Connect with us

Lifestyle

Siapa Peduli Mereka

Redaksi KOIN24.CO.ID

Published

on

Belasan anak masih berlalu-lalang dengan berbagai aktivitas. Padahal waktu pada smartphone saya sudah menunjukkan pukul 00.30 WIB.

Sebagian membawa tissue dan ditawarkan kepada orang yang dijumpai. Lainnya mengamen menggunakan gitar kecil.

Ada juga yang keliling dengan orang tuanya. Sang ibu bernyanyi dengan loud speaker kecil, sedang si anak menyodorkan kantong untuk saweran.

Pemandangan seperti ini hampir setiap malam bisa disaksikan. Bahkan hingga dinihari masih terlihat di Mangga Besar, Jakarta Barat, daerah Kang Ouw yang tak pernah mati.

Mereka sekarang sudah memodifikasi kegiatannya. Dulu, semata meminta kepada pekerja dan pengunjung tempat hiburan malam karena itu sering ditertibkan atau ditangkap Satpol PP.

Sekarang, mereka berdalih jualan tissue atau mengamen. Tidak sedikit yang mengedarkan list sumbangan untuk atau atas nama yayasan yatim piatu.

Bila mencari uang sampai dinihari, apakah mereka sekolah. Padahal usia mereka adalah wajib belajar yang seharusnya sudah berada di rumah untuk istirahat.

Dua anak yang ada pada foto ini berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kakaknya yang laki-laki, adiknya perempuan, keduanya kerap setiap malam hidup di lingkungan tempat hiburan malam.

Mereka berdua sedang menikmati makan tengah malam. Saya sebut tengah malam karena saat dijumpai sudah pukul 00.30 WIB. Mereka rehab setelah keliling jualan tissue. Saat ditanya apakah masih sekolah, tak menjawab.

Anak yang lain mengaku sudah tidak sekolah lagi karena harus membantu mencari nafkah. Orang tuanya tidak memiliki penghasilan yang cukup untuk hidup di Jakarta. Pendapatan mereka sekitar Rp 50 ribu per malam pun tak cukup untuk makan sekeluarga.

“Tidak tentu om. Kalau lagi banyak orang baik, dapatnya banyak juga. Paling lima puluh ribu lah,” kata mereka bergantian.

Salah satu anak perempuan berusia belum tujuh tahun, terus menawarkan tissue kepada dua orang dewasa yang sudah menikmati duren. Namun tissue yang ditawarkan tak dibeli, si anak tetap menawarkan sampai kedua lelaki itu meninggalkannya.

Saya tidak tahu anak-anak ini urusan siapa dan siapa yang mau peduli. Mereka setiap malam berada di sekitaran Lokasari, Mangga Besar Raya dan Mangga Besar 8, Jakarta Barat.

Semoga Gubernur Anies Baswedan yang memimpin Jakarta atau Presiden Jokowi dapat mencari solusi untuk mereka yang seharusnya menjadi penerus bangsa.

Continue Reading
Click to comment

You must be logged in to post a comment Login

Leave a Reply

Lifestyle

Lawatan PWI Pusat ke Tiongkok: Kaktus untuk Lalapan dan Obat Panjang Umur

Berman Nainggolan Lumbanradja

Published

on

Pengurus PWI Pusat Untung Kurniadi bersama Direktur Utama Changqingshu, Wang Jiayan yang didampingi manajernya, Chenxia.

Daqin,Tiongkok, Koin24.co.id – Tanaman kaktus banyak ditemui di Indonesia. Di Tiongkok kaktus dibudidayakan, dan dikembangkan untuk obat, bahan kosmetik, teh, dan sayuran hijau.

Bahkan mengkonsumsi kaktus diyakini bisa memperpanjang usia. Karena itu, orang-orang usia lanjut di Tiongkok belakangan ini banyak yang mengkonsumsi kaktus.

Aneka masakan sayuran dari daun kaktus.

Penjelasan manfaat kaktus disampaikan oleh Direktur Utama Changqingshu, Wang Jiayan ketika menerima rangkaian lawatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) di ladang kaktus di Datong, Daqing, Provinsi Heilongjiang, Tiongkok Utara,pada Rabu, (16/10/2024).

“Terima kasih atas kunjungan organisasi pers dari Indonesia,” kata Direktur Utama Changqingshu, Wang Jiayan yang didampingi manajernya,
Chenxia, ketika mengawali sambutannya.

“Budidaya kaktus di sini sudah menjadi bisnis besar untuk keperluan makanan tambahan guna mengendalikan kadar gula darah bagi penderita diabet dan kolestrol,” tutur Wang Jiayan.

Bukan hanya itu, kata dia, kaktus juga untuk lalapan yang diyakini dapat memperpanjang umur. Bahkan bisa juga untuk bahan kosmetik, jus, dan pengganti teh.

“Kaktus di Tiongkok dikenal sebagai makanan sayuran untuk panjang umur,” kata Wang Jiayan lagi.

“Apa bisa kaktus untuk memperkuat berhubungan badan suami-istri?,” tanya salah seorang delegasi dari PWI.

Wang Jiayan tersenyum sebelum menjawab. Awalnya tidak bersedia menjawab, tetapi setelah selesai pertemuan, dia secara pelan-pelan menuturkan, “Tentu saja bisa begitu. Kalau gula darah terkendali, urusan ranjang bisa harmonis”.

“Saya menggeluti bisnis ini sudah 24 tahun. Penjualannya sementara ini 90 persen di dalam negeri Tiongkok, selebihnya diekspor ke Australia,” tuturnya.

Perusahaan ini punya 16 green house yang setiap tahunnya menghasilkan 300 ton daun kaktus sebagai bahan pangan, obat, kosmetik, dan teh.

Enaknya bisnis kaktus bibitnya hanya sekali tanam. Batangnya dibiarkan tidak dipotong setiap dilakukan pemotongan daun. Dan, setiap batang akan tumbuh daun lagi.

“Batang kaktus ini kami tanam 24 tahun lalu. Sekali tanam saja. Kalau dibiarkan tidak dipotong bisa mencapai 10 meter. Tapi karena dipotong terus tiap bulan, tingginya hanya segini. Sebatas atap rumah kaca,” tutur Wang Jiayan yang mengambil ladang kaktus di Datong yang berhawa dingin.

PWI dalam lawatan ke ladang kaktus diwakili Mohammad Nasir (Bendahara Umum PWI Pusat), Untung Kurniadi Effendi (Ketua Bidang Aset), dan Zainal Helmie Masdar (Ketua PWI Kalimantan Selatan). Sementara delegasi organisasi perusahaan pers Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dipimpin langsung oleh ketua umumnya,Teguh Santosa.

“Terima kasih dalam lawatan, kami didampingi pengurus asosiasi wartawan Tiongkok, All China Journalists Association (ACJA) Wang Xin, wartawan China Media Grup, staf ACJA Li Zhuoqi, dan Ketua ACJA Daqin Li Hejing,” kata Nasir yang mewakili PWI Pusat.

Menurut Nasir, pihaknya mengapresiasi usaha kaktus ini antara lain karena mempraktikkan nilai kemanusiaan. Semua karyawannya direkrut dari kalangan lemah secara ekonomi dan fisik.

Para pekerjanya antara lain anak yatim-piatu dan mereka yang berkebutuhan khusus karena keterbatasan fisik.

Continue Reading

Lifestyle

New normal panduan latihan fisik di tempat umum

Redaksi KOIN24.CO.ID

Published

on

Continue Reading

Lifestyle

Berdayakan Masyarakat Terdampak Covid-19, BPN Banten Peduli Gulirkan Program Padat Karya

Berman Nainggolan Lumbanradja

Published

on

Koin24 BANTEN – Untuk membantu masyarakat dan petani terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19, BPN Banten Peduli melaksanakan program padat karya di sektor perkebunan berupa penanaman Pepaya California dengan memanfaatkan lahan tidur seluas 1 hektare milik pemerintah desa di RT005/RW002, Desa Selaraja, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak.

Menurut Kakanwil BPN Banten Andi Tenri Abeng, kegiatan penanaman perkebunan Pepaya California di tengah Pandemi Covid-19 ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatan ekonomi masyarakat di pedesaan, dengan program padat karya tunai yang melibatkan masyarakat(petani).

Bantuan yang diberikan itu mulai dari pembukaan lahan, pengolahan tanah, penanaman. Seluruh biaya ditanggung oleh BPN Banten Peduli,termasuk pembelian bibit dan pupuk, upah kerja pegawai, perawatan tanaman hingga masa produksi.

“Ini adalah salah satu upaya kami membantu masyarakat dan petani yang terdampak krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Melalui program padat karya, Alhamdulilah, bupati Lebak beserta jajarannya sangat mendukung program ini, dan untuk itu, kami mengucapkan terimakasih atas dukungan perhatian dari Pemerintah Kabupaten Lebak dalam upaya mensejahterakan warganya,” terang Andi Tenri Abeng, Selasa (12/5) lalu.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian Kabuputen Lebak Rahmad Yuniar menyampaikan, bahwa Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak akan mendampingi petani budi daya Pepaya California binaan Kantor Wilayah BPN Provinsi Banten melalui program padat karya BPN Banten Peduli.

“Dinas Pertanian Lebak akan mendampingi kelompok tani binaan BPN Banten Peduli dalam mengembangkan budi daya Pepaya California di lahan tidur milik aset Desa Selaraja,” terang Rahmat Yuniar saat mendampingi Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Banten Andi Tenri Abeng saat meninjau lahan akan dijadikan kebun Pepaya California.

Menurut Rahmat, pihaknya akan menginstruksikan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) pada Kecamatan Warung Gunung untuk mengontrol kebun Pepaya California binaan BPN Banten Peduli tersebut secara rutin lantaran para petani yang jadi binaan BPN Banten Peduli itu merupakan korban PHK akibat pandemi Covid-19 yang dirasa belum berpengalaman.

Sementara Samsudin, Ketua Kelompok Tani Berkah Jaya yang juga ketua RT005 pada Desa Selaraja, Kecamatan Warunggunung, Kabupaten Lebak mengaku sangat berterimaksih adanya bantuan program padat karya yang digulirkan oleh BPN Banten Banten ke daerah tersebut.

Sehingga warganya yang terkena PHK atau dirumahkan akibat dampak dari Pandemi Covid-19 kini bisa memiliki penghasilan untuk menghidupi keluarga.

Emboy Cahyana, Kepala Desa Selaraja mendukung penuh program padat karya perkebunan Pepaya California di lahan tidur di desa yang dia pimpin. Dia berharap agar masyarakat memanfaatkan program ini sebaik mungkin dan bisa menjadi proyek percontohan bagi RT lain di Desa Selaraja .

Continue Reading
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terpopuler