Connect with us

News

WHO tetapkan covid-19 pandemi, Dirjen P2P: Semua negara harus antisipasi dan respons

Avatar

Published

on

Jakarta, koin24 – Virus Korona (Covid-19) Pernyataan World Health Organization (WHO) telah menetapkan bahwa Virus Korona (Covid-19) sebagai Pandemi sehingga mengisyaratkan kepada seluruh dunia untuk meyakini penyakit ini bisa menyerang siapa saja dan negara mana saja di dunia ini sehingga semua negara harus mengantisipasi dan memberikan respons.

Hal tersebut diungkapkan dalam pernyataan pers oleh Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan Virus Korona (Covid-19), yang sekaligus Direktur Jenderal (Dirjen) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Achmad Yurianto, di Kantor Presiden, Provinsi DKI Jakarta, Kamis (12/3) malam.

”Ini ditandai dengan satu, ini adalah penyakit baru yang kita belum tahu betul karakternya. Kemudian yang kedua, menjangkiti banyak negara dalam waktu yang bersamaan dan ada jejak epidemiologinya,” ujar Yuri, panggilan Achmad Yurianto.

Jadi, menurut Yuri, tidak ada negara ini ada yang sakit tanpa ada penyebabnya tanda ada kaitannya dengan negara lain, itu tidak ada, pasti terkait semuanya karena sudah lebih dari 114 negara dan kemudian juga menimbulkan kematian yang cukup banyak.

”Data-data seperti ini itulah sebabnya kenapa kok semua negara harus melaporkan data jumlah kasus dan sebagainya adalah dalam rangka untuk mengidentifikasi apakah ini suatu pandemi atau bukan. Dan ternyata sudah disepakati bersama bahwa ini adalah suatu Pandemi. Artinya tidak ada satu negara pun di muka bumi ini yang kemudian tidak mengantisipasinya,” ujarnya.

Menurut Yuri, ada beberapa hal yang kemudian bisa diambil keuntungan dan juga harus membuat kewaspadaan. Pertama, adalah bahwa kewaspadaan seluruh dunia meningkat, sehingga banyak sekali negara-negara yang kemudian meninjau kembali bebas Visa pada kunjungan antar negaranya.

”Kami sedang menunggu kebijakan dari Kementerian Luar Negeri seperti apa untuk kita. Tetapi artinya bahwa sekarang dalam “tidak lagi kita memberikan kemudahan, dunia maksudnya, dunia tidak lagi memberikan kemudahan untuk pergerakan orang dari suatu negara ke negara lain. Tujuannya satu, untuk mengurangi penyebaran, ini maknanya,” tambah Dirjen P2P.

Kedua, ini juga akan memberikan konsekuensi bahwa setiap negara akan bersiap-siap. Bersiap-siap di antaranya adalah mereka juga akan membutuhkan begitu banyak sarana prasarana kesehatan untuk kepentingannya. Sehingga pasti mereka akan menyiapkan berbagai macam perangkat, misalnya mereka akan mengamankan stok masker, stok APD (alat pelindung diri), stok google, dan sebagainya bagian dari itu kemudian stok obat.

”Masing-masing negara akan berusaha untuk mengamankan jumlah yang dianggap cukup oleh mereka. Termasuk di dalam konteks ini adalah mengamankan jumlah kebutuhan kit laboratorium pemeriksaan yang pasti akan masing-masing negara butuhkan,” urai Yuri.

Kementerian Kesehatan, menurut Yuri, sudah memastikan dan menyiapkan lebih dari 10.000 kit yang ini sebentar lagi juga akan ditambah lagi serta beberapa BUMN/BUMD juga sudah bisa memastikan bahwa Indonesia memiliki lebih kurang sekitar 15 juta masker.

”Tetapi ini tentunya bukan suatu jumlah yang kita anggap kurang kita anggap cukup juga enggak, artinya bahwa kita sudah punya stok,” tambahnya.

Permasalahan bagi dunia, lanjut Yuri, adalah sekarang bukan berapa stok yang disiapkan, tetapi berapa harus mengendalikan penularan ini lebih keras lagi yang satu-satunya caranya adalah tracing, contact tracing terus dilakukan dengan lebih kencang lagi dan kemudian berusaha mencari kasus positif untuk kemudian diisolasi agar tidak menjadi sumber penyebaran baru di lingkungan masyarakat.

”Oleh karena itu di dalam beberapa kasus, maka kita mulai mendapatkan laporan-laporan dari daerah tentang PDP/pasien dalam pengawasan yang semakin meningkat. Sudah barang tentu ini adalah pintu bagi kita untuk mencari kemungkinan munculnya kasus positif yang nantinya akan bisa menjadi pegangan kita untuk mengendalikan kontak maksudnya,” urainya.

2 Kasus Meninggal

Soal dua orang meninggal, Dirjen P2P menyampaikan bahwa Pemerintah belum belum memberikan indeks angka karena memang pasien ini masuk ke RSPI dalam keadaan sudah perburukan, dengan menggunakan ventilator, kemudian kondisinya sudah buruk dengan tanda-tanda sepsis.

”Dan kemudian kita sempat untuk mengambil spesimennya untuk dilakukan pemeriksaan, namun hasil spesimen belum keluar. Saya berharap tadi nungguin sore ini, tetapi belum keluar juga. Tetapi pasiennya sudah meninggal,” tambahnya.

Pasien tersebut, menurut Yuri, yang pertama adalah perempuan umur 57 tahun. ”Ini menjadi penting buat kita manakala kemudian kita pastikan virusnya positif, maka kita akan melakukan contact tracking. Sekarang sudah teridentifikasi karena memang keluarganya kooperatif, tidak ada masalah,” sambung Yuri.

Kemudian kedua, perempuan umur 37 tahun. Yuri menyampaikan bahwa pasien ini masih muda, relatif muda tapi masuk pun dalam kondisi yang sudah jelek, kiriman dari rumah sakit di luar RSPI.

”Ini juga kita sudah minta rumah sakit yang ngirim kita sudah mencoba berkomunikasi, dan mereka mengatakan awalnya pasiennya baik-baik saja kemudian setelah 2 hari, kalau tidak salah kami belum mendapatkan data lengkapnya, di rumah sakit tersebut tiba-tiba jadi nyesek, nyesek dan kemudian sesaknya semakin parah dan kemudian baru dipindahkan ke RSPI, sudah dalam keadaan gagal nafas,” sambungnya.

Di akhir penjelasan, Dirjen P2P menyampaikan bahwa pihak RSPI sudah bisa mengambil spesimennya dan mudah-mudahan besok pagi sudah bisa ada hasil-hasilnya sehingga akan ditemukan apakah kasus ini adalah kasus positif Virus Korona, karena akan ada tindak lanjutnya untuk melakukan contact tracing.

”Ini mutlak harus kita lakukan. Soalnya kalau tidak, maka akan di dalam konteks pengendalian penyebaran penularan ini menjadi sangat riskan untuk kita,” pungkas Yuri di akhir penjelasan. (FID/EN/Humas: setkab.go.id)

News

Fikom Universitas Esa Unggul Gelar Sosialisasi Strategi Tembus Jurnal Bereputasi

meldachaniago

Published

on

Jakarta, koin24.co.id – Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Esa Unggul menggelar sosialisasi bertajuk, “Strategi Tembus Jurnal Nasional dan Internasional Bereputasi” di kampus Universitas Esa Unggul, Kebon Jeruk, Jakarta pada Jumat (3 Mei 2024). Acara ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dosen Fikom dalam menerbitkan artikel jurnal nasional dan internasional bereputasi.

Dekan Fikom, Erna Febriani mengharapkan, kegiatan ini dapat memotivasi dosen-dosen Fikom untuk lebih produktif dalam menulis dan menerbitkan jurnal nasional dan internasional bereputasi.

“Semoga pemaparan para pemateri hari ini akan memberikan ide dan motivasi bagi para dosen Fikom dalam menulis dan menerbitkan artikel jurnal,” kata Erna saat membuka acara sosialisasi.

Erna mengungkapkan, acara sosialisasi ini juga diharapkan dapat melahirkan kolaborasi penelitian para dosen Fikom dengan dosen dari kampus di luar Universitas Esa Unggul.

Dosen Pascasarjana Ilmu Komunikasi, Fisip, Universitas Indonesia, Irwansyah mengatakan, ada banyak hal yang bisa menjadi motivasi para dosen untuk menembus jurnal internasional dan nasional bereputasi. Di antaranya adalah memenuhi kewajiban Beban Kerja Dosen (BKD), sebagai luaran hibah penelitian, dan sebagai syarat kenaikan jabatan fungsional akademik.

“Selain itu juga keuntungan bagi dosen menulis artikel jurnal internasional dan nasional bereputasi adalah dosen dapat membentuk jejaring komunikasi, memenuhi kewajiban rekognisi, dan mendapatkan insentif,” urainya.

Menurut Irwansyah, dalam menulis artikel jurnal dapat dimulai dari topik yang paling ringan atau fenomena yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini bisa menjadi strategi dalam menumbuhkan kesabaran dalam menulis artikel jurnal.

“Dalam tahap membiasakan menulis jurnal, cari topik yang ringan dulu seputar kehidupan atau kegiatan sehari-hari. Selain itu targetnya yang penting terbit dulu jurnalnya, tidak usah pikirkan apakah akan terbit di jurnal terindeks sinta atau scopus. Terpenting pokoknya jurnal kita terbit, sehingga tidak ada beban bagi kita dalam menulis jurnal,” urainya.

Kepala Lembaga Penerbitan, Universitas Esa Unggul, Erwan Baharudin, saat memaparkan materinya mengatakan, sebelum mengirim artikel ke penerbitan jurnal ada beberapa hal yang harus diperhatikan, di antaranya sesuaikan nama penulis dengan akun ID Orcid, dan koordinasikan dengan tim peneliti atau penulis jurnal.

“Di samping itu juga pastikan paper kita jangan diupload di internet, seperti repository, media sosial. Kemudian lakukan pengecekan similarity artikel, dan sesuaikan artikel yang kita tulis dengan template jurnal yang dituju,” urainya.

Wakil Rektor Bidang Riset, Pengembangan dan Inovasi, Universitas Esa Unggul, Rian Adi Pamungkas mengatakan, kegiatan penelitian merupakan salah satu dari tiga kewajiban yang harus dilakukan dosen selain mengajar dan pengabdian masyarakat. Hasil penelitian maupun kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas) diterbitkan dalam publikasi jurnal.

“Muara dari hasil penelitian dan abdimas yang dilakukan dosen adalah untuk meningkatkan Sinta skor, IKU Perguruan Tinggi, BKD dosen, dan akreditasi fakultas maupun universitas, sebab itu dosen minimal satu tahun sekali harus menerbitkan satu artikel jurnal,” ujarnya.

Untuk mendukung publikasi dosen Universitas Esa Unggul, Rian menjelaskan, bahwa dosen dapat memperoleh dana bantuan penelitian dan abdimas sesuai skema, bantuan biaya proofread dan submission fee, serta bantuan konferensi luaran litabmas dan insentif. ***

Continue Reading

News

Mendagri Tito Karnavian Minta PWI Ikut Sosialisasikan Pilkada Damai

Avatar

Published

on

By

Jakarta, koin24.co.id – Pengurus PWI Pusat beraudensi dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Kamis (2/5/2024) pagi, bertempat di ruang kerja Mendagri.

Audiensi tersebut bertujuan untuk menjajagi kerjasama PWI dan Kemendagri untuk kampanye Pilkada Damai terkait Pilkada yang melibatkan 37 provinsi dan 415 Kabupaten, 93 Kota sehingga totalnya 545 yang berlangsung serentak pada 27 November mendatang, dengan melibatkan seluruh pengurus dari 38 PWI Provinsi se Indonesia ditambah satu cabang khusus, PWI Solo.

Mendagri dalam kesempatan itu menilai sukses Pemilu Pilpres dan Pileg pada Februari lalu tidak lepas dari peran pers, yang mampu mengawal hajatan nasional itu sehingga minim gesekan sampai pada selesainya gugatan di Mahkamah Konstitusi.

Tito mengharapkan pers dapat menjalankan fungsinya sebagai penyampai informasi, edukasi dan kontrol sosial secara optimal. Selain itu, tambahnya, pers diharapkan dapat menjalankan fungsi kontrolnya, mengawasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk penyelenggara pemilu, yakni KPU dan Bawaslu, agar melakukan tugasnya sesuai harapan masyarakat yakni menjadi wasit yang adil dan independen dari kepentingan siapapun.

Sementara Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun mengatakan bahwa Keberhasilan PWI mendatangkan tiga Calon Presiden untuk menyampaikan visi misi di hadapan anggota PWI baik secara offline maupun online untuk anggotanya di 38 provinsi (plus Solo) dapat diterapkan pula untuk Pilkada Gubernur maupun Bupati Walikota.

Dengan meningkatkan kapasitas wartawan khususnya anggota PWI, mereka diharapkan dapat menghasilkan karya jurnalistik berkualitas sesuai Surat Edaran Dewan Pers Nomor 01/SE-DP/XII/2022 tentang Kemerdekaan Pers yang Bertanggung Jawab Untuk Pemilu 2024 yang Berkualitas.

Hendry menyatakan, PWI berencana melakukan pertemuan lanjutan dengan KPU dan Bawaslu agar sosialisasi Pilkada Damai dapat terlaksana. Dengan anggota mencapai 22.000an yang tersebar di seluruh 38 provinsi, PWI memiliki kemampuan untuk ambil bagian dalam pesta demokrasi ini.

Dalam pertemuan tsb Mendagri didampingi PLT Sekjen Kemendagri Komjen Pol Tomsi Tohir, PLH Kapuspen Aang Witarsa dan Karo Hukum Chandra Purwonegoro. Sedangkan Ketum PWI Pusat Hendry Ch Bangun, didampingi Sekjen Sayid Iskandarsyah, Wakil Sekjen Raja Pane, Ketua Bidang Kerjasama Sarwani, Ketua Bidang Pendidikan M Nasir, Wakil Bidang Multi Media Tatang Suherman dan Humas Herry Sinamarata.

Continue Reading

News

BPN Kota Depok Dorong Pemda dan BUMN Percepat Sertifikasi Aset demi Mencegah Sengketa Tanah dan Kerugian Negara

Berman Nainggolan Lumbanradja

Published

on

Depok, Koin24.co.id – Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Depok berkomitmen untuk mendorong Pemerintah Daerah (Pemda) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mempercepat proses sertifikasi aset.

Langkah ini diambil sebagai upaya preventif dalam mencegah sengketa tanah dan kerugian negara termasuk memutus mata rantai mafia tanah yang menjadi topik pembicaraan selama ini.

“Realisasi sertifikasi aset pemerintah, termasuk aset BUMN, menjadi salah satu strategi dalam mencegah potensi penyalahgunaan aset yang dapat merugikan keuangan negara. BPN Kota Depok sebagai kepanjangan tangan dari Kementerian ATR/BPN berperan aktif dalam proses ini,” jelas Indra Gunawan usai rapat koordinasi dengan Polres Metro Kota Depok, Selasa, (23/4/2024).

Ditambahkan Indra Gunawan, sertifikat aset juga memberikan kepastian hukum terhadap aset-aset milik BUMN. Dengan adanya sertifikat, diharapkan konflik atau sengketa pertanahan di atas tanah-tanah BUMN dapat diminimalisir.

“Kewajiban mereka (Pemda dan BUMN maupun BUMD, red) menjaga tanah yang dimiliki sebagaimana pemberian haknya,” kata Indra.

Administrasi pertanahan, sambung Indra, dikenal dengan istilah Right, Restriction, dan Responsibility (3R). Artinya, pemegang hak memiliki tanggung jawab untuk menjaga tanahnya dengan baik.

“Tanggungjawabnya tersebut menjadi domain pemilik tanah, bukan hanya masyarakat tetapi juga pemerintah. Maka, Kantor Pertanahan Kota Depok tak akan pernah bosan untuk selalu mengingatkan. Karena muaranya nanti ke kami juga jika ada gugatan, sanggahan dan sengketa yang berkaitan dengan aset tersebut,” tandas Indra.

Ditegaskan Indra Gunawan, Pemda dan BUMN, BUMD merupakan entitas yang memiliki aset dengan risiko tinggi terhadap munculnya gugatan, jika tanah tersebut tidak diamankan dan didaftarkan segera.

“Pada posisi ini BPN Kota Depok siap membantu penyertifikatan aset tanah milik Pemda, BUMN, BUMD dan stakeholder terkait sebagai bentuk sinergi dan kolaborasi dengan Kementerian ATR/BPN,” pungkas Indra Gunawan.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Terpopuler