PT Daqing Citra di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (5/5).

Dijelaskannya proyek survei seismik 3D ABAB ini merupakan salah satu proyek pengeboran sumur baru oleh Pertamina yang ditujukan untuk meningkatkan lifting minyak sebagaimana yang ditargetkan Pemerintah sebesar satu juta barel per hari.

“Dari pertemuan ini terungkap bahwa Proyek Seismik yang pengerjaannya dilakukan oleh pihak swasta dalam hal ini PT Daqing Citra dalam paparannya diketahui pengerjaan baru sekitar sebelas persen. Padahal ditargetkan akan selesai per 23 Agustus 2023 ini. Dengan sisa waktu yang kurang lebih hanya tiga bulan lagi ini, kami pesimis proyek ini akan selesai sesuai target,”tegasnya.

Oleh karena itu, Politisi dari Fraksi PDI Perjuangan ini meminta agar BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) mengaudit pelaksanaan pekerjaan survei seismik 3D oleh PT Daqing Citra ini. Mengingat pendanaan proyek ini menggunakan anggaran negara lewat cost recovery.

Tidak hanya itu, dalam kunjungan kerja yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Bambang Hariyadi dan dihadiri juga oleh anggota Komisi VII DPR RI, Syaikhul Islam ini juga meminta PT Pertamina Hulu Rokan untuk menunda pembayaran kepada PT Daqing Citra sampai audit oleh BPKP selesai.

“Kami, Komisi VII DPR RI juga akan melakukan pendalaman melalui RDPU (rapat dengar pendapat umum) dengan PT Daqing dan tentunya PT Pertamina Hulu Rokan terkait proyek survei seismik 3D ABAB inidalam waktu dekat,”pungkasnya. (Ayu)

Continue Reading
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terpopuler